M. Reza Sulaiman | Fachry Fadillah
Sampul Buku Novel Norwegian Wood Karya Haruki Murakami (Sumber: Dok. Pribadi)
Fachry Fadillah

Kita semua tahu bahwa masa muda merupakan masa yang indah. Sebab, pada masa itulah kita mulai mengenal dunia luar, termasuk dunia percintaan. Oleh karena itu, banyak kenangan indah yang diciptakan pada masa muda.

Berbicara tentang masa muda, pada artikel ini saya akan mengulas sebuah novel yang bercerita tentang kenangan seorang pria pada masa mudanya yang indah sekaligus tragis. Penasaran dengan ulasan novelnya? Yuk, baca artikel ini sampai selesai.

Novel tentang kenangan seorang pria pada masa mudanya yang indah sekaligus tragis yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini ialah sebuah novel karya Haruki Murakami yang berjudul Norwegian Wood. Adapun novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1987 di Jepang oleh Penerbit Kodansha dengan judul asli Noruwei no Mori.

Sementara itu, dalam bahasa Indonesia, novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2005 oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Namun, pada ulasan ini, saya akan menggunakan cetakan kedua puluh sembilan dari novel Norwegian Wood yang juga diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

Sinopsis

Novel Norwegian Wood karya Haruki Murakami ini bercerita tentang seorang pria paruh baya berusia tiga puluh tujuh tahun yang bernama Toru Watanabe. Adapun saat itu Watanabe baru saja mendarat di sebuah bandara di Hamburg, Jerman, entah untuk tujuan apa. Pada saat pesawat yang ditumpanginya telah mendarat, ia mendengar suara dari speaker di pesawat sedang memutar lagu Norwegian Wood karya The Beatles.

Seketika, ia pun teringat akan seorang perempuan yang sangat dicintainya pada masa mudanya, yang bernama Naoko. Sementara itu, Naoko bukanlah kekasih atau mantan kekasih dari Watanabe, melainkan kekasih dari sahabatnya yang bernama Kizuki. Mengenang hal tersebut, Watanabe merasa sedih.

Sesampainya di rumah, Watanabe mencoba mengingat lebih detail masa mudanya, yaitu masa ketika ia pertama kali berkenalan dengan Naoko. Setelah mengingat masa mudanya dengan susah payah, ia teringat bahwa semuanya bermula pada saat ia masih bersekolah di sekolah menengah atas, yaitu ketika ia hanya memiliki seorang teman sekaligus sahabatnya yang bernama Kizuki. Sementara itu, Kizuki, yang merupakan siswa pandai di sekolahnya, sering mengajak Watanabe ketika berkencan. Pada saat itulah Watanabe berkenalan dengan Naoko.

Masih dalam keadaan mengenang masa mudanya, Watanabe mengingat bahwa dahulu ia sering diajak oleh Kizuki ketika berkencan dengan Naoko. Hingga tibalah pada suatu hari ketika mereka selesai bermain biliar, Kizuki ditemukan tewas pada malam harinya akibat bunuh diri di garasi rumahnya. Hal tersebut tentu sangat membuat Watanabe dan Naoko terpukul, terlebih karena Kizuki tidak meninggalkan pesan atau pertanda apa pun menjelang kematiannya.

Oleh karena itu, untuk menghilangkan trauma akibat kematian sahabatnya, Watanabe memutuskan untuk berkuliah di Tokyo selepas lulus sekolah menengah atas, dan ia pun mencoba melupakan kehidupan lamanya di Kobe.

Selanjutnya, ketika mulai berkuliah di Tokyo, Watanabe tinggal di sebuah asrama. Di asramanya, Watanabe sangat menjaga jarak dari siapa pun. Ia hanya memiliki dua orang teman di asramanya, yaitu seorang anak orang kaya yang bernama Nagasawa dan seorang lelaki culun yang ia panggil Kopasgat.

Sementara itu, di kampusnya, ia pun sangat tertutup. Ia hanya memiliki seorang teman yang diam-diam menyukai kepribadiannya, yang bernama Kobayashi Midori. Untuk sementara waktu, Watanabe sempat menunjukkan ketertarikannya kepada Midori. Namun, karena merasa bahwa ia menyukai seseorang yang lain, hubungan antara Watanabe dan Midori tidak pernah jelas, meskipun belum benar-benar berakhir.

Lanjut cerita, pada suatu hari ketika hendak pergi ke toko buku di Tokyo, Watanabe bertemu dengan Naoko di sebuah kereta. Ternyata, setelah mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama, Watanabe mengetahui bahwa Naoko pun sedang menempuh pendidikan di Tokyo, dan ia tinggal seorang diri di sebuah apartemen. Setelah itu, keduanya pun sering bertemu untuk sekadar menghabiskan waktu bersama; dan diam-diam Watanabe pun mulai menunjukkan rasa sukanya kepada Naoko, meskipun Naoko belum menunjukkan tanda-tanda suka kepada Watanabe.

Singkat cerita, hubungan antara Watanabe dan Naoko semakin dekat. Namun, pada hari ulang tahun Naoko, Watanabe mengetahui bahwa Naoko memiliki trauma yang sangat hebat akibat kematian kekasihnya, yaitu Kizuki. Oleh karena itu, Naoko secara tersirat menunjukkan kepada Watanabe bahwa ia tidak bisa mencintainya, meskipun ia pun enggan untuk melepaskan Watanabe. Akhirnya, setelah kejadian itu, Naoko pun memutuskan untuk menghilang sementara waktu ke sebuah tempat rehabilitasi yang jauh dari keramaian dunia karena ia ternyata didiagnosis memiliki gangguan mental.

Akhir cerita, setelah beberapa kali mengunjungi Naoko di tempat rehabilitasinya, Watanabe mengetahui bahwa keadaan Naoko perlahan mulai membaik. Setelah itu, mereka pun semakin sering bertukar kabar melalui surat. Namun, beberapa hari sepulangnya Watanabe dari tempat rehabilitasi Naoko, ia mendapatkan surat bahwa Naoko ditemukan tewas akibat bunuh diri. Mengetahui hal tersebut, Watanabe merasa sangat terpukul.

Akhirnya, ia pun memutuskan untuk menyendiri di alam bebas untuk sementara waktu dan menulis segala hal yang telah ia alami sejauh ini. Kemudian, setelah kondisinya agak membaik, ia pun segera menyatakan cintanya kepada Midori lewat sambungan telepon. Namun, tampaknya hal tersebut ia lakukan hanya untuk melampiaskan cintanya yang tak berbalas terhadap Naoko, sama seperti halnya Naoko yang melampiaskan cintanya terhadap Kizuki kepada Watanabe.

Kelebihan Novel Norwegian Wood

Beberapa kelebihan yang terdapat dalam novel Norwegian Wood ini, menurut saya, antara lain ialah alur ceritanya yang maju-mundur. Sebab, dengan demikian, kita bisa menikmati setiap momen yang pernah dialami oleh sang narator dalam novel ini, yaitu Toru Watanabe.

Selain itu, kelebihan lain yang terdapat dalam novel Norwegian Wood ini, menurut saya, antara lain ialah penggambaran psikis para tokohnya yang sangat detail. Sebab dalam novel ini, kita akan disajikan dengan berbagai pergulatan batin yang dialami oleh para tokohnya, yaitu dengan teknik penggambaran (showing) dan bukan sekadar teknik penceritaan (telling).

Menurut saya, novel Norwegian Wood ini sangat cocok untuk kalian baca karena isinya yang sangat menghibur dan banyak mengeksplorasi pergulatan batin manusia, serta teknik penulisannya yang sangat mendetail.

Nah, itu tadi merupakan ulasan mengenai sebuah novel yang bercerita tentang kenangan seorang pria pada masa remajanya yang indah sekaligus tragis, yang berjudul Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan novel tersebut. Lalu bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik untuk membaca novel tersebut?