Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rizky Melinda Sari
Cover buku Martyr (Dok. Pribadi/rizkymelinda)

Pernah mendengar istilah tentang sekte? Pemanasan mengenai hal ini memang sering mencuri perhatian masyarakat. Buku berjudul The Martyr yang satu ini juga membahas tentang sebuah Sekte yang menganut ajaran Eskatologi Hari Akhir.

Identitas Buku

Judul Buku: The Martyr

Penulis: Cho Nam-joo

Penerbit:Bhuana Ilmu Populer

Jumlah Halaman: 442 Halaman

Ulasan Buku

"Sebab di dunia ini tidak ada orang yang menginginkan kematian. Sedangkan kami memilih kematian karena tidak lagi alasan untuk hidup, setelah sekian banyak mengalami hal yang sangat buruk." –Lee Seon Min, hlm. 352.

BACA JUGA: 4 Sekte Apokaliptik yang Dipimpin Seorang Depresan hingga Penderita Skizofrenia

Belakangan ini ramai orang-orang berbicara tentang sekte atau aliran sesat, apalagi setelah salah satu series yang tayang di Netflix menyoroti salah satu sekte yang ada di Korea Selatan

Menganggap mati dengan cara mengakhiri hidup sendiri sebagai sebuah kemartiran? Blurb buku ini sudah cukup menarik karena membahas tentang sebuah sekte di Korea Selatan, tentu saja ini adalah cerita fiksi. Namun, sepertinya di negeri Gingseng tersebut memang banyak hal-hal seperti ini.

Lee Seon Min, seorang anak kecil yang mampu membaca masa depan, bersama kakaknya, Je Hoon, dianggap sebagai malaikat atau Para Utusan. Mereka mengabdi pada sebuah gereja yang dipimpin Pastor Choi. 

Gereja tersebut bernama Gereja Ascension, menganut ajaran Eskatologi Hari Akhir. Mereka mengatakan bahwa akan terjadi kiamat pada 28 Oktober 1992 dan hanya orang-orang tertentu saja yang selamat.

BACA JUGA: Sinopsis Mangkujiwo 2: Kisah Sekte Pesugihan yang Bengis

Membaca kisah ini memang agak menantang. Seorang wartawan berusaha menguak hubungan antara gereja ini dengan gangster serta dugaan adanya penggelapan dana gereja. Membaca aksi Ki Joon sang wartawan bersama Detektif Kang seperti menyaksikan adegan action dalam drama! 

POV yang digunakan berasal dari sudut orang pertama (Lee Seon Min) dan sudut orang ketiga secara bergantian. Seru, menantang, tragis, sedih, dan berbagai emosi lainnya campur aduk saat membaca buku ini. 

Bagaimana akhir nasib gereja tersebut? Benarkah mereka menghasut jemaat untuk bunuh diri sebagai dalih pengangkatan agar menjadi orang-irang terpilih yang terhindar dari kiamat prediksi tersebut? Apa yang terjadi setelah 28 Oktober 1992 berlalu? Temukan jawabannya di buku ini!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rizky Melinda Sari