Buku karya Dr. Heru Kurniawan, S.Pd., M.Pd. ini, diberi judul yang lumayan panjang, yakni 30 Permainan Kreatif Anak untuk Meningkatkan Kecerdasan Bahasa. Anak judul atau tagline buku ini, tak kalah panjangnya, yaitu: Melatih Anak dalam Konsentrasi, Daya Ingat, Spontanitas, Kecapatan, Kreativitas, Mengeksplorasi Pengetahuan, Menyampaikan Ide, Pendeskripsian Diri, dan Cermat Mengidentifikasi.
Wow sekali bukan, baik judul maupun anak judulnya?!
Mungkin, pembaca bisa pusing membaca judul yang berderet-deret macam gerbong kereta api tersebut. Namun, begitu membuka isi buku, lembar demi lembar, pembaca justru akan dibuai dengan keasyikan tersendiri.
Sebab, isi buku yang dipecah ke dalam tiga bab besar, masing-masing berjudul: Permainan Kata, Permainan Kalimat, dan Permainan Menulis, menuturkan kiat-kiat praktis bagi guru dalam meng-handle pembelajaran bahasa agar lebih kreatif dan menyenangkan.
Misal, permainan kata berantai. Guru disuguhi cara praktis guna mengasah konsentrasi, kreativitas, spontanitas, dan kecepatan serta ketepatan siswa.
Pendeknya, guru mengarahkan siswa untuk menyebutkan kata yang huruf pertamanya diambil dari huruf terakhir kata yang disebutkan sebelumnya.
Umpamanya, guru menyebutkan kata mandi (huruf akhir adalah i). Siswa melanjutkan dengan kata yang diawali huruf I, seperti ikan. Siswa lain menyambung jadi nasi, itik, kolam, manusia, dan seterusnya.
Bagi siswa yang tidak terbiasa, permainan ini dapat membuat tegang, gugup, bingung. Di sisi lain, keharusan menyambung dengan cepat, dapat memicu kelucuan dan gelak tawa.
Dengan pengulangan dan pembiasaan, permainan ini bisa menjadi favorit siswa, membuat mereka cerdas dan tangkas dalam menyambung kata.
Contoh berikut. Dalam permainan melempar balas kalimat, guru dibekali kiat mengarahkan siswa agar dapat berkonsentrasi dan melatih kreativitas siswa sehingga bisa memainkan permainan ini dengan baik, lancar, juga seru. Permainan ini sendiri, ringkasnya, dilakukan dengan cara saling balas kalimat antar siswa.
Misalnya, siswa A membuat kalimat: Saya suka menyiram bunga. Siswa B membalas: Bunga kesukaanku adalah melati. Siswa C meneruskan dengan balasan: Melati tumbuh lebat di taman. Siswa D: Di taman aku bermain dengan senang. Siswa E: Senang sekali hatiku saat bertemu temanku. Siswa F: Temanku sekarang sedang sakit. Siswa G: Sakit kepala aku hari ini ... dan seterusnya.
Asyik dan menyenangkan bukan?!
Buku anggitan dosen UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto ini, dapat meruntuhkan stempel buruk, bahwa pelajaran bahasa itu menjenuhkan dan bikin ngantuk.
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Helo Gandeng CapCut, Hadirkan Tantangan Video Kreatif
-
Upgrade Skill Menulis Kreatif Anda! Tips Ini Patut Anda Coba
-
Viral Wanita Bikin Kue Tart Bentuk Sayur Asam, Hasil Super Mirip Bikin Publik Takjub
-
Warna-warni Mural Gelora Ragam Hiasi Taman Menteng
-
Jadi Pertukaran Ilmu Industri Kreatif, Bali Dideklarasikan Sebagai Fab Island
Ulasan
-
Potret Pria 50-an dalam Novel Tube: Menjadi Baik Tak Berarti Berubah Total
-
Bukan Overthinking Biasa, Ini Makna Lagu Insomnia oleh Craig David
-
The Remarried Empress: Webtoon Selir Kerajaan yang Bikin Greget!
-
Ulasan Buku Korea 'Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?'
-
Buku Sesunyi Cahaya, Puisi Pendek untuk Luka yang Panjang
Terkini
-
Pendidikan Tanpa Etika: Ketika PPDB Jadi Ajang Suap dan Jalur Belakang
-
Kartu Joker Menanti, Alice in Borderland Season 3 Rilis 25 September 2025
-
9 HP Buat Mahasiswa: Budget Pas-pasan, tapi Fitur Gak Kaleng-Kaleng!
-
Dari PPDB ke SPMB: Apakah Sekadar Ganti Nama?
-
Erick Thohir Soroti Mental Liga Indonesia All Star saat Lawan Oxford United