Sakit badan ada obatnya, sakit hati apa obatnya. Adagium ini diakui atau tidak, memang benar adanya. Ketika seseorang sedang disakiti hatinya, kebanyakan ia belum merasa puas sebelum melampiaskan dendam dengan menjatuhkan atau membuat celaka lawannya.
Kisah tentang sakit hati itu saya temukan dalam tiga judul di dalam buku kumpulan cerpen karya Damhuri Muhammad ini. Tiga judul yang dimaksud adalah Gasing Tengkorak, Anak Bapak dan Juru Masak.
BACA JUGA: Kisah Gadis tanpa Kaki yang Berhasil Mewujudkan Impiannya Menjadi Perenang
Untuk lebih jelasnya, saya ulas inti kisahnya berikut ini:
1. Gasing Tengkorak
Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di kota sedang pulang kampung untuk gelar acara tasyakuran atas kuliahnya yang berjalan lancar. Selain itu, tasyakuran tersebut juga dimaksudkan sebagai rasa syukur ia telah diterima kerja sebagai perawat dan telah dipersunting oleh Syamsudin seorang dokter muda. Gadis cantik manis itu bernama Nurmala.
Untuk acara tasyakurannya itu, orangtua Nurmala butuh kelapa untuk bahan aneka kue. Ditunjuklah Dinir, laki-laki buruk rupa, matanya juling, giginya kuning dan beristri empat itu untuk memanjatkan pohon kelapa. Saat ketemu Nurmala di bawah pohon kelapa, Dinir merayu Nurmala, tetapi dibalas dengan caci maki oleh Nurmala, hingga mengakibatkan Dinir sakit hati.
Malam harinya, Dinir memutar Gasing Tengkorak miliknya ditujukan kepada Nurmala. Nurmala yang sedang tidur di ranjang rumahnya tiba-tiba tubuhnya merasa melepuh, kejang-kejang dan berkali-kali meminta diantarkan ke rumah Dinir untuk dijadikan istri. Para dukun angkat tangan untuk menyembuhkan Nurmala. Kekuatan mereka tidak mampu mengalahkan Gasing Tengkorak Dinir, akhirnya pun si orangtua merelakan Nurmala menikah dengan Dinir.
BACA JUGA: Cara Ampuh agar Gemar Mengarang dari Buku 'Membangun Kreativitas Mengarang'
2. Anak Bapak
Ini berkisah tentang seorang anak yang tidak dihiraukan hidupnya oleh si ibu. Ibunya tak mau menjalani masa-masa sulit dalam merawat anaknya. Bahkan, menyusuinya pun ia tidak sanggup. Akhirnya, si bapak yang turun tangan dan mencurahkan segala pikiran dan tenaganya untuk anak bayinya itu.
Bapak itu sakit hati lantaran istrinya telah melantarkan anak yang dulu diidam-idamkan oleh istrinya sebelum melahirkannya. Keajaiban pun datang. Anak itu menggaruk-garuk dada tipis bapaknya hingga gundukan daging di dada bapaknya berangsur-angsur mengembang, lalu membesar seperti balon yang ditiup. Si anak kemudian tidak rewel, sebab ia telah menemukan payudara di dada bapaknya.
BACA JUGA: Lika-liku Kehidupan Rumah Tangga dalam Buku Selembut Angin Setajam Ranting
3. Juru Masak
Cerpen Juru Masak berkisah mengenai sepasang kekasih yang tidak mendapat restu orangtua. Azrial sangat mencintai Renggogeni, begitu pun Renggogeni, betapa besar cintanya terhadap Azrial. Namun, Azrial ditampik cintanya oleh Mangkudun, bapaknya Renggogeni, sebab Azrial hanya tamatan madrasah aliyah dan anak seorang juru masak.
Karena sakit hati, Azrial merantau di Jakarta menjadi tukang cuci piring. Dengan ketekunannya, Azrial mampu menabung gaji bulanannya hingga ia mendirikan warung makan, dan terus mengembangkannya hingga mempunyai enam rumah makan dan mempekerjakan dua puluh anak buah.
Di kampung itu, Makaji satu-satunya orang yang paling enak masakannya dan sering mendapat panggilan saat tetangga sekitar hendak gelar hajatan. Kebetulan saat itu, Makaji yang merupakan bapak dari Azrial dimintai tolong untuk memasak acara nikahan Renggogeni dengan Yusnaldi perwira muda polisi. Sebab, sakit hati masih bersarang di hati Azrial, dua hari sebelum acara pernikahan Renggogeni, Azrial membawa Makaji ke Jakarta untuk menjadi juru masak di warung makan miliknya.
Pesta pernikahan Renggogeni yang menyembelih tiga ekor kerbau dan tujuh ekor kambing itu akhirnya tidak ramai dikunjungi orang, sebab masakannya tidak mengundang selera, gulai kambing tak ada rasa, daging kerbaunya keras, dan semacamnya.
Mari kita temukan pelajaran penting dari tiga cerpen di atas. Dengan begitu, semoga kita bisa membawa diri untuk tidak mudah menyakiti hati orang lain dan mampu bersabar saat hati kita disakiti.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Cerdas dalam Berkendara Lewat Buku Jangan Panik! Edisi 4
-
Semangat Menggapai Cita-Cita dalam Buku Mimpi yang Harus Aku Kejar
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
Artikel Terkait
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Novel Bungkam Suara: Memberikan Ruang bagi Individu untuk Berpendapat
-
Belajar Merancang Sebuah Bisnis dari Buku She Minds Her Own Business
-
Cerdas dalam Berkendara Lewat Buku Jangan Panik! Edisi 4
-
Menyesali Pilihan Hidup di Masa Lalu dalam Novel The Book of Two Ways
Ulasan
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Review Film Totally Killer: Mencari Pembunuh Berantai Ke Masa Lalu
-
Review Film Aftermath, saat Terjadi Penyanderaan di Jembatan Boston
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
Terkini
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda
-
4 Rekomendasi Lagu Romantis Jadul Milik Justin Bieber, Ada Tema Natal!
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi