Biasanya, anak-anak punya jawaban yang hampir sama kalau ditanya soal cita-cita. Ada yang ingin menjadi pilot, masinis, dokter, atau guru. Berbeda dengan Pippi, tokoh anak ciptaan Helvy Tiana Rosa. Anak perempuan yang sehari-hari tinggal di tepi rel kereta api ini, punya cita-cita menjadi pengarang cerita.
Sejak kecil, dia sering dibacakan dongeng oleh ibunya. Setelah bisa membaca, ibunya kerap membawakan buku cerita. Pippi tumbuh besar dalam 'asuhan' cerita. Dia bisa bahagia, sedih, bersimpati, bahkan geram karena isi cerita.
Itulah sebab kenapa Pippi ingin menjadi pengarang cerita.
Untuk menjadi pengarang cerita, Pippi butuh banyak membaca. Sayang, orang tuanya tergolong kalangan kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai pemain musik di kafe-kafe. Ibunya menjajakan seprai titipan, ke mana-mana, naik-turun bus atau angkutan kota.
Setiap Ibu membawakan buku untuk Pippi dan adiknya-adiknya, kerap kali hanya buku pinjaman atau bekas. Pippi kurang puas, karenanya. Dia mendatangi tempat persewaan buku. Tapi, sering diusir oleh penjaga, karena hampir memandangi dan membuka-buka buku tanpa bisa meminjam. Sebabnya, apalagi kalau bukan ketiadaan uang.
Pergi ke toko buku pun sama. Pippi kerap diusir pergi. Dia dianggap mengganggu karena hanya berlama-lama memandangi buku-buku yang dijajakan. Tapi tidak membeli.
Walaupun nelangsa, Pippi tidak berputus asa. Dia berkata pada adik-adiknya, kalau suatu saat, buku karyanya bakal dipajang dan dijual di toko buku. Dia juga berkata, di masa depan, mereka bakal punya perpustakaan gratis untuk anak-anak tidak mampu. Biar anak-anak tidak mampu, bisa membaca buku sebanyak-banyaknya. Gratis!
Pippi juga mulai menulis cerita. Dia mengirimkan tulisannya ke majalah atau koran yang alamatnya diperoleh dari media massa bekas bawaan Ibu.
Setelah mengirim banyak tulisan, tidak ada satu pun tulisan Pippi yang dimuat. Dia terus mencari cara agar tulisannya bisa muncul dan dibaca banyak orang.
Pippi juga suka menyanyi dan menciptakan lagu. Dia membuat lagu sendiri dan mengamen untuk memperkenalkan lagu buatannya, ke mana-mana.
Buku cerita anak bergambar ini mengisahkan tentang renjana dan perjuangan mewujudkannya. Dari sosok Pippi, kita belajar arti kegigihan, semangat pantang menyerah, dan terus mencoba kendati gagal berulang kali.
Pippi Gadis Kecil dari Rel Kereta Api adalah bacaan menarik dan menginspirasi untuk anak. Buku ini, menggunakan pilihan kata berima, membuatnya menjadi semakin menarik untuk dibaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
-
Ulasan Buku "Taman Tanpa Aturan": Ketika Anak-Anak Dibelenggu Banyak Aturan
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Powerful Life,' Membangkitkan Potensi Raksasa dalam Diri Anda
-
5 Kejanggalan Kematian Anak Tamara Tyasmara, Sudah Dicurigai Angger Dimas
-
Polisi Buka Peluang Ada Tersangka Baru, Angger Dimas Minta Jangan Sudutkan Tamara Tyasmara
-
Pertama Kali, Jepang Biakkan Babi untuk Cangkok Organ Manusia
-
Angger Dimas Puas Bisa Buktikan Dugaan Dante Ditenggelamkan Pacar Tamara Tyasmara
Ulasan
-
Review Film Karate Kid - Legends: Pukulan Nostalgia tapi Kurang Greget!
-
3 Tradisi Unik di Masyarakat Indonesia dalam Menyambut Hari Raya Idul Adha
-
Ulasan Novel Greta & Valdin: Tentang Cinta, Luka, dan Kekacauan Identitas
-
Lagu MEOVV 'Hands Up': Ambisi Kuat untuk Tidak Menyerah pada Tantangan
-
Ulasan Komik Tomo dan Tama: Keseharian Dua Bocah yang Lugu dan Lucu
Terkini
-
Memberi Uang kepada Pengemis: Wujud Kepedulian atau Memelihara Kemalasan?
-
Singapore Open 2025: Jadwal Laga Lima Wakil Indonesia di Babak 16 Besar
-
Tecno Watch Pro 2 Turut Meluncur, Smartwatch Layar AMOLED Harga 400 Ribuan
-
Venezia Terdegradasi, Jay Idzes Berpeluang Pindah Klub Musim Depan?
-
Selain Paes dan Marselino, 3 Pemain Ini Juga Berpeluang Dicoret dari Timnas Indonesia