Kardus tergolong material kertas yang memiliki tekstur kuat jika dibandingkan dengan houtvrij schrijfpapier atau kertas hvs.
Kekuatannya terbentuk oleh bahan kertas yang digunakan dan penerapan desain penempelan tiga lapis kertas yang melekatkan masing-masing bagiannya menjadi satu.
Jika dicermati setiap desain kertas kardus terdiri atas dua lapisan kertas dengan tekstur halus dan rata yang diaplikasikan di bagian luar serta lapisan bagian dalam berbentuk spiral yang menghasilkan lubang-lubang estetik kecil berongga .
Usia selembar kardus bisa bertahan lebih lama dan awet jika ditempatkan di dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang baik sebaliknya kardus akan mudah hancur jika ditempatkan di dalam ruangan yang lembab, tempat terbuka yang terpapar oleh panas matahari langsung kemudian terkena guyuran air.
Biasanya kardus menjadi pilihan yang tepat karena lebih mudah dan praktis untuk diaplikasikan sebagai media penyimpanan perangkat elektronik, peralatan rumah tangga, mengemas makanan/minuman, atau packing barang paket dan sejenisnya.
Kardus-kardus pembungkus ini akan menumpuk di dalam gudang penyimpanan barang atau berakhir di pembuangan sampah ketika tidak dibutuhkan lagi.
Di buku 'Kreativitas dalam Mainan Kardus' oleh Pusat Data dan Analisa Tempo dituliskan tentang langkah nyata dari tangan-tangan kreatif yang menyulap kardus bekas tersebut menjadi aneka barang bermanfaat dan bisa menghasilkan cuan.
Melalui daur ulang dengan menggambar pola, melipat, menggunting, memotong, mewarnai, dan merekatkan setiap bagian kardus tersebut menjadi pernak-pernik aksesoris; dekorasi ruang; mainan anak-anak; kostum karnaval; replika binatang, bangunan, kendaraan; atau perabot rumah tangga bernilai fungsional.
Lewat edukasi yang telah dilakukan oleh penulis dalam komunitas 'Bumi Kardus' di sebuah seminar dan workshop ditemukan fakta bahwa tidak semua peserta bisa menguasai karakteristik bahan, menciptakan desain, mengaplikasikan peralatan di atas material kardus, membubuhkan warna, dan mengubah imajinasi mereka menjadi bentuk nyata.
Ternyata aktivitas psikomotorik yang terlihat sederhana dan mudah dikerjakan ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang benar-benar terampil, telaten, berbakat, memiliki kinerja motorik halus yang mumpuni, mampu berpikir imajinatif, dan berminat dengan pekerjaan kreatif. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Uji Taktual Baca Al-Qur'an Braille di 'Syiar Ramadhan Distra' Malang 2025
-
'Psikologi Keluarga', Rekomendasi bagi Pewaris Karakter Sistem Sosial
-
'Psikologi Kognitif' tentang Bagaimana Ingatan Manusia Bekerja
-
Ketika Freudian Slip Menjadi Bumerang bagi Gus Miftah Maulana
-
Ubah Mindset lewat Buku Akses, Informasi, dan Disabilitas
Artikel Terkait
-
Krisis Eksistensial dan Kekerasan dalam Buku Awan-Awan di Atas Kepala Kita
-
Menerima Proses Menua dengan Kelapangan Hati dari Buku Menua dengan Gembira
-
Ikuti Hatimu dan Hidungmu: Perspektif Unik dari The God of High School
-
Review Buku 'Musim di Rambut Ibu', Kisah-Kisah Haru tentang Seorang Ibu
-
Novel Gongka: Pengalaman Masa Kecil di Lingkungan Pecinaan di Era 1980-an
Ulasan
-
Ulasan Novel Malice: Jejak Kebencian di Balik Misteri Pembunuhan
-
Stories for Rainy Days: Kumpulan Cerita Pendek untuk Menemanimu Saat Hujan
-
3 Jajanan Khas Indonesia Timur yang Bisa Jadi Kudapan saat Lebaran
-
Adolescence: Menguak Kondisi Psikis Remaja dalam Tragedi Mengerikan
-
A Real Pain: Road Movie yg Ajarkan untuk Tak Menghakimi Struggle Orang
Terkini
-
Egy Maulana Absen, 3 Pemain Ini Diprediksi Gantikan Posisinya di Timnas
-
3 Drama Korea yang Diperankan oleh Seo Kang Joon, dari Romance hingga Action
-
Dari Kasual hingga Sporty, Ini 5 Inspirasi OOTD Liburan ala Bona WJSN
-
Bijak! Begini Cara Septian Bagaskara Sikapi Persaingan di Lini Depan Timnas
-
Bojan Hodak Ragu Gervane Kastaneer Bisa Bela Timnas Curacao, Imbas Cedera?