Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | zahir zahir
Pebasket LeBron James Yang Sudah Berusia 37 Tahun (wikipedia)

Dunia olahraga dianggap sebagai dunia yang apabila dijadikan sebuah mata pencaharian utama oleh seseorang jelas tidak akan berlangsung selamanya. Belum lagi apabila dirimu berprofesi sebagai atlet olahraga yang akan selalu dibatasi oleh performa yang bisa saja menurun sewaktu-waktu. Hal ini dikarenakan ketika memasuki usia kepala tiga umumnya para atlet tersebut mulai memasuki usia senja masa-masa keatletan. Bahkan, ketika memasuki usia 35 tahun ke atas lazimnya seorang atlet akan memikirkan untuk pensiun karena sudah tidak lagi mampu bersaing. Hal ini dikenal di beberapa kalangan dalam dunia olahraga sebagai Father Time.

Namun, dalam dunia olahraga ada beberapa atlet yang justru masih berada dalam top performance ketika berada di usia 35 tahun ke atas. Tidak jarang pula dia masih menjadi andalan atau bintang dari olahraga tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan awam mengenai makna dari Father Time tersebut.

1. Makna Istilah Father Time Di Dunia Olahraga

Atlet Memasuki Usia Senja (pexel/martin pechy)

Mungkin bagi sebagian orang awam masih belum mengenal atau belum mengetahui tentang istilah father time dalam dunia olahraga. Dilansir dari akun twitter @registaco, Father Time merupakan sebuah masa di mana seorang atlet atau olahragawan yang seharusnya memasuki usia pensiun dikarenakan usianya yang sudah tidak muda lagi. Umumnya usia performa puncak seorang atlet adalah pada rentang usia 23 hingga 30 tahun, selepas itu umumnya dia akan mulai mengalami penurunan performa karena faktor usia.

Beberapa atlet memang akan mulai memikirkan masa pensiun pada usia 33 tahun ke atas dan lazimnya sudah pensiun menjadi atlet aktif pada usia 35 tahun ke atas. Namun, ternyata ada beberapa atlet yang masih aktif bermain karena belum mengalami penurunan performa secara signifikan di usia-usia tersebut. Mereka justru semakin aktif bahkan masih mampu berkontribusi yang cukup besar bagi tim atau cabang olahraga tersebut di usia yang tidak muda lagi. Dengan kata lain mereka seakan-akan menunda untuk memasuki masa father time tersebut.

2. Beberapa Atlet yang Dianggap Belum Memasuki Fase Father Time

Cristiano Ronaldo dan Luka Modric (wikipedia)

Di era modern ini ternyata terdapat beberapa atlet kenamaan yang dianggap meski sudah memasuki usia senja atau bahkan seharusnya memasuki masa pensiun, akan tetapi dia masih berprofesi sebagai atlet aktif dan tidak menujukkan penurunan performa secara signifikan. Cabang olahraga yang dianggap memiliki banyak atlet yang menunda masa father time tersebut yakni dalam dunia sepakbola.

Beberapa atlet sepakbola kenamaan yang masih menjadi andalan di timnya meskipun sudah memasuki usia senja antara lain Cristiano Ronaldo yang masih bermain dan menjadi tumpuan di klub Manchester United dan Tim Nasional Portugal meskipun dia sudah berusia 37 tahun. Ada pula Zlatan Ibrahimovic yang bahkan sudah berusia 41 tahun, akan tetapi dia masih menjadi andalan klub Italia A.C Milan dan juga belum menyatakan pensiun kembali dari Tim Nasional Swedia.

Dalam cabang olahraga lain ada pula pebasket LeBron James yang sudah memasuki usia 37 tahun, akan tetapi dia masih bermain di klub basket Los Angeles Lakers. Ada pula dari dunia Mixed Martial Arts (MMA) yang memiliki olahragawan yang masih aktif berlaga meski sudah berusia di atas 35 tahun. Beberapa diantaranya yakni Tony Ferguson, Jon Jones, Henry Cejudo dan beberapa fighter lainnya di dunia.

3. Alasan Beberapa Atlet Dapat Menunda Fase Father Time

Pola Hidup Sehat Dianggap Sebagai Faktor Paling Dominan Dari Father Time (pexels/pixabay)

Memasuki usia senja dan masa pensiun merupakan sebuah fase yang tidak akan pernah bisa dihindari oleh para olahragawan aktif. Namun, yang menjadi pembeda adalah usia ketika mereka memasuki fase tersebut yang menjadi tolak ukur masing-masing. Meskipun dalam dunia atlet fase father time umumnya sudah mulai terlihat ketika memasuki usia 33 tahun ke atas, namun ada beberapa orang yang dianggap belum memasuki masa tersebut atau bahkan menunda memasuki fase tersebut.

Beberapa faktor seorang atlet dalam menunda fase father time cukup beragam. Umumnya dikarenakan pola hidup sehat yang diterapkan selama menjadi atlet dan dalam tempo yang panjang menjadi faktor yang paling dominan dari hal tersebut.

Selain itu, faktor genetik seorang atlet juga dapat berperan dalam kondisi performa dari atlet tersebut. Bahkan, ada pula yang mengikuti beberapa terapi atau pengobatan medis agar dapat menunda fase father time tersebut. Sejatinya, sudah banyak atlet yang melakukan beragam cara untuk menunda fase father time dalam dirinya. Akan tetapi, kembali dalam sebuah pemahaman bahwa hanya diri mereka yang dapat mengukur sejauh mana performa mereka agar terus berada dalam kondisi tertingginya.

Video yang Mungkin Anda Suka.

zahir zahir