Memelihara marmut mungkin sudah menjadi sesuatu yang cukup lumrah di Indonesia. Hewan pengerat berbulu yang masih berkeluarga dengan hamster dan tikus ini memang cukup sering dijumpai sebagai hewan peliharaan di Indonesia. Wajahnya yang menggemaskan dan tingkah lakunya yang lucu membuat banyak orang tertarik untuk memelihara hewan satu ini. Harga seekor marmut juga tergolong tidak terlalu mahal. Mulai dari puluhan hingga ratusan ribu per ekornya.
Namun, ternyata ada salah satu jenis marmut yang bentuknya cukup aneh dari marmut kebanyakan yang seringkali dijumpai. Jika lazimnya marmut memiliki bulu dengan panjang sedang atau lebat, maka spesies satu ini hampir tidak memiliki bulu sama sekali alias botak. Jenis marmut satu ini disebut dengan Skinny Pig atau Skinny Guinea Pig. Seperti apakah jenis marmut tersebut ? kita simak ulasan ringkasnya berikut ini.
1. Merupakan Spesies Hasil Rekayasa Genetika
Sepintas, jika bertemu spesies marmut satu ini pastinya sebagian besar orang akan berpikir hewan tersebut sedang sakit atau terserang penyakit karena hampir tidak memiliki bulu sama sekali. Namun, ternyata spesies marmut ini memang tidak memiliki atau memang dikembangkan tidak memiliki bulu. Rambut-rambut atau bulunya hanya terdapat di area moncong dan sekitar area kaki saja membuat hewan ini terbilang cukup unik dan hampir mirip dengan seekor Kuda Nil.
Melansir dari beberapa sumber, jenis marmut tanpa bulu atau Skinny pig ini merupakan hasil rekayasa genetika sejak tahun 1978. Marmut ini muncul karena hasil kawin silang beberapa spesies marmut yang kemudian menyebabkan mutasi genetik sehingga dia tidak memiliki bulu. Awalnya marmut ini dikembangkan sebagai binatang uji coba dan sebagai bentuk penelitian mengenai masalah kerontokan rambut. Namun, saat ini spesies marmut ini juga mulai terlihat seringkali menjadi hewan peliharaan sebagian orang.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Detik-detik Eksekusi Mati Ferdy Sambo Ditembak Bagian Dada, Benarkah?
2. Memerlukan Penanganan Perawatan yang Sedikit Khusus
Dibandingkan marmut pada umumnya, spesies skinny pig ini memerlukan penanganan perawatan yang sedikit lebih susah. Hal ini dikarenakan kondisi fisiknya yang sedikit berbeda dengan marmut lain. Apabila hewan ini ingin dirawat hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kondisi habitat atau kandangnya. Usahakan temperatur kandang tersebut berkisar antara 20-27 derajat celcius.
Kondisi badannya yang hampir tanpa bulu juga membuatnya cukup rentan terhadap iritasi kulit karena dianggap memiliki kulit yang cukup sensitif. Selain itu, hewan ini juga dianggap lebih sering makan daripada marmut pada umumnya karena untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap hangat. Hewan ini juga dikenal sedikit lebih agresif daripada marmut pada umumnya. Hal inilah yang membuat memelihara spesies marmut ini dianggap kurang cocok bagi pemula.
3. Harganya Cukup Mahal
Kamu tertarik untuk memelihara marmut ini ? kalau iya, maka kamu harus memerlukan setidaknya uang sekitar 3-5 juta rupiah untuk membelinya. Harga marmut ini juga tergolong cukup mahal dibandingkan spesies marmut lainnya yang seringkali ditemui. Selain itu, pemeliharaannya yang lebih memerlukan perhatian tentunya membuat biaya perawatan dan pemeliharaan marmut ini juga tergolong lebih besar daripada memelihara spesies marmut lainnya yang seringkali dijumpai.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Menanti Duet Tower Kembar, Jay Idzes dan Elkan Baggott Saat Jumpa Australia
-
Indra Sjafri, Timnas Indonesia U-20 dan Kutukan di Kompetisi Level Asia
-
Dirumorkan Akan Hengkang, 3 Klub Ini Bisa Rekrut Bek Timnas Indonesia Mees Hilgers
-
3 Alasan Ini Buat Buat Pratama Arhan Tetap Dipanggil ke Timnas Indonesia
-
Pratama Arhan Kian Gemilang, Nathan Tjoe-A-On Justru Berpeluang Tersingkir?
Artikel Terkait
-
Review Animal Jam - Block Puzzle, Game Mencocokkan Hewan yang Menggemaskan
-
Pencuri Bebek Ancam Tukang Angon dengan Golok Saat Beraksi di Sukabumi dan Bogor, Ratusan Ekor Dibawa Kabur
-
Hewan Langka Ini Muncul Kembali untuk Pertama Kali dalam 5.000 Tahun
-
Hari-Hari Bersama Miyu, Kisah Sedih dan Harapan dari Kehidupan Kucing Oren
-
Review Animal Express - Train Tycoon, Game Kereta Hewan Menggemaskan
Ulasan
-
Ulasan Buku Bad Habits, Kebiasaan Buruk Gen Z yang sering Dinormalisasi
-
Ulasan Buku 'Hati-hati Yaaa,' Kumpulan Cerita yang Meningkatkan Kewaspadaan
-
Ketika Warna Putih Menjadi Simbol Kehilangan: Review Buku 'The White Book'
-
Taman Safari Prigen, Disebut Jadi yang Terbesar di Asia
-
Air Terjun Kakek Bodo, Pesona Air Terjun dan Kolam Renang dalam Satu Lokasi
Terkini
-
Menelisik Biaya Administrasi dalam Rekrutmen: Antara Tuntutan dan Beban
-
Ulasan Game Last Laugh: Kisah Tragis Dibalik Tawa Terakhir Perundung
-
Antara Hasrat dan Kebutuhan: Efek BNPL dan Sikap Konsumtif Generasi Muda
-
Sinopsis Dhoom Dhaam, Film Terbaru Yami Gautam dan Pratik Gandhi di Netflix
-
Anime Bocchi the Rock! Season 2 Resmi Diumumkan, Tunjuk Sutradara Baru