Konflik antara Russia dan Ukraina telah memasuki babak baru di awal tahun 2023 ini. Terhitung telah kurang lebih setahun lamanya sejak Russia menginvasi tetangganya yakni Ukraina pada 24 Februari 2022 silam. Pada konflik bersenjata skala besar ini tidak hanya kedua belah pihak yang saling berperang, namun juga sekutu-sekutu kedua negara seperti negara-negara NATO di pihak Amerika dan beberapa sekutur Russia seperti Korea Utara, Belarus dan Iran juga turut andil dalam konflik bersenjata tersebut.
Sejatinya konflik yang terjadi hampir setahun berlalu sejak konflik yang diawali pendudukan Krimea oleh Russia di tahun 2014 silam sekaligus menjadi awal mula panasnya hubungan kedua negara. Russia berargumen mereka melakukan sebuah misi militer yang mereka sebut sebagai “Operasi Khusus” guna melindungi etnis Russia yang berada di beberapa kawasan Ukraina.
Sedangkan, pihak Ukraina sendiri berargumen bahwa hal ini adalah tindakan penjajahan dari sebuah negara. Selama setahun konflik ini berlangsung terdapat beberapa fakta menarik yang meliputi peperangan antara kedua negara. Berikut ini 3 fakta mengenai konflik Russia-Ukraina yang telah berlangsung kurang lebih 1 tahun terakhir.
1. Banyak Menurunkan Persenjataan Era Perang Dunia ke-2
Pada konflik Russia-Ukraina tersebut ternyata beberapa pihak masih terlihat menggunakan beberapa persenjataan dari era perang dingin. Bahkan, adapula beberapa pihak yang terlihat menggunakan senjata dari era Perang dunia ke-2. Dilansir dari kanal berita Eurasian Times, dalam perang Russia-Ukraina terlihat penggunaan beberapa senjata klasik seperti senapan mesin berat PM M1910 yang digunakan oleh tentara Ukraina.
Adapula penggunaan beberapa senapan klasik seperti senapan Mosin-Nagant dan beberapa meriam artileri. Umumnya persenjataan klasik tersebut telah mengalami modifikasi agar mampu digunakan di pertempuran modern.
BACA JUGA: Mengenal Inaki Godoy, Pemeran Monkey D Luffy di 'One Piece' Live Action 2023
Contohnya adalah senapan mesin berat PM M1910 yang dipasang di kendaraan tempur seperti truk maupun kendaraan tempur ringan lainnya. Umumnya prajurit yang menggunakan persenjataan klasik ini merupakan pasukan sukarelawan yang berasal dari rakyat Ukraina sendiri.
2. Ajang Pamer Kekuatan Kendaraan Tanpa Awak
Pada perang Russia-Ukraina kali ini juga menjadi ajang perlombaan sistem persenjatan mutakhir dari berbagai pihak. Salah satu penggunaan senjata modern yang cukup masif dalam konflik ini adalah diturunkannya banyak kendaraan tanpa awak atau yang dikenal dengan nama drone. Kendaraan tanpa awak tersebut umumnya digunakan sebagai sarana intai atau pengawasan dan bisa pula sebagai senjata untuk menyerang pihak lawan.
BACA JUGA: Shin Tae-yong Tak Hadiri Pertemuan, Persija Serukan Tuntutan Ini ke Timnas Indonesia
Beberapa contoh drone yang diturunkan saat konflik Russia-Ukraina adalah drone serang (UCAV) Bayraktar TB-2 buatan Turki yang dioperasikan oleh Ukraina. Lalu, adapula loitering-munition atau yang populer dengan nama drone kamikaze seperti Switchblade 300 yang juga digunakan oleh Ukraina. Di pihak Russia sendiri ada drone Orlan-10, Mohajer-6 yang digunakan sebagai drone intai dan drone serang. Russia juga menggunakan drone kamikaze ZALA Lancet dan drone buatan Iran seperti Shahed-136.
3. Memberikan Dampak dari Segi Perekonomian Global
Perang antara Russia-Ukraina tentunya juga memberikan dampak dalam perekonomian secara global. Dunia internasional sepakat memberikan sanksi embargo ekonomi terhadap Russia dan beberapa perusahaan yang dimiliki oleh negara tersebut. Selain itu, pihak Russia juga memberlakukan beberapa pembatasan dan embargo hasil tambang khususnya gas alam yang dipasok ke negara-negara Uni Eropa seperti Jerman, Spanyol dan beberapa negara lainnya.
Langkah ini tentunya memberikan perubahan kondisi perekonomian secara global, khususnya di kawasan Eropa. Belum lagi beberapa negara yang masih mencoba bangkit pasca adanya pandemi Covid-19 yang telah terjadi dalam 3 tahun terakhir. Dilansir dari situs worldbank.org, invasi yang dilakukan oleh Russia terhadap Ukraina telah menyebabkan krisis perekonomian yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Diprediksi pada tahun 2023 ini akan adanya depresi ekonomi yang terjadi di beberapa negara yang diakibatkan dari konflik tersebut.
Nah, itulah beberapa fakta menarik yang terjadi dalam konflik Russia-Ukraina yang telah berlangsung sekitar 1 tahun terakhir ini. Tentunya semua pihak berharap konflik ini akan segera berakhir secara damai dan masyarakat luas dapat membangun kembali apa yang telah hancur akibat dari konflik tersebut.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Belajar dari Era STY, PSSI Sebaiknya Tak Hanya Fokus pada Pelatih Belanda
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah FIFA Series 2024: Untung atau Buntung?
-
Cantik Itu Luka: Mengapa Orang Rupawan Juga Bisa Jadi Korban Bullying?
-
Sea Games 2025: Indra Sjafri Diambang Raih Rekor Buruk dalam Kariernya!
-
Bukan Timur Kapadze atau STY, Ini 4 Kandidat Calon Pelatih Timnas Indonesia
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
7 Film Indonesia Paling Laris 2025: Animasi, Horor, hingga Komedi
Terkini
-
Ketika Meme Menjadi Senjata Bullying Digital: Batas Antara Lucu dan Melukai
-
Banjir Aceh-Sumatera: Solidaritas Warga Lari Kencang, Birokrasi Tertinggal
-
4 Rekomendasi HP Terbaik 2025 dengan Harga Rp 2 Jutaan, Chipset Kencang dan Baterai Awet
-
Mengenal Neophobia: Ketika Rasa Takut pada Hal Baru Menjadi Hambatan
-
Cillian Murphy Diincar Kembali Main dalam Film Ketiga 28 Years Later