Setiap orang tentu ingin sukses dan tak mau mengalami yang namanya kegagalan. Hal ini tentu dimaklumi karena kegagalan itu adalah sesuatu hal yang menyakitkan bahkan bisa membuat seseorang merasa putus asa, lalu menyerah untuk melanjutkan impian atau cita-cita dalam hidupnya.
Penting dipahami bahwa setiap kesuksesan itu biasanya berdampingan erat dengan kegagalan. Artinya, orang yang berhasil meraih sukses itu biasanya sudah kenyang dengan kegagalan demi kegagalan.
Dia akhirnya berhasil meraih sukses karena mampu melewati kegagalan dalam hidupnya dengan sikap sabar, pantang menyerah, dan menjadikan kegagalan sebagai pelajaran berharga agar ke depan berusaha untuk tidak terjebak pada kegagalan yang serupa.
Dalam buku “Intisari Kebahagiaan” (terbitan Araska 2022) dijelaskan bahwa para pakar psikolog sering mengatakan bahwa kegagalan atau kesuksesan seseorang bermula dari pikirannya sendiri.
Sebab, apa pun yang dapat diterima dan percayai oleh pikiran adalah semua hal yang dapat mudah untuk diwujudkan. Oleh karena itu, para psikolog menganjurkan kita agar mengatur pikiran kita agar selalu positif dan optimis terhadap keberhasilan masa depan.
Pikiran positif memang harus selalu kita tanamkan dalam jiwa kita. Ishad J. Sattar menjelaskan, menanamkan apa yang positif adalah upaya untuk menjadi lebih tegar dalam menghadapi kegagalan yang berulang kali.
Dalam buku ini dipaparkan lima hal yang perlu ditanamkan dalam diri kita. Namun saya akan menguraikan tiga saja. Mari disimak!
1. Masa depan ditentukan saat ini
Pada saat mengalami kegagalan, kekecewaan akan muncul dan menjebak kita dalam satu situasi saja. Hal tersebut membuat kita berpikir bahwa kita tidak akan berhasil dalam mengeksekusi.
Namun, kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan saja. Sebab, hal itu akan membuat kita terus menerus larut dalam kesedihan.
Pada dasarnya, masa lalu memang dapat memberi pengaruh bagi masa depan. Akan tetapi, pada akhirnya masa depan sangat dipengaruhi oleh keputusan kita saat ini.
Jadi, apakah kegagalan akan membangun atau menghancurkan diri kita, itu tergantung cara pandang kita saat ini. Ingatkan diri bahwa masa depan pasti akan berbeda. Jika pernah gagal, bukan berarti akan gagal selamanya. Selalu ada peluang dalam hidup ini.
2. Tidak menyalahkan diri sendiri
Situasi yang tidak sesuai dengan harapan cenderung membuat kita menyalahkan diri sendiri. Kita juga merasa bahwa kita tidak berhak mendapatkan apa pun yang kita inginkan.
Padahal, kita tahu bahwa ada hal tertentu yang memengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan, bahkan di luar jangkauan tangan kita.
Menyalahkan diri sendiri hanya akan membuat diri kita semakin terpuruk dalam kekecewaan atas kesalahan dan kegagalan. Sebaliknya, memberi menebalkan harapan dan melakukan evaluasi lebih konkret justru membuka peluang lebih lebar akan keberhasilan.
3. Gagal bukanlah hal buruk
Kebanyakan orang berpikir bahwa sesuatu yang tidak sesuai yang diinginkannya adalah hal yang buruk. Demikian pula dengan kesalahan dan kegagalan yang mereka alami dianggap sebagai hal buruk. Padahal, dari kesalahan dan kegagalan itu, kita mestinya bisa belajar untuk menjadi lebih baik.
Perlu diketahui, anggapan buruk tersebut membuat kita semakin memperburuk situasi. Sebab, pikiran kita tidak terbuka dan hanya mengunggulkan perasaan dalam menilai sesuatu.
Bukankah semakin jernih pikiran akan membuat kita mampu berbuat semaksimal mungkin? Maka menganggap kesalahan dan kegagalan adalah hal yang buruk itu keliru. Oleh sebab itu, jernihkan pikiran, lihat sisi baik dari kesalahan dan kegagalan itu.
Dalam kata pengantar buku ini, Ishad J. Sattar menguraikan bahwa kegagalan adalah pematah semangat dan pemutus harapan bagi orang yang sedang gelap hatinya.
Jika dalam kondisi tersebut, kita harus berusaha menemukan lentera untuk menerangi hati kita, sehingga kita mampu membuat perubahan yang signifikan atas penderitaan kegagalan yang kita alami. Jika tidak, maka kita tidak bakal menemukan intisari kebahagiaan.
Buku “Intisari Kebahagiaan” karya Ishad J. Sattar ini layak dibaca oleh para kawula muda yang sedang terpuruk dalam kegagalan, sebagai tambahan motivasi agar kembali bangkit untuk melanjutkan impian atau cita-citanya.
Setiap orang mestinya harus yakin, bahwa dia pasti akan bisa meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup ini.
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
-
Ulasan Buku Jadilah Pribadi Optimistis, Lebih Semangat Mengarungi Kehidupan
Artikel Terkait
-
Tak Bisa Capai Semifinal Piala Asia U-17, Timnas Indonesia Gagal Total?
-
Enam Lender Rugi Rp 1,67 Miliar, Akseleran Didesak Realisasikan Klaim Asuransi Gagal Bayar
-
Lebaran Lebih Berwarna dengan Arisan Keluarga, Ada yang Setuju?
-
Menghadapi Mental Down setelah Lebaran, Mengapa Itu Bisa Terjadi?
-
Lebaran Tanpa Mudik? Ini 9 Aplikasi Video Call Terbaik untuk Jaga Silaturahmi!
Ulasan
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
Terkini
-
BRI Liga: Borneo FC Harus Puas Berbagi Poin, PSM Makassar Nyaris Gigit Jari
-
Super Junior L.S.S. 'Pon Pon' Penuh Percaya Diri dan Bebas Lakukan Apa Pun
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri