Bila di era sekarang armada frigate yang dimiliki oleh TNI-AL bertumpu kepada Martadinata-class, maka di era dekade 60-an hingga awal 60-an kekuatan armada frigate TNI-AL atau yang saat itu dikenal dengan nama ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) bertumpu kepada frigate buatan Uni Soviet, yakni Riga-class. Kapal jeni frigate yang mulai dibangun sejak periode 1950-an tersebut menjadi salah kekuatan armada laut Indonesia di masanya.
Saat itu Indonesia total mengoperasikan 8 unit kapal frigate Riga-class yang mulai dioperasikan sejak tahun 1962. Melansir dari situs Indomiliter, kapal frigate tersebut datang ke Indonesia bersamaan dengan beberapa alutsista buatan blok timur lainnya guna mendukung operasi Trikora yang dilakukan untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Dalam rekam jejaknya, kapal-kapal tersebut menjadi sebuah kesatuan serang unggulan yang dimiliki oleh TNI-AL saat itu.
Dibeli Bekas Pakai dari Angkatan Laut Uni Soviet
Kedatangan 8 unit kapa frigate Riga-class dari Uni Soviet pada kurun waktu 1962-1964 sejatinya merupakan kapal bekas pakai armada Angkatan Laut Uni Soviet. Melansir dari Wikipedia, kapal-kapal frigate tersebut sejatinya merupakan kapal yang dibangun pada dekade 1950-an dan berdinas antara kurun waktu tahun 1954-1962. Pembelian kapal-kapal dalam kondisi bekas pakai tersebut tentunya merupakan prioritas yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia yang dimana mereka memerlukan armada kapal dengan sesegera mungkin. Tentunya membangun kapal baru saat itu dirasa kurang efektik karena memerlukan waktu sekitar 2-4 tahun sebelum diserahkan kepada pihak yang membelinya.
Total 8 unit yang dibeli oleh pihak ALRI saat itu terdiri atas KRI Jos Soedarso (351), KRI Slamet Rijadi (352), KRI Ngurah Rai (353), KRI Walter Mongisidi (354), KRI Lambung Mangkurat (357), KRI Hang Tuah (358), KRI Kakiali (359) dan KRI Nuku (360). Namum, saat perubahan haluan politik Internasional sejak tahun 1965 membuat kapal-kapal ini mulai terbengkalai seperti lazimnya sebagian besar alutsista Uni Soviet saat itu. Akan tetapi, kapal-kapal ini tidak langsung pensiun karena cukup melimpahnya suku cadang dari hasil kanibalisasi kapal-kapal lainnya.
Masih Menggunakan Konsep Persenjataan Klasik
Seperti lazimnya kapal-kapal yang mulai dibangun sejak berakhirnya perang dunia ke-2 hingga dekade 1950-an, kapal-kapa frigate Riga-class juga masih menggunakan sistem persenjataan meriam dengan kaliber besar sebagai sistem persenjataannya. Melansir dari Wikipedia, kapal frigate Riga-class menggunakan 3 pucuk meriam kaliber 100 mm sebagai senjata utamanya. Selain itu, kapal ini juga menggunakan 4 unit meriam otomatis 37 mm untuk peran anti pesawat dan serangan jarak pendek. Kapal ini juga mampu melaksanakan peran anti kapal selam karena dilengkapi dengan 3 tabung peluncur torpedo 533 mm dan sistem peluncur roket anti-kapal selam MBU-600. Kapal ini diawaki oleh sekitar 175 awak dan mampu mencapai kecepatan maksimal hingga 52 km/jam dengan jarak jelajah sekitar 3.000 km. Kemampuan tersebut dihasilkan dari 2 mesin uap yang mampu mengeluarkan daya sekitar 21.000 hp.
Pernah Diterjunkan Saat Operasi Seroja di Timor-timur
Meskipun dibeli pada masa operasi Trikora di awal dekade 1960-an, akan tetapi justru salah satu misi yang dikenal mengikutsertakan kapal frigate Riga-class adalah saat melakukan operasi Seroja di Timor-timur pada tahun 1975. Melansir dari buku “Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur”, tercatat ada 2 unit kapal frigate Riga-class yang diturunkan saat penerjunan pasukan di Timor-timur. Kapal-kapal tersebut melakukan misi pengawalan pendaratan pasukan di daerah medan operasi. Saat itu tidak dipungkiri kapal frigate ini mulai menua sehingga pada awal dekade 1980-an unit-unit terakhirnya pada akhirnya dipensiunkan dan digantikan dengan kapal yang lebih modern.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Titus Bonai Sebut Ada Perbedaan Kondisi Dulu dan Saat Ini di Tim Nasional Indonesia
-
Menebak Siapa yang Layak Jadi Kiper Utama Timnas Indonesia di AFF Cup 2024
-
Hadapi Pemain Senior di AFF Cup 2024, Pemain Muda Timnas Akui Tak Gentar!
-
Kembali Bertemu Vietnam, Ini Peluang Indonesia Lolos Fase Grup AFF Cup 2024
-
Taklukkan Malaysia 0-1, Timnas Putri Indonesia Lolos Semifinal AFF Cup 2024
Artikel Terkait
-
Usai Gencatan Senjata, Hizbullah Tetap Waspada terhadap Serangan Israel
-
Susul Netanyahu, Pemimpin Junta Myanmar Juga Jadi Sasaran Surat Perintah Penangkapan ICC Atas Kekejaman pada Rohingya
-
Pakistan di Ambang Perang Saudara Mulai dari Imran Khan, Protes Berdarah dan Kekuasaan Militer
-
Kapal Wisata Tenggelam di Laut Merah, Penyelamatan Masih Berlangsung
-
Jepang dan Filipina Jadi Garda Depan AS Hadapi China? Ini Rencananya!
Ulasan
-
Suara Hati Rakyat kepada Para Pemimpin dalam Buku Bagimu Indonesiaku
-
Makna Tersirat Lagu Boy Pablo 'Sick Feeling' : Bukan Lagu Galau !
-
Mekar dan Cantik Layaknya Bunga dalam Lagu Debut Irene Like A Flower
-
Ulasan Buku Titik Menuju Dewasa: Panduan dari Remaja Menuju Dewasa
-
Prosa Indah Riwayat Perang Bubat dalam Buku Citraresmi Eddy D. Iskandar
Terkini
-
Titus Bonai Sebut Ada Perbedaan Kondisi Dulu dan Saat Ini di Tim Nasional Indonesia
-
Timnas Indonesia Makin Percaya Diri usai Hajar Arab Saudi, STY Buka Suara
-
5 Pemeran Utama Drama 'Seocho-dong', Ada Lee Jong Suk dan Moon Ga Young!
-
Mengupas Tantangan dan Indikator Awal Kredibilitas Pemimpin di Hari Pertama
-
Ok Taecyeon, Seohyun, dan 3 Aktor Dikonfirmasi untuk Drama Adaptasi Webtoon