Indonesia benar-benar kaya akan tradisi. Setelah mengakhiri ibadah puasa dengan melaksanakan kewajiban membayar zakat, masih terdapat tradisi unik bernama galak gampil, sebuah tradisi tahunan di wilayah Malang dan sekitarnya untuk merayakan Idul Fitri.
Sebagai seorang anak yang dilahirkan dari sebuah desa di bawah gunung Banyak, Batu, Malang, Jawa Timur kala itu, teringat kenangan sekitar tahun 1970-an ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Merayakan Idul Fitri di pagi hari, aku mengenakan baju baru yang dibeli dari tabungan emak untuk segera melaksanakan tradisi sungkeman di rumah sendiri dengan berjabat tangan memohon maaf kepada kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga, dilanjutkan kepada seluruh sanak saudara dari garis keturunan emak dan bapak.
Jika silaturahmi bersama anggota keluarga telah usai, waktunya berkumpul bersama teman sebaya untuk melakukan operasi galak gampil. Kelompok bocil melakukan diskusi kecil yang tidak kalah serunya dengan rapat dewan untuk memulai aksi sosial keliling kampung, anjangsana dari rumah ke rumah tetangga melakukan tradisi sungkeman.
Selain sungkeman untuk memohon doa dan memohon maaf dari orang tua, sanak saudara dan tetangga, ada keistimewaan di balik operasi galak gampil yang dilakukan oleh kelompok bocil yang membuat mereka memiliki antusias tinggi karena berharap mendapatkan bingkisan istimewa. Bukan kue lebaran yang bertaburan di atas meja melainkan beberapa kepingan koin atau lembaran kertas berharga, cuan.
Beragamnya kondisi keuangan dan latar belakang keluarga menentukan besar kecilnya nilai cuan, bahkan setelah cukup lama berharap-harap cemas ada pula yang tidak membagikan cuan. Bagi kelompok bocil nilai cuan yang diperoleh dari masing-masing orang dewasa yang dikunjungi tidak menjadi persoalan, total rekapitulasi penggalangan dana dengan jumlah fantastis jauh lebih penting karena cukup membuat gembira bagaikan menerima tunjangan hari raya dari perusahaan atau instansi.
Berasal dari bahasa Jawa, galak adalah karakteristik antagonis yang dimiliki oleh orang dewasa dan gampil artinya mudah. Galak gampil adalah tradisi di kota Malang dan sekitarnya ketika Idul Fitri dengan menunjukkan sikap saling memberi maaf dan berbagi dimana orang tua menyediakan kado istimewa yang akan dibagikan kepada anak-anak melalui sungkeman.
Selain itu terselip pesan moral bahwa orang dewasa yang sebelumnya dinilai antagonis oleh anak-anak menjadi penuh perhatian setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Baca Juga
-
Menjawab Keraguan Gen X Lewat Saksi Bisu Kebersamaan Tim Futsal
-
Kaum Intelektual Kudu Ngerti kalau 'Literasi bukan Sekadar Calistung' Mulu
-
Karakteristik Schadenfreude dalam Psikologi Massa Sound Horeg
-
Tokoh Perempuan di Balik Sukses Ki Hajar Dewantara Pertahankan Taman Siswa
-
Tumbuhkan Jiwa Patriot lewat Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara
Artikel Terkait
-
Keresahan Anwar BAB akan Jodohnya yang Tak Kunjung Datang, Raffi Ahmad: Lu Susah Diatur!
-
Festival Muaro Padang Bakal Digelar di Momen Libur Lebaran 2023, Catat Jadwalnya!
-
Hilal Mulai Muncul! Menaker Segera Tanda Tangan Surat Edaran Penetapan THR Idulfitri 2023
-
Aldila Jelita Akui Lelah dan Ingin Cepat-Cepat Cerai dari Indra Bekti: Karena Capek Sebenarnya
-
3 Resep Kue Lebaran Tanpa Oven Paling Mudah Dibuat! dari Kastengel, Putri Salju, dan Lidah Kucing
Ulasan
-
Review Film Eternity: Cinta Abadi di Balik Birokrasi Akhirat
-
Review Film Pesugihan Sate Gagak: Komedi Horor Absurd yang Bikin Ngakak
-
3 Daftar Novel Dee Lestari yang Akan Diadaptasi Menjadi Serial Netflix
-
Ulasan Film Dead of Winter, Survival di Tengah Badai dan Ancaman Manusia
-
Review Film Air Mata Mualaf: Mendalami Gejolak Batin Tatkala Pindah Agama
Terkini
-
Perundungan Tak Kasat Mata: Saat Covert Bullying Menghancurkan Tanpa Suara
-
4 Serum Kandungan Exosome Ampuh Atasi Wrinkle dan Buat Kulit Auto Plumpy!
-
Ungkap Judul Resmi, Film Detective Conan Terbaru Bakal Tayang Tahun Depan
-
Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, Ini Pemeran Film Children of Heaven
-
Liburan Makin Seru! Ini 5 Drama China Baru yang Siap Temani Akhir Tahunmu