Perang antara Rusia dan Ukraina kini mulai memasuki babak baru menuju ke perang musim dingin. Hal tersebut tidak terlepas dari kondisi peperangan di medan Ukraina yang masih berlanjut pada akhir tahun ini dan diprediksi hingga awal tahun depan. Baru-baru ini pihak Rusia melakukan strategi melakukan penghancuran beragam pembangkit tenaga listrik di kawasan Ukraina sehingga membuat sebagian besar kawasan di negara tersebut gelap gulita.
BACA JUGA: Asing Soroti Proyek IKN yang Ambisius, Bagus di Brosur Tapi Sepi Investor
Dilansir dari kanal berita theguardian.com, pihak Rusia melakukan serangan dengan menggunakan artileri roket yang menargetkan beberapa pembangkit tenaga listrik di sana. Salah satu sistem persenjataan artileri roket yang digunakan pihak Rusia untuk melakukan serangan tersebut adalag TOS-1. Seperti apakah sistem senjata tersebut? Simak ulasaanya berikut ini.
1. Sistem Peluncur Roket Multilaras Paling Mematikan
TOS-1 sejatinya merupakan sistem artileri peluncur roket multilaras yang mulai dikembangan dan diproduksi pada akhir dekade 80-an. Sistem peluncur roket ini secara konsep pengoperasian tidak jauh berbeda dengan sistem peluncur roket multilaras atau yang dikenal dengan nama Multiple Launch Rocket System (MLRS) yang ada di dunia.
Sistem peluncur roket multilaras ini dirancang oleh Omsk Transmash dan diproduksi oleh pabrikan Uralvangozavod di Rusia. Secara umum terdapat beberapa varian dari sistem peluncur roket tersebut, yakni TOS-1, TOS-1A, dan TOS-2. Selain oleh Rusia, senjata ini juga dioperasikan oleh beberapa negara lain seperti Kazakhstan, Irak, Arab Saudi, Aljazair, Suriah, Azerbaijan, Tajikistan, bahkan juga Ukraina.
2. Memiliki Sistem Amunisi Pembakar
Sistem TOS-1 atau yang di era modern ini varian yang paling dikenal adalah TOS-1A “Buratino” dianggap sebagai sistem artileri roket paling mematikan bukanlah tanpa alasan. Sistem artileri roket multilaras ini mengusung amunisi pembakar dan thermobaric dengan kaliber yang cukup besar yakni 220 mm.
BACA JUGA: Polisi Periksa Deolipa Yumara Terkait Laporan Dugaan Penelantaran Siswa SDN Pocin 1
Dilansir dari military-today.com, sistem peluncur ini dipasang pada platform berantai yang sama dengan Main Battle Tank T-72, meskipun pada varian TOS-2 dipergunakan platform truk beroda sebagai kendaraan pembawa sistem peluncur roket tersebut. Amunisi thermobaric yang digunakan oleh sistem peluncur ini dianggap sebagai senjata paling berbahaya kedua setelah senjata nuklir karena daya hancurnya yang cukup mengerikan.
Pada setiap sistem peluncur terapat 24-30 tabung roket yang bisa menargetkan sasaran sejauh 6-10 km tergantung varian roket yang digunakan. Akan tetapi, sistem senjata ini memiliki kelemahan utama yakni dari segi jarak jangkauan yang terbilang pendek.
3. Menjadi Momok Dari Perang Afghanistan Hingga Perang Ukraina
Sistem peluncur roket multilaras ini diketahui mulai diterjunkan di medan pertempuran saat perang Afghanistan di akhir dekade 80-an. Sistem peluncur roket ini juga turut serta dalam Perang Chechnya Kedua, Perang di Suriah serta di Nagorno-Karabakh. Dilansir dari situs indomiliter.com, sistem senjata ini merupakan artileri utama pasukan Rusia dalam divisi anti Nubika (Nuklir, Biologi, Kimia) atau yang dikenal dengan nama Rusian NBC Protection Troops.
BACA JUGA: Ini 5 Desa Terbaik di Indonesia, Ada yang Diakui UNESCO
Di medan perang Ukraina, sistem senjata ini digunakan untuk menargetkan posisi musuh yang berlindung di dalam parit maupun perlindungan lainnya karena kemampuan hulu ledak amunisi sistem peluncur roket ini yang bisa membakar apapun dengan suhu yang sangat tinggi.
Pada beberapa waktu yang lalu, sistem artileri roket ini juga digunakan pasukan Rusia untuk menyerang beberapa pembangkit listrik di kawasan pedalaman Ukraina guna memutus pasokan listrik di beberapa daerah di Ukraina.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Baca Juga
-
Gagal Redam Lawan, Bukti Skema Dua Bek Tengah Tak Cocok di Timnas Indonesia
-
Dua Kesalahan Patrick Kluivert Saat Timnas Indonesia Ditaklukkan Arab Saudi
-
Dua Persamaan STY dan Patrick Kluivert, Suka Coba-coba di Saat Penting!
-
Takluk dari Arab Saudi, Bukti Gagalnya Tim Kepelatihan Terbaik di Timnas!
-
4 Pemain Bek Kiri Timnas Indonesia sedang Gacor, Siapa yang Dipilih Patrick Kluivert?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
Terkini
-
4 Padu Padan Outfit Warna Putih ala Bona WJSN yang Kece Buat Hangout!
-
Ditanya Malam Pertama Setelah Menikah, Amanda Manopo: Kita Coba Hari Ini!
-
Sinopsis Light of Dawn, Drama China yang Dibintangi Zhang Ruo Yun
-
Bunda Maia Beri Pesan Hidup pada Marshanda dan Maria Theodore: Pengalaman?
-
Gagal Redam Lawan, Bukti Skema Dua Bek Tengah Tak Cocok di Timnas Indonesia