Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Diat Anugrah
Ilustrasi bekerja. (Pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Hustle culture adalah istilah yang tidak asing lagi dalam dunia kerja. Istilah ini menggambarkan cara bekerja seorang karyawan atau pekerja yang bekerja dengan sangat keras, bahkan jauh lebih keras dibanding orang lain. Tidak jarang, kerja kerasnya bisa melampaui batas hingga mengorbankan hal-hal lainnya.

Konsep hustle culture ini meskipun terdengar tidak menyenangkan bahkan justru menyebalkan, nyatanya banyak diterapkan oleh para pekerja dalam berbagai sektor atau bidang usaha. Hal ini tentu dilakukan bukan tanpa sebab atau tujuan. 

Berbagai alasan membuat banyak pekerja rela melakoni hustle culture, misalnya karena tuntukan atasan, keinginan untuk mendapat bonus, mencari perhatian atasan, maupun sedang mengejar jabatan. Karena alasan itulah, pekerja rela bekerja sangat keras agar mendapat yang diinginkannya.

Ciri-ciri Hustle Culture

Orang yang menerapkan budaya atau konsep hustle culture sangat mudah kita kenali dari caranya bekerja. Pertama, orang dengan konsep hustle culture akan terus bekerja keras tanpa mengenal waktu. Umumnya mereka akan bekerja melebihi waktu kerja yang diatur dalam perusahaan. Jadi ketika masuk waktu pulang, orang dengan hustle culture tidak langsung pulang melainkan masih bekerja agar mendapat hasil yang maksimal.

Selain itu, orang dengan hustle culture akan tidak kenal lelah. Jika orang lain menggunakan waktu luang untuk beristirahat atau bersenang-senang, maka mereka justru akan menggunakannya untuk bekerja atau lembur. Hal ini untuk mendapat tujuan yang diharapkan.

Kelebihan

Banyak pekerja atau karyawan yang menerapkan konsep hustle culture menunjukkan bahwa konsep ini memiliki kelebihan. Dampak yang paling sering terlihat dari penerapan hustle culture adalah performance. Performance orang dengan hustle culture cenderung jauh lebih baik dibanding yang biasa saja. Hal ini dikarenakan kerja keras yang dilakukan.

Karena performance yang baik inilah nantinya akan berdampak pada hal-hal lainnya. Misalnya mendapat bonus atau insentif hingga promosi jabatan.

Kelemahan

Meski begitu, bukan berarti hustle culture lepas dari kelemahan. Ada kelemahan dari konsep ini, yaitu membuat pekerja menjadi tidak memiliki work life balance. Kehidupannya hanya dipenuhi oleh urusan pekerjaan. Hal ini juga bisa berdampak pada kesehatan mental maupun fisik. 

Demikian beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai cara kerja hustle culture. Bagaimana menurutmu?

Diat Anugrah