Misteri Hilangnya Luwur Sunan karya Fery Lorena Yani adalah novel anak teranyar terbitan Indiva Media Kreasi, Solo. Novel setebal 104 halaman ini ber-genre misteri, petualangan, dengan muatan budaya Jawa dan Islam.
Secara sinoptik, novel ini menceritakan Laras dan Widya, kakaknya, yang berangkat naik bus dari Jakarta ke Kudus, Jawa Tengah. Mereka akan mengisi masa liburan akhir semester di rumah Pakde Totok, kakak orang tuanya.
Mereka juga berencana akan menonton upacara buka luwur sunan, yakni prosesi membuka kain mori penutup makam Sunan Kudus. Makam tersebut, berada di belakang Masjid Menara Kudus dan menjadi salah satu destinasi 'wisata religi' bagi kalangan penganut Islam tradisional dan Kejawen.
Namun, baru sampai di rumah Pakde Totok, kedua kakak-beradik itu, dikejutkan dengan kabar: luwur sunan hilang dicuri. Padahal, upacara buka luwur akan dihelat beberapa hari lagi.
Alih-alih kecewa, Laras yang punya rasa ingin tahu demikian besar, justru terpacu untuk mencari tahu, ke mana raibnya penutup makam Sunan Kudus tersebut? Kira-kira siapa yang berani mencuri benda yang dianggap 'sakral' dan 'bertuah' tersebut? Dapatkah dia menemukan kain mori itu dan pelaku pencurinya?
Diam-diam, tanpa sepengetahuan Widya dan kakak-kakak sepupunya, Laras menyusuri area makam Sunan Kudus. Dia menemukan pisau lipat dengan guratan nama orang berpengaruh yang jadi sahabat pakdenya. Dia juga tanpa sengaja, memergoki sepasang laki-laki bergelagat mencurigakan, tengah berbantah di dekat makam.
Digelitik letupan rasa ingin tahu, Laras menyimpan pisau lipat itu. Dia juga bergegas membuntuti laki-laki yang tampak mencurigakan.
Laras lalu menemukan sejumlah indikasi yang mengarah ke jati diri pelaku pencurian luwur sunan. Dia memberitahukan kepada Widya dan kakak-kakak sepupunya. Tanpa sepengetahuan Pakde Totok, anak-anak itu memburu pelaku yang mengerucut kepada lokasi penyimpanan kain luwur sunan.
Tanpa disadari, aksi berani tersebut justru mendatangkan marabahaya bagi Laras dan saudara-saudaranya.
Apa Laras dan kakak-kakaknya berhasil menerjang marabahaya? Dapatkah mereka mengambil kembali luwur sunan yang hilang? Apa upacara buka luwur sunan di tanggal 10 Muharram bisa kembali terlaksana, seperti tahun-tahun sebelumnya?
Jawaban dari pertanyaan tersebut, tentu dapat ditemukan dalam novel yang disunting Ayu Wulan ini.
Secara penyajian, novel Misteri Hilangnya Luwur Sunan ini sangat menekankan aspek narasi aksi ketimbang deskripsi. Anak-anak yang menjadi tokoh penggerak cerita, terutama Laras, sangat aktif dan dinamis. Dia lari, melompat, menendang, mengintai, dan sebagainya. Ambil sebagai contoh cuplikan,
“Dengan mengendap-endap, anak-anak mendekati rumah itu. Rumah tersebut berdinding papan dengan celah di sana-sini, sehingga memungkinkan mereka untuk mengintip.” (halaman 48).
“Laras terus berlari menembus gelapnya malam menyusuri kebun singkong, bahkan beberapa kali dia terpeleset sakit takutnya. Sandalnya yang masih tebal karena tanah becek yang menempel agak memperlambat larinya. Langkahnya sempat terhenti sesaat ketika didengarnya keributan dan teriakan penuh kemarahan dari rumah yang ditinggalkannya.” (halaman 85).
Pemaparan narasi aksi yang demikian hidup, membuat novel ini terasa filmis. Kita membaca tapi serasa menyaksikan.
Segi menarik lainnya adalah muatan budaya di dalamnya. Seperti kita tahu, Kudus adalah kota yang pekat dengan akulturasi budaya Islam, Jawa, dan Hindu. Di kota ini, misalnya, tidak ada sajian kuliner berbahan baku sapi. Sebab, sapi adalah hewan yang dianggap suci dalam keyakinan Hindu. Maka hingga kini, sekalipun penganut Islam mendominasi Kudus, daging sapi tidak masuk dalam list menu makanan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
-
Ulasan Buku "Taman Tanpa Aturan": Ketika Anak-Anak Dibelenggu Banyak Aturan
Artikel Terkait
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
-
Bolehkah Puasa Saat Isra Miraj? Begini Cara Baca Niatnya
-
Model Kebangkitan Umat Islam: Cancel Culture yang Terjadi di Zaman Sejarah
-
Ternyata Tak Sekadar Cuan, Ini 5 Etika Bisnis ala Rasulullah SAW Sesuai Syariat Islam
-
Ini Hukum Merayakan Valentine dalam Islam, Apakah Dibolehkan atau Dilarang?
Ulasan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
Terkini
-
Teka-Teki Ivar Jenner, Betul Cedera atau Memang Sengaja untuk Disingkirkan?
-
Waspada Kecanduan Paylater: Digital Debt Trap yang Mengincar Generasi Muda
-
Dua Gol dalam Dua Menit! SMAN 10 Bekasi Guncang Babak Preliminary ANC 2025
-
Cara dan Syarat Lengkap Mengajukan KUR BTN
-
Suami Sebut Ngidam Tipu Daya Setan, Kartika Putri Beri Klarifikasi