Setiap tahunnya pada tanggal 12 April, diperingati sebagai Hari Internasional untuk Penerbangan Luar Angkasa atau International Day for Human Space Flight. Melansir dari situs National Today, peringatan tersebut dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap kosmonot kelahiran Uni Soviet, yakni Yuri Gagarin yang sukses menjadi orang pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa pada tanggal 12 April 1961. Hal ini juga sekaligus menandai tonggak sejarah umat manusia dalam eksplorasi luar angkasa.
Peringatan ini juga sebagai bentuk apresiasi terhadap seluruh perkembangan teknologi dan upaya penjelajahan luar angkasa yang dilakukan oleh manusia guna mencapai tujuan pembangunan dan penerapan ilmu luar angkasa yang ditujukan untuk kemajuan peradaban umat manusia. Di beberapa negara peringatan ini juga dilakukan dengan nama beragam, di Russia dikenal dengan nama Cosmonautics Day dan di beberapa negara lain dikenal dengan nama Yuri’s Night yang merupakan representasi dari Yuri Gagarin.
Perkembangan Eksplorasi Luar Angkasa Dari Masa Ke Masa
Umat manusia memang telah diketahui sangat berminat dengan dunia luar angkasa sejak ratusan tahun yang lalu. Banyak beberapa artefak dan manuskrip kuno yang menjelaskan beragam ilmu astronomi yang disesuaikan dengan teknologi dan pemahaman di masanya. Kegiatan eksplorasi luar angkasa memang baru dilakukan cukup serius pada abad ke-20. Melansir dari Britannica, kegiatan eksplorasi luar angkasa tersebut dimulai saat manusia mengembangkan roket yang kelak menjadi wahana udara dalam menjelajahi luar angkasa.
Sejak suksesnya misi yang dilakukan oleh Yuri Gagarin, banyak negara yang mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dan mengeksplorasi luar angkasa. Persaingan luar angkasa saat itu tentunya menjadi salah satu alat propaganda hegemoni blok barat yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet saat masa perang dingin. Bahkan, persaingan luar angkasa antara Russia dan Amerika Serikat masih menjadi sebuah persaingan hegemoni antara pihak barat dan timur hingga hari ini. Selain itu, beberapa negara lain seperti India, Jepang dan Cina juga turut serta dalam kegiatan eksplorasi luar angkasa tersebut hingga hari ini.
BACA JUGA: 'Pride and Prejudice': Novel Klasik yang Tak Lapuk Dimakan Usia
Prospek Kegiatan Eksplorasi Luar Angkasa di Masa Depan
Kegiatan eksplorasi luar angkasa tentunya makin berkembang dari waktu ke waktu. Kegiatan eksplorasi tersebut tentunya sejalan dengan perkembangan dunia teknologi yang mendukung penjelajahan luar angkasa dari masa ke masa. Namun, tentunya kegiatan eksplorasi dan penelitian luar angkasa tersebut juga tetap dibatasi untuk kepentingan tertentu. Salah satu pembatasan tersebut yakni menggunakan luar angkasa sebagai sarana militer atau peluncuran senjata.
Peraturan tersebut tertuang dalam “Treaty on Principles Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Outer Space, including the Moon and Other Celestial Bodies”. Aturan tersebut memungkinkan hanya membatasi kegiatan eksplorasi luar angkasa dilakukan hanya demi kepentingan teknologi dan ilmu pengetahuan guna memajukan peradaban manusia.
BACA JUGA: Memaknai Arti Berbagai Motif Batik Khas Provinsi Jambi
Di era seperti sekarang juga mulai dimunculkan beberapa kegunaan luar angkasa lainnya salah satunya sebagai wahana wisata bagi masyarakat sipil yang ingin menjelajahi luar angkasa. Banyak lembaga atau pihak yang mulai melakukan tur wisata luar angkasa ini dan diberikan secara eksklusif kepada masyarakat sipil. Tentunya tarif yang dipatok untuk wahana penjelajahan luar angkasa tersebut tidaklah sedikit karena besarnya pengelolaan dan perawatan wahana penjelajahan luar angkasa yang diberikan.
Tentunya dengan seiring perkembangan zaman yang kian maju, kegiatan eksplorasi luar angkasa diharapkan akan memiliki cakupan yang kian luas dan diharapkan pula akan semakin memberikan kemajuan terhadap pembangunan dan kemajuan peradaban umat manusia di masa depan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Timnas Gagal Lolos Piala Asia U-23, Gerald Vanenburg Justru Singgung STY
-
Gagal Lolos ke Piala Asia U-23, Jadi Ironi Skuad Garuda saat Jumpa Korea Selatan
-
Misi Gerald Vanenburg Lolos Piala Asia U-23 dan Bayang-bayang Prestasi STY
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?
-
Dimas Drajad Gabung Malut United, Aroma Eks-Persib Kian Terasa di Skuad
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Review Film Siccin 8: Atmosfer Mencekam yang Gak Bisa Ditolak!
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
Terkini
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
Tak Cuma Sri Mulyani, Yudo Sadewa Sentil 'Ternak Mulyono' di Tengah Kontroversi
-
4 Sheet Mask Kandungan Pearl yang Ampuh Berikan Efek Cerah dan Lembap
-
#SaveRajaAmpat Menggema di Forum PBB, Greenpeace Soroti Ancaman Tambang
-
PV Spy x Family Season 3 Kembali Dibagikan, Pamer Lagu Ending Baru