Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Thomas Utomo
Kado untuk Ayah (Dokumentasi pribadi/Thomasutomo)

Kado untuk Ayah berisi sepuluh cerita pendek yang menduduki jajaran pemenang Kompetisi Menulis Indiva, Kategori Cerpen Anak Lintang.

Cerita pendek pertama, berjudul sesuai sampul, menceritakan seorang gadis kecil bernama Hanna. Ayahnya seorang pelaut yang kerap berlayar jauh hingga mancanegara. Hanna merasa tidak akrab dengan sang ayah. Setiap Ayah pulang berlibur, Ayah akan sibuk dengan kegiatannya sendiri, yakni mengurusi kendaraan antik koleksinya. Hanna jarang diajak dibicara, apalagi diajak jalan-jalan.

Maka, ketika suatu hari, Ibu mengabari kalau Ayah mempercepat kepulangan karena akan merayakan Hari Anak untuk Hanna, tokoh utama kita ini merasa heran. Kenapa? Kok tumben?

Cerita Ibu dan penuturan teman-teman sekelas, akhirnya membukakan mata kesadaran Hanna, betapa berarti Ayah yang dia miliki. Mengapa selama ini, dia tidak mengetahuinya?

Cerita pendek anggitan Ana Falesthein Tahta Alfina ini, ditutup dengan adegan manis, sesuai harapan kita semua, namun tetap logis dan meyakinkan.

Cerita pendek berikutnya Sekotak Cinta, tak kalah apik untuk dibaca. Cerita pendek susunan Mita Maudia Proviara ini mengisahkan tentang Audi yang setiap berangkat sekolah, selalu dibekali kotak makanan oleh ibunya. Lama-kelamaan, seiring bertambahnya usia, Audi merasa enggan membawa kotak bekal makanan.

Obrolannya dengan Faras, teman sekelas yang kurang akrab, membukakan kesadaran Audi, betapa besar perhatian dan curah kasih Ibu terhadapnya. Pun dengan kotak bekal makanan itu pula, Audi bisa 'memancarkan' kasih sayang kepada teman sekelasnya.

Sama seperti cerita pendek pendahulunya, Sekotak Cinta pun ditutup dengan adegan yang manis, penuh aroma persahabatan tulus.

Cerita pendek berikutnya, yang tak kalah menghangatkan hati adalah Sekotak Risol Mayo, anggitan Yusfin Rahayu. Cerita ini menuturkan potongan kehidupan Hasbi, bocah sekolah dasar yang gigih membantu ibunya berjualan panganan guna menopang ekonomi keluarga. Sebab, sang ayah, sakit sehingga tidak bisa produktif mengayuh roda ekonomi.

Suatu ketika, saat berangkat sekolah sekalian mengantarkan risol mayo, salah satu warung tujuan, tutup tanpa pemberitahuan. Hasbi bingung, hendak dikemanakan kotak berisi risol mayo tersebut?

Atas perhatian dan saran kawannya, laki-laki, Hasbi mencoba peruntungan dengan menjajakan risol buatan ibunya ke warga sekolah. Hasinya, tidak seperti dugaan Hasbi.

Cerita pendek ini pun ditutup dengan adegan manis. 

Sepuluh cerita pendek dalam buku ini mengilhamkan rasa hangat di hati lantaran perhatian, dukungan, serta curahan bantuan lingkaran sekitar (entah keluarga maupun kawan) merupakan support system dahsyat. Betapa empati dan sokongan moril adalah cahaya yang menggerakkan, juga memberdayakan.

Thomas Utomo