Masih ingat dengan letusan Gunung Semeru pada Desember 2021 lalu? Letusan besar dari gunung tertinggi di Pulau Jawa itu banyak memakan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan akibat material letusan dan lahar dingin yang menyertainya.
Salah satu dampak dari letusan tersebut adalah terputusnya satu-satunya akses dari dua kabupaten, yakni Lumajang dan Malang. Jembatan yang menghubungkan keduanya roboh tak bersisa. Padahal, jembatan Gladak Perak itu dulunya dikenal karena kekokohannya yang menyambungkan dua lembah di antara jalur erupsi Gunung Semeru.
Dua tahun berlalu, jembatan tersebut kini telah kembali berdiri dengan nama baru, yakni Jembatan Besuk Kobokan. Besuk Kobokan sendiri merupakan pengabadian dari nama desa setempat yang telah rata dengan abu vulkanik.
Jembatan yang juga dikenal dengan Piket Nol ini kembali dibangun dengan konstruksi yang jauh berbeda dan lebih megah dari sebelumnya. Kementerian PUPR yang bertanggung jawab atas pembangunannya membangun kembali jembatan yang dulunya memiliki pilar beton setengah lingkaran di bagian bawah menjadi jembatan rangka baja bertipe struktur Pratt Trust Bridge dengan panjang bentang 140 meter dan lebar 12,5 meter.
Jembatan baru ini juga dicat dengan warna putih dan merah yang semakin membuatnya terlihat kokoh. Selain itu, area sekitar jembatan juga kembali dibangun dengan memperluas bahu jalan dan memagarinya dengan beton pembatas tepi jurang.
Selain sebagai akses transportasi utama, keeksotisan Jembatan Besuk Kobokan juga dijadikan tempat wisata dadakan bagi warga sekitar maupun pengendara yang melintas. Maklum saja, selain desainnya yang gagah, jembatan Besuk Kobokan juga menyajikan pemandangan berupa pemandangan Sungai Curah Kobokan, Gunung Semeru, dan perbukitan yang melingkar di sepanjang jembatan.
Tak sampai di sana, letaknya yang berada di dataran tinggi yang curam juga membuat pengunjung maupun pengendara dapat melihat panorama pantai selatan dari kejauhan. Alhasil, jembatan ini pun dijadikan spot selfie, nongkrong, dan nyore gratis.
Menariknya, Jembatan Besuk Kobokan ternyata belum diresmikan walaupun telah berdampak langsung pada perekonomian masyarakat yang banyak membuka warung di sekitar jembatan.
Namun, karena telah lolos uji layak, Jembatan Besuk Kobokan akhirnya tetap dibuka dan kini berperan penting dalam mobilisasi masyarakat Malang dan Lumajang yang sebelumnya harus turun melewati sungai atau memutar via Bromo atau Probolinggo.
Baca Juga
-
4 Menu Sarapan Favorit Mahasiswa Jatinangor: Murah, Cepat, Mengenyangkan
-
Bandros, Solusi Praktis Menamatkan Kota Bandung dalam Sehari
-
Menyusuri Jejak Dakwah Islam di Galeri Rasulullah Masjid Raya Al Jabbar
-
Profil 4 Kampus yang Menasbihkan Jatinangor sebagai Kota Pendidikan
-
Warung Suroboyo, Pelepas Rindu Lalapan Jawa Timuran di Tanah Sunda
Artikel Terkait
-
Duh, Pembangunan Jalan Tol Malang-Kepanjen Molor
-
Bukan Driver Ojol Biasa, A Diamankan Anggota Polresta Malang Bawa Barang Terlarang
-
Tak Miliki Latar Belakang Medis, MUA Asal Malang Bantu Persalinan di Pesawat
-
Polres Malang Tak Main-main, 1 Terduga Pengeroyok Mahasiswa Unitri Hingga Meninggal Ditangkap
-
Dramatis, MUA Asal Malang Bantu Proses Persalinan di dalam Pesawat
Ulasan
-
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - Infinity Castle: Awal dari Akhir Perjalanan Tanjiro Kamado
-
Ulasan Buku Make It Happen, Now! Panduan Perencanaan Finansial Keluarga
-
Ulasan Novel Notes on an Execution: Catatan Terakhir Seorang Terpidana Mati
-
Review Film The Bad Guys 2: Kombinasi Sempurna Antara Aksi dan Komedi!
-
Novel Onwards and Upwards: Perjalanan Wanita Paruh Baya Menemukan Harapan
Terkini
-
Apresiasi Erick Thohir untuk Sumatera Utara Usai Sukses Gelar Piala Kemerdekaan 2025
-
Maarten Paes Cedera dan Tak Bisa Bela Timnas, 4 Pemain Ini Siap Gantikan!
-
Komunitas Buku sebagai Safe Space: Pelarian dari Kegaduhan Dunia Digital
-
Ceria dan Penuh Energi, NCT Wish Siap Warnai Dunia Lewat Lagu Baru 'Color'
-
OOTD Gaeul IVE: 4 Gaya Kasual yang Fleksibel Buat Segala Momen