Saya yakin, ada begitu banyak orang yang ikut andil memperjuangkan bangsa Indonesia dari kebengisan para penjajah. Namun sayangnya, tak semua orang diabadikan dalam catatan sejarah. Hanya sebagian pejuang saja yang namanya tercatat rapi dan tetap harum hingga saat ini.
Bicara sosok para pejuang, dalam buku ‘Para Penjaga Terakhir Bung Karno’ saya menemukan satu nama yang mungkin selama ini kurang familier di tengah masyarakat. Dia adalah Ngatimin, salah seorang pembela Bung Karno yang harus rela hidup menderita. Dia termasuk salah satu mantan pasukan TNI yang selama bertahun-tahun membela Indonesia.
Selama dua belas tahun Ngatimin dipenjara oleh rezim orde baru. Salah satu jasa yang diberikan oleh Ngatimin untuk bangsa Indonesia adalah turut serta menumpas pemberontakan DI/TII. Namun, semua jasanya sekaan hilang begitu saja pascaperistiwa G30S.
Sebagai seorang tentara, Ngatimin tak pernah membayangkan karier militernya harus berujung di atas sadel becak. Tahun 1957, tepatnya ketika dia duduk di bangku SMP, dia memang bercita-cita menjadi seorang tentara. Bukan tanpa sebab cita-cita itu hadir dalam benaknya. Ketika berangkat sekolah, dia melihat mayat-mayat bergelimpangan dan bersimbah darah. Saat itu, dia tahu negara kesatuan RI dalam keadaan rusuh karena pemberontakan PRRI Permesta yang dipimpin oleh Kolonel Simbolon.
Tahun 1959, dia lulus SMP dan berusaha merealisasikan mimpinya dan mendaftar sebagai tentara. Setelah lolos seleksi, dia dikirim ke SKI (Sekolah Kader Infanteri) di Pematang Siantar, Medan.
Selama lima bulan, Ngatimin berjuang mewujudkan mimpinya, hingga dia diterima di Arteri Lapangan Dua, Deli Tua. Dia bertugas memperdalam segala sesuatu yang berhubungan dengan meriam. Gampangnya, dia bergabung dalam pasukan meriam.
Sebagai tentara, Ngatimin pernah mengantongi dua tanda jasa. Pertama, dia pernah memperoleh penghargaan Kaca Perkasa. Penghargaan itu diberikan kepada tentara yang dinilai gesit di medan pertempuran dan mampu menyelamatkan kawan-kawannya. Kedua, penghargaan Satya Lencana Teladan diberikan kepada Ngatimin karena dinilai berkelakuan baik terhadap kawan, atasan, dan negara.
Itulah sebagian kisah Ngatimin, sosok luar biasa yang memiliki jasa besar bagi Indonesia yang dipaparkan dalam buku ‘Para Penjaga Terakhir Bung Karno’ karya Ozi D. Prabaswara terbitan Palapa (2014).
Sederet tokoh lain yang dibahas dalam buku ini antara lain Omar Dani, Supeni, Dr. Subandrio, dan lain-lain. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Begini Cara Kevin Diks Dongkrak Popularitas Timnas Indonesia ke Level Eropa
-
Monster 16 Speed: Ketika Kreidler Ciptakan 'Alien' di Dunia Balap Motor 4 Percepatan
-
Kumpulan Orang-orang Kaya di Indonesia, Ini Sejarah Istilah 9 Naga
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Novel Bungkam Suara: Memberikan Ruang bagi Individu untuk Berpendapat
Ulasan
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Review Film Totally Killer: Mencari Pembunuh Berantai Ke Masa Lalu
-
Review Film Aftermath, saat Terjadi Penyanderaan di Jembatan Boston
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
Terkini
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda
-
4 Rekomendasi Lagu Romantis Jadul Milik Justin Bieber, Ada Tema Natal!
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi