Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | zahir zahir
Trenggiling Dataran Filipina (wikipedia)

Pada setiap tanggal 18 Februari diperingati sebagai Hari Trenggiling Sedunia atau World Pangolin Day. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masyarakat terhadap kelestarian mamalia bersisik tersebut dari ancaman kepunahan dan perdagangan satwa.

Dilansir dari situs World Pangolin Day, mamalia yang tersebar di benua Asia dan Afrika tersebut seringkali ditangkap untuk kepentingan pengobatan tradisional. Selain itu, dalam beberapa budaya di masyarakat, daging trenggiling juga sering kali dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari.

Dilansir dari data IUCN, trenggiling merupakan salah satu mamalia yang paling terancam punah keberlangsungan spesiesnya. Diperkirakan seekor trenggiling diambil dari alam setiap harinya untuk diperjualbelikan di pasar hewan maupun pasar gelap.

Beberapa negara telah melakukan tindakan hukum yang ketat termasuk memasukan hewan bersisik tersebut ke dalam daftar satwa yang dilindungi.

BACA JUGA: Museum Satwa: Koleksi Fauna Bertaraf Internasional dan Penuh Kisah

Namun, tentunya hal tersebut masih belum membuat populasi trenggiling di alam mengalami peningkatan. Berikut ini adalah beberapa fakta menarik mengenai hewan trenggiling yang perlu kamu ketahui.

1. Satu-satunya Mamalia Bersisik di Dunia

Trenggiling Afrika (wikipedia)

Hingga hari ini, mamalia yang memiliki bentuk tubuh cukup unik tersebut merupakan satu-satunya spesies mamalia bersisik di dunia.

Sisik yang menyelimuti tubuh trenggiling terbuat dari keratin yang umumnya mirip seperti zat yang menyusun pembentukan kuku dan menyumbang kurang lebih sekitar 20% dari bobot berat badan mamalia tersebut.

Sisik pada tubuh trenggiling tergolong cukup keras dan juga berfungsi sebagai perlindungan jika sedang merasa terancam.

Umumnya seekor trenggiling akan melingkarkan tubuhnya membentuk seperti bola apabila ada predator atau pemangsa yang sedang mendekatinya.

Sisik ini dianggap cukup kuat untuk melindungi dirinya dari predator seperti macan tutul, gigitan ular dan bahkan cakar burung elang.

Namun, ironisnya sisik inilah yang juga menjadi penyebab trenggiling diburu oleh manusia. Beberapa pengobatan tradisional percaya bahwa sisik dari trenggiling memiliki khasiat sebagai obat kuat dan penyembuhan beberapa penyakit.

2. Pernah Diabadikan Dalam Perangko di Indonesia

Seri Perangko Trenggiling 35 Sen (wikipedia)

Satwa unik yang tersebar di dataran Asia dan Afrika tersebut juga pernah menjadi hewan yang cukup ikonik di Indonesia.

Trenggiling memang menjadi salah satu dari sekian banyak hewan yang dilindungi di Indonesia karena populasinya yang kian menurun akibat dari perburuan liar dan hilangnya habitat aslinya.

Uniknya, hewan ini pernah pula diabadikan dalam seri perangko yang terbit pada tahun 1950-an. Seri perangko bernilai 35 sen dan 40 sen yang pernah terbit di dekade tersebut merupakan salah satu bukti bahwa hewan tersebut cukup ikonik di Indonesia.

Bahkan, di era kini perangko dengan seri gambar trenggiling tersebut menjadi salah satu buruan yang cukup langka bagi para kolektor perangko lama.

BACA JUGA: 3 Hobi yang Sempat Digemari ini Hampir Terlupakan, Salah Satunya Filateli

3. Mitos Sebagai Hewan Pembawa Keberuntungan

Trenggiling di Pasar Hewan (wikipedia)

Salah satu alasan mengapa trenggiling masih seringkali diburu oleh masyarakat selain untuk dikonsumsi adalah adanya kepercayaan atau mitos yang menyelimutinya.

Trenggiling dianggap sebagai hewan yang membawa keberuntungan dan perlindungan bagi beberapa orang. Bahkan, lidah trenggiling yang diawetkan sering kali dijadikan jimat bagi orang-orang yang mempercayai mitos tersebut.

Selain itu, trenggiling juga seringkali diawetkan untuk dijadikan koleksi ataupun pajangan di dalam rumah yang juga dipercaya dapat menolak kesialan bagi pemiliknya.

Nah, itulah beberapa fakta menarik dari hewan trenggiling. Hewan yang memiliki bentuk tubuh cukup unik tersebut hingga hari ini harus berjuang dari ancaman kepunahan akibat perburuan liar maupun hilangnya habitat di alam.

Belum lagi hal ini juga diperparah oleh kebiasaan masyarakat yang gemar mengonsumsi hewan tersebut dan mitos tentang trenggiling yang kian membuat hewan tersebut bernilai cukup tinggi di pasar hewan gelap.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir