Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Fathorrozi 🖊️
Buku Juru Masak karya Damhuri Muhammad (Dok. Pribadi/Fathorrozi)

Sakit badan ada obatnya, sakit hati apa obatnya. Adagium ini diakui atau tidak, memang benar adanya. Ketika seseorang sedang disakiti hatinya, kebanyakan ia belum merasa puas sebelum melampiaskan dendam dengan menjatuhkan atau membuat celaka lawannya.

Kisah tentang sakit hati itu saya temukan dalam tiga judul di dalam buku kumpulan cerpen karya Damhuri Muhammad ini. Tiga judul yang dimaksud adalah Gasing Tengkorak, Anak Bapak dan Juru Masak.

BACA JUGA: Kisah Gadis tanpa Kaki yang Berhasil Mewujudkan Impiannya Menjadi Perenang

Untuk lebih jelasnya, saya ulas inti kisahnya berikut ini:

1. Gasing Tengkorak

Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di kota sedang pulang kampung untuk gelar acara tasyakuran atas kuliahnya yang berjalan lancar. Selain itu, tasyakuran tersebut juga dimaksudkan sebagai rasa syukur ia telah diterima kerja sebagai perawat dan telah dipersunting oleh Syamsudin seorang dokter muda. Gadis cantik manis itu bernama Nurmala.

Untuk acara tasyakurannya itu, orangtua Nurmala butuh kelapa untuk bahan aneka kue. Ditunjuklah Dinir, laki-laki buruk rupa, matanya juling, giginya kuning dan beristri empat itu untuk memanjatkan pohon kelapa. Saat ketemu Nurmala di bawah pohon kelapa, Dinir merayu Nurmala, tetapi dibalas dengan caci maki oleh Nurmala, hingga mengakibatkan Dinir sakit hati.

Malam harinya, Dinir memutar Gasing Tengkorak miliknya ditujukan kepada Nurmala. Nurmala yang sedang tidur di ranjang rumahnya tiba-tiba tubuhnya merasa melepuh, kejang-kejang dan berkali-kali meminta diantarkan ke rumah Dinir untuk dijadikan istri. Para dukun angkat tangan untuk menyembuhkan Nurmala. Kekuatan mereka tidak mampu mengalahkan Gasing Tengkorak Dinir, akhirnya pun si orangtua merelakan Nurmala menikah dengan Dinir.

BACA JUGA: Cara Ampuh agar Gemar Mengarang dari Buku 'Membangun Kreativitas Mengarang'

2. Anak Bapak

Ini berkisah tentang seorang anak yang tidak dihiraukan hidupnya oleh si ibu. Ibunya tak mau menjalani masa-masa sulit dalam merawat anaknya. Bahkan, menyusuinya pun ia tidak sanggup. Akhirnya, si bapak yang turun tangan dan mencurahkan segala pikiran dan tenaganya untuk anak bayinya itu.

Bapak itu sakit hati lantaran istrinya telah melantarkan anak yang dulu diidam-idamkan oleh istrinya sebelum melahirkannya. Keajaiban pun datang. Anak itu menggaruk-garuk dada tipis bapaknya hingga gundukan daging di dada bapaknya berangsur-angsur mengembang, lalu membesar seperti balon yang ditiup. Si anak kemudian tidak rewel, sebab ia telah menemukan payudara di dada bapaknya.

BACA JUGA: Lika-liku Kehidupan Rumah Tangga dalam Buku Selembut Angin Setajam Ranting

3. Juru Masak

Cerpen Juru Masak berkisah mengenai sepasang kekasih yang tidak mendapat restu orangtua. Azrial sangat mencintai Renggogeni, begitu pun Renggogeni, betapa besar cintanya terhadap Azrial. Namun, Azrial ditampik cintanya oleh Mangkudun, bapaknya Renggogeni, sebab Azrial hanya tamatan madrasah aliyah dan anak seorang juru masak.

Karena sakit hati, Azrial merantau di Jakarta menjadi tukang cuci piring. Dengan ketekunannya, Azrial mampu menabung gaji bulanannya hingga ia mendirikan warung makan, dan terus mengembangkannya hingga mempunyai enam rumah makan dan mempekerjakan dua puluh anak buah.

Di kampung itu, Makaji satu-satunya orang yang paling enak masakannya dan sering mendapat panggilan saat tetangga sekitar hendak gelar hajatan. Kebetulan saat itu, Makaji yang merupakan bapak dari Azrial dimintai tolong untuk memasak acara nikahan Renggogeni dengan Yusnaldi perwira muda polisi. Sebab, sakit hati masih bersarang di hati Azrial, dua hari sebelum acara pernikahan Renggogeni, Azrial membawa Makaji ke Jakarta untuk menjadi juru masak di warung makan miliknya.

Pesta pernikahan Renggogeni yang menyembelih tiga ekor kerbau dan tujuh ekor kambing itu akhirnya tidak ramai dikunjungi orang, sebab masakannya tidak mengundang selera, gulai kambing tak ada rasa, daging kerbaunya keras, dan semacamnya.

Mari kita temukan pelajaran penting dari tiga cerpen di atas. Dengan begitu, semoga kita bisa membawa diri untuk tidak mudah menyakiti hati orang lain dan mampu bersabar saat hati kita disakiti.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Fathorrozi 🖊️