Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Muhammad Hafizh Ramadhan
Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari (Gramedia.com)

Peristiwa dari tahun 1965-1966 hingga tahun-tahun selanjutnya mungkin tidak diceritakan pada buku pelajaran sejarah pada biasanya. Pada tahun 1966 merupakan puncaknya pembantaian setelah gelombang demonstrasi dan peristiwa G30S PKI 1965, saat itu masa orde baru dimulai dan Soekarno turun dari jabatannya.

Indonesia perlahan dikuasai oleh Soeharto selama 32 tahun dan menciptakan peristiwa besar di negara ini pada tahun 1998. Baik novel, cerita fiksi, cerita pendek, dan puisi mengabadikan peristiwa itu tidak hilang oleh waktu untuk memberitahukan pesan tentang sejarah Indonesia sebenarnya kepada generasi selanjutnya.

Berikut ini adalah 3 novel dengan latar peristiwa setelah 1966 yang harus kamu baca.

1. Saman dan Larung karya Ayu Utami

Saman merupakan novel pertama dari Ayu Utami dengan latar saat masa kekuasaan orde baru yang terbit pada tahun 1998 silam. Saman adalah mantan pastor yang menjadi aktivis untuk menentang kekuasaan orde baru, ia tinggal di pedalaman Sumatera Selatan. 

BACA JUGA: 5 Novel Sejarah Indonesia Terbaik, Harus Dibaca Para Generasi Z

Pada saat itu, pemerintah hendak mengambil alih daerah permukiman penduduk untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Pemerintah bakal melakukan aksi kekerasan terhadap orang-orang yang menolak. 

Pada tahun 2001, novel Larung terbit melanjutkan kisah Salman yang kabur ke New York. Larung bakal muncul menjadi seorang aktivis yang menolong Salman membawa aktivis-aktivis yang lain melarikan diri.

2. Amba karya Laksmi Pamuntjak

Pada tahun 2012 silam, novel Amba pertama kali terbit dengan mengisahkan seorang perempuan mendapatkan ingatannya kembali di Pulau Buru. Amba awalnya bertemu dengan seorang laki-laki bernama Bhisma dan mereka menjalin hubungan, tapi saat peristiwa G30S PKI terjadi di Yogyakarta tiba-tiba hubungan tersebut berakhir.

Bhisma meninggalkan Amba yang sedang hamil, ia hilang dan diasingkan pada tahun 1971 di Pulau Buru. 

BACA JUGA: 3 Rekomendasi Novel Historical Romance, Kisah yang Kental dengan Sejarah

3. Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari

Salah satu penulis terbaik di Indonesia, Ahmad Tohari pertama kali menerbitkan novel ini pada tahun 1982. Ronggeng Dukuh Paruk mengisahkan tentang Srintil yang merupakan seorang gadis desa, ia menjadi kembang desa yang terampil menari dan menjalin hubungan secara diam-diam dengan teman kecilnya yang bernama Rasus. 

Tapi, pada tahun 1965 terjadi kerusuhan yang menyebabkan semua seniman Ronggeng ditangkap dan pedukuhan dibakar.

Itulah 3 novel dengan latar peristiwa setelah 1966, ada banyak kisah kelam yang tidak pernah dibayangkan tapi generasi saat ini harus mengetahuinya walaupun hanya lewat cerita fiksi.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Muhammad Hafizh Ramadhan