Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Wahyu Tanoto
Sale pisang. (Suara.com/Rima Sekarani)

Siapa yang tak kenal sale pisang, makanan ringan khas negara kita, Indonesia. Memang negara kita dikenal sebagai negara yang kaya akan beragam budaya dan tradisi. 

Selain momen kebersamaan dengan keluarga dan sahabat, lebaran juga identik dengan makanan khas yang menjadi favorit banyak orang. Salah satu makanan khas yang wajib dicicipi selama Idulfitri adalah sale pisang.

Sale pisang merupakan camilan yang terbuat dari pisang yang dihaluskan dan dicampur dengan gula merah dan tepung ketan. Biasanya, sale pisang diolah dengan cara dipanggang hingga matang dan berwarna kecokelatan. Selain itu, sale pisang juga dapat diolah dengan cara digoreng.

Saat menjelang lebaran, sale pisang menjadi salah satu makanan yang paling banyak dicari oleh masyarakat. Biasanya, sale pisang dijual di pasar, warung kelontong, maupun di toko oleh-oleh di pinggir jalan. 

Rasa manis gula merah yang tercampur dengan aroma pisang yang lezat membuat sale pisang sangat digemari oleh masyarakat. Selain itu, sale pisang juga menjadi salah satu camilan yang cocok disajikan saat berkumpul bersama keluarga dan sahabat saat Idulfitri tiba.

Tidak hanya enak, sale pisang juga memiliki nilai gizi yang baik untuk kesehatan. Pisang sebagai bahan utama sale pisang mengandung banyak serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Dikutip dari stekom, sale pisang merupakan makanan khas asli dari Karangpucung dan Majenang di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Tetapi dalam perkembangannya, banyak kota lain yang mengembangkan dan memproduksinya.

Sale pisang bukan hanya sekadar camilan biasa, namun memiliki makna yang mendalam dalam budaya kuliner Nusantara. Kata orang tua dulu, pisang sendiri dalam bahasa Jawa bermakna “lepat” yang berarti melekat. Konon, sale pisang juga diartikan sebagai simbol kebersamaan dan keakraban antara sesama.

Sale pisang juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Proses pembuatan sale pisang biasanya melibatkan sejumlah warga yang bekerja sama dalam mengolahnya. Hal ini menjadikan sale pisang sebagai salah satu produk kuliner yang mampu membuka peluang usaha dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Wahyu Tanoto