Pada era orde lama, Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang menggunakan beragam alutsita dari blok timur, khususnya Uni Soviet. Salah satu matra yang terkenal sebagai konsumen utama dari alutsista blok timur adalah TNI-AU atau yang saat era orde lama dikenal dengan nama AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia). Beragam pesawat mulai dari pesawat jet tempur, pesawat bermesin propeller, pesawat angkut hingga pesawat bomber didatangkan dari negara-negara berhaluan blok timur pada akhir dekade 50-an hingga awal dekade 60-an.
BACA JUGA: Pfizer Bakal Pasok Indonesia Dengan Terapi Antiviral Oral untuk Bantu Perangi Covid-19
Jet tempur AURI yang saat itu menjadi kekuatan utama udara Indonesia merupakan keluarga dari pabrikan Mikoyan-Gurevich atau MiG. Salah satu jenis jet tempur yang dibeli oleh Indonesia kala itu adalah MiG-15, lebih tepatnya adalah MiG-15UTI. Lantas, seperti apakah rekam jejak jet tempur tersebut? Simak ulasan ringkasnya berikut ini.
1. Datang pada Akhir Dekade 1950-an
Jet tempur MiG-15 yang dioperasikan oleh AURI kala itu memang dikhususkan sebagai pesawat latih lanjut bagi para calon pilot AURI yang akan menerbangakan pesawat yang lebih modern seperti MiG-17, MiG-19, dan MiG-21. Dilansir oleh situs airspace-review.com, pesawat MiG-15UTI yang dibeli Indonesia kala itu dikategorikan sebagai jet latih generasi pertama AURI bersama De-Havilland Vampire dari Inggris dan L-29 Delfin dari Cekoslovakia.
Pesawat jet MiG-15 tersebut didatangkan pada akhir dekade 1950-an. Sebelumnya beberapa pilot AURI terbang ke negara Cekoslovakia untuk berlatih menerbangkan dan memahami seluk-beluk dari jet keluarga MiG yang nantinya akan dioperasikan oleh Indonesia. Program tersebut dikenal dengan nama Cakra I, Cakra II, dan Cakra III karena memang terbagi atas 3 gelombang angkatan.
2. Jet Latih Buatan Cekoslovakia
Meskipun terkenal sebagai pabrikan buatan Uni Soviet, akan tetapi pesawat jet tempur MiG-15UTI yang dibeli oleh Indonesia sejatinya merupakan produk lisensi buatan Cekoslovakia yang mulai dibuat pada awal dekade 1950-an. Pesawat ini dikenal dengan nama CS-102 UTI dan dibuat oleh pabrikan pesawat asal Cekoslovakia Aero Vodochody berdasarkan lisensi yang diberikan Mikoyan-Gurevich di tahun 1954.
BACA JUGA: Penangkapan Lukas Enembe Murni Urusan Hukum, Mahfud MD Ancam Pihak yang Mau Bikin Rusuh
Pesawat ini juga memiliki performa yang hampir sama dengan MiG-15UTI yang diproduksi di Uni Soviet. Pesawat jet 2 kursi ini memang didesain sebagai pesawat latih lanjut untuk para calon penerbang blok timur kala itu. Pesawat yang memiliki kode penamaan NATO sebagai “Midget” ini memiliki kecepatan terbang hingga lebih dari 1.000 km/jam dan memiliki daya jelajah antara 850-2.500 km tergantung konfigurasi yang dipergunakan.
Pesawat ini dipersenjatai dengan 2 kanon otomatis 23mm dan satu pucuk kanon otomati 37mm di bagian bawah. Sedangkan, bagian sayapnya memiliki 2 hardpoint yang mampu membawa beban sekitar 100 kg di masing-masing sayap.
3. Harus Dipensiunkan Imbas Perubahan Geopoliik
Dilansir dari situs airspace-review.com, jet tempur MiG-15UTI yang dibeli oleh Indonesia kala itu sekitar 20 unit. Akan tetapi, menurut sumber lain hanya sekitar 15 unit saja. Pesawat yang sempat membuat Indonesia dijuluki sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di belahan bumi selatan ini nasibnya harus berakhir menyedihkan bersamaan dengan berbagai jet tempur buatan Uni Soviet lainnya di dekade 1970-an.
Berbagai jet tempur buatan Uni Soviet dan negara sekutunya tersebut harus rela dipensiunkan karena perubahan geopolitik Indonesia di masa orde baru. Selain itu, para mekanik AURI saat itu juga mulai kesusahan merawat jet tempur tersebut karena susahnya suplai suku cadang. Kini beberapa pesawat MiG-15 atau CS-102 UTI yang tersisan banyak yang berubah menjadi monumen dan menjadi koleksi di banyak museum.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?
-
Belum Dilirik STY untuk AFF Cup 2024, Apakah Jens Raven Tak Masuk Kriteria?
-
Sudah Dapatkan Ole Romeny, PSSI Rupanya Masih Berburu Striker Keturunan
-
3 Penyerang yang Berpotensi Tersingkir dengan Hadirnya Ole Romeny di Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
Investor Asing Tarik Dana Rp7,5 Triliun dari RI Selama Minggu Ketiga November 2024
-
Striker Vietnam Sebut Timnas Indonesia Bisa Juara AFF, Semakin Pesimis?
-
Cek Fakta: Arab Saudi Batasi Kuota Haji Indonesia, Gara-gara Kalah 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia
-
She's 24: Kisah Perjalanan Emosional Ledi di Debut Mini Albumnya
-
Intip Keseruan Para Anak Muda Bahas Ekonomi di Gelaran Youth Economic Summit 2024
Ulasan
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
-
Ulasan Novel 'Tari Bumi', Kehidupan Perempuan Bali di Tengah Tekanan Kasta
-
Belajar Percaya Diri Melalui Buku The Power of Confidence Karya Palupi
Terkini
-
Review Film The Twisters 2024: Perburuan Badai yang Mendebarkan
-
Apesnya Vietnam, Pemusatan Latihan di Korea Terancam Kacau Gegara Hal Ini
-
Davide Tardozzi Ternyata Pengagum Berat Marc Marquez: Dia Pembalap Hebat
-
Akui Man City Sedang Rapuh, Pep Guardiola Optimis Pertahankan Gelar Juara?
-
Laris Banget! Lagu 'Tak Segampang Itu' Tembus 500 Juta Streams di Spotify