Setiap muslim tentu mendambakan menjadi hamba yang selalu dicintai oleh Allah. Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi hamba terkasih yang selalu dalam keridaan-Nya? Salah satunya ialah dengan selalu tunduk terhadap aturan-Nya.
Dengan kata lain, kalau kita ingin dicintai oleh Allah, berusahalah untuk selalu ikhlas dan sabar dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Berusaha untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia, tidak sombong, tidak angkuh, tidak pelit, juga termasuk sederet perilaku yang mendatangkan kasih sayang Allah kepada kita.
Kita bisa berkaca kepada sosok Rabi’ah Al Adawiyah yang begitu taat dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam buku terbitan Araska ini dijelaskan, Rabi’ah Al Adawiyah adalah seorang sufi wanita yang dikenal karena kesucian dan kecintaannya terhadap Allah.
Sejak masih kanak-kanak, Rabi’ah dikenal sebagai seorang anak yang cerdas apabila dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya. Bahkan pancaran sinar ketakwaan dan ketaatannya sudah tampak di wajahnya. Seperti yang terlihat pada rasa kesadaran Rabi’ah terhadap penderitaan dan kemiskinan orang tuanya. Dalam kehidupan sehari-hari Rabi’ah kecil juga selalu memperhatikan sikap ayahnya saat sedang beribadah kepada Allah, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir setiap malam, dan salat. Sejak itulah Rabi’ah mulai meniru sang ayah untuk beribadah kepada Allah (hlm. 13).
Ahmad Abi dalam buku ini menjelaskan, mencintai Allah harus disertai pula dengan mencintai Rasul-Nya. Sebab Allah telah memilih Rasul (Muhammad) sebagai utusan yang menyampaikan berita atau kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Maka jika seseorang berpaling dari salah satunya, niscaya Allah tidak akan mencintainya.
Tentu hal ini menjadi suatu peringatan bagi kita semua umat muslim, bahwa betapapun seseorang rajin beribadah dan beramal saleh, tetapi jika tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan tidak pula mencintai sunah-sunahnya maka akan sia-sia. Di sinilah letak dasar cinta kepada Allah yang harus disertai dengan cinta terhadap Rasul (hlm. 59).
Buku ini terbagi menjadi empat bab. Bab pertama menjelaskan riwayat hidup Rabi’ah Al Adawiyah, mulai kelahiran, masa kecil, saat dia menjadi budak dan penyanyi, dilamar para ulama besar, hingga dia kembali (wafat) kepada Allah. Bab kedua, mengurai jalan cinta Rabi’ah Al Adawiyah. Bab ketiga, pesan-pesan cinta sang pencinta. Dan bab terakhir menjelaskan syair-syair cinta Rabi’ah Al Adawiyah.
Buku terbitan Araska (2020) ini layak dibaca oleh kaum muslim, sebagai sarana meningkatkan kecintaan dan ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Menggali Makna Kehidupan dalam Buku Seni Tinggal di Bumi Karya Farah Qoonita
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Ulasan Buku Bob Sadino Karya Edy Zaqeus: Mereka Bilang Saya Gila!
Ulasan
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Menggali Makna Kehidupan dalam Buku Seni Tinggal di Bumi Karya Farah Qoonita
-
Bisa Self Foto, Abadikan Momen di Studio Terbesar Kota Jalur
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
Terkini
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Memerankan Ibu Egois di Family by Choice, Kim Hye Eun: Saya Siap Dihujat
-
3 Serum yang Mengandung Tranexamic Acid, Ampuh Pudarkan Bekas Jerawat Membandel
-
3 Varian Cleansing Balm Dear Me Beauty untuk Kulit Kering hingga Berjerawat
-
Alfan Suaib Dapat Panggilan TC Timnas Indonesia, Paul Munster Beri Dukungan