Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | aozora dee
Ilustrasi Etiket Menghadiri Upacara Pemakaman di Jepang [commons.wikimedia.org]

Berbicara mengenai upacara pemakaman di Jepang, saat ini ritual pemakaman yang terjadi 90% dilakukan oleh penganut Buddha. Pemakaman tradisional cara Buddhis ini merupakan kesempatan untuk orang-orang terdekat, kolega atau keluarga untuk berkumpul dan berkabung. Mengutip informasi dari laman Savvy Tokyo, ini dia ritual dan etiket menghadiri upacara pemakaman di Jepang.

Pakaian Berkabung di Jepang 

Di banyak budaya, dress code untuk menghadiri pemakaman biasanya pakaian berwarna gelap. Biru tua atau abu-abu masih diperbolehkan. Tapi, di Jepang semua pakaian harus serba hitam baik atasan dan bawahan. Untuk pria, pakaian berkabung biasanya adalah setelan jas hitam lengkap dengan dasi hitam polos. Sementara kemejanya diperbolehkan menggunakan kemeja putih polos. Selama prosesi pemakaman, disarankan untuk tidak melepas jas tak peduli seberapa panas cuaca saat itu.

Sementara itu, para wanita mengenakan gaun khusus yang juga berwarna hitam. Diperbolehkan memakai celana panjang. Pilihlah celana panjang yang menutupi seluruh kaki. Kenakan kaos kaki dan sepatu hitam formal untuk menutupi bagian kaki.

Hal-Hal yang Harus Dibawa

Juzu atau tasbih Buddha adalah barang yang wajib dibawa ketika menghadiri pemakaman. Selain itu, biasanya para pelayat membawa koden (uang belasungkawa). Aturan dasarnya adalah semakin dekat hubungan kekerabatan dengan almarhum, semakin besar nominal uang yang harus diberikan. Koden biasanya dimasukkan dalam amplop khusus yang dibungkus dengan dompet kain khusus yang disebut koden bukuro.

Sebelum Memberikan Penghormatan 

Ketika tiba di aula pemakaman atau kuil, hal pertama yang dilakukan adalah memberikan koden. Caranya adalah letakan koden di antara tangan ketika memberikan penghormatan. Setelah itu dekati altar dan nyalakan tiga dupa sambil mengucapkan doa pada almarhum. Datang lebih awal lebih disarankan agar bisa memberikan penghormatan dengan khidmat.

Dalam upacara pemakaman ini kebaktian dimulai oleh pendeta yang membacakan sutra. Semua tamu berkumpul di altar untuk berdoa bersama. Setelah itu membungkuk sekali ke sisi ruangan sambil memegang dupa di tangan. Lalu, biasanya pelayat dan orang-orang terdekat diperbolehkan mengisi peti mati dengan bunga sebagai tanda perpisahan.

Ketika pelayat pulang, mereka akan membawa persembahan belasungkawa berupa handuk tangan atau sapu tangan. Sudah menjadi kebiasaan pelayat akan diberikan garam untuk ditaburkan ke badan ketika sampai di rumah.

Nah, itulah seputar upacara pemakaman di Jepang dan etiket menghadiri upacaranya, di masa modern seperti sekarang, kebiasaan ini sudah banyak mengalami penyesuaian. Beberapa keluarga masih melanggengkan tradisi ini, ada pula yang mengadakan ritual lain untuk menghormati pelayat yang hadir pada pemakaman.

aozora dee