Siapa yang tak kenal sale pisang, makanan ringan khas negara kita, Indonesia. Memang negara kita dikenal sebagai negara yang kaya akan beragam budaya dan tradisi.
Selain momen kebersamaan dengan keluarga dan sahabat, lebaran juga identik dengan makanan khas yang menjadi favorit banyak orang. Salah satu makanan khas yang wajib dicicipi selama Idulfitri adalah sale pisang.
Sale pisang merupakan camilan yang terbuat dari pisang yang dihaluskan dan dicampur dengan gula merah dan tepung ketan. Biasanya, sale pisang diolah dengan cara dipanggang hingga matang dan berwarna kecokelatan. Selain itu, sale pisang juga dapat diolah dengan cara digoreng.
Saat menjelang lebaran, sale pisang menjadi salah satu makanan yang paling banyak dicari oleh masyarakat. Biasanya, sale pisang dijual di pasar, warung kelontong, maupun di toko oleh-oleh di pinggir jalan.
Rasa manis gula merah yang tercampur dengan aroma pisang yang lezat membuat sale pisang sangat digemari oleh masyarakat. Selain itu, sale pisang juga menjadi salah satu camilan yang cocok disajikan saat berkumpul bersama keluarga dan sahabat saat Idulfitri tiba.
Tidak hanya enak, sale pisang juga memiliki nilai gizi yang baik untuk kesehatan. Pisang sebagai bahan utama sale pisang mengandung banyak serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Dikutip dari stekom, sale pisang merupakan makanan khas asli dari Karangpucung dan Majenang di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Tetapi dalam perkembangannya, banyak kota lain yang mengembangkan dan memproduksinya.
Sale pisang bukan hanya sekadar camilan biasa, namun memiliki makna yang mendalam dalam budaya kuliner Nusantara. Kata orang tua dulu, pisang sendiri dalam bahasa Jawa bermakna “lepat” yang berarti melekat. Konon, sale pisang juga diartikan sebagai simbol kebersamaan dan keakraban antara sesama.
Sale pisang juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Proses pembuatan sale pisang biasanya melibatkan sejumlah warga yang bekerja sama dalam mengolahnya. Hal ini menjadikan sale pisang sebagai salah satu produk kuliner yang mampu membuka peluang usaha dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Baca Juga
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
Artikel Terkait
-
Tak Kalah Nikmat dengan Opor, 5 Menu Sehat Ini Bisa Disajikan saat Lebaran!
-
BIASA DILAKUKAN! Bagikan Uang ke Anak-Anak Saat Lebaran, Ternyata Sangat Dilarang dalam Islam
-
Genjot Perbaikan Jalan, Ganjar Pastikan Semua Jalur Utama Siap Dilewati Pemudik di H-10 Lebaran
-
Dokter Ini Beberkan Lonjakan Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia Baru-baru ini, Warganet Dibuat Was-was
-
Link Download Poster Ucapan Lebaran 2023 GRATIS, Bagikan di Media Sosial!
Ulasan
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?
-
Ulasan Buku The Art of Reading: Teknik Baca Kilat dan Memahami Isi Buku
-
Ulasan Cerpen Teh dan Pengkhianat:Ketika Pejuang Diperalat Menindas Sesama
-
Ulasan Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal: Drama Korea Rasa Indonesia
-
Review Film Gowok - Kamasutra Jawa: Nggak Cuma Bahas Seksualitas yang Sensual
Terkini
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Tampil Kece Seharian dengan 5 Inspirasi Outfit Kasual ala Al Ghazali
-
Kutukan Tambang Nikel? Keuntungan Ekonomi Melambung, Kerusakan Lingkungan Menggunung
-
Di Balik Layar Drama Korea Good Boy: Para Cast Ceritakan Pengalaman Seru Selama Syuting
-
Tatap Laga Pamungkas, Timnas Indonesia Beri Kode Bakal Hadirkan Kejutan!