Novel Perjaka ini mengisahkan kehidupan anak muda di tengah pergaulan bebas. Terdapat beberapa adegan yang menunjukkan betapa tokoh-tokoh dalam novel ini benar-benar telah menyelam dalam sungai gelap dan bergelimang dosa.
Di bagian awal sosok Limanov asal Jepara ditampilkan sebagai seorang laki-laki pemabuk yang sedang mabuk bersama laki-laki asing keturunan Eropa bernama Richard. Sebelum keduanya berlanjut di atas ranjang, mereka sering mengobrol hangat berteman minuman. Dua laki-laki yang beda kulit, bahasa, dan negara itu memulai hubungan seks sejenis.
Pada lembaran berikutnya, mengisahkan kehidupan Lodi bersama teman-temannya, Abim, Ari dan Yos, yang suka berjoget sambil teler di arena lapangan dalam hiburan orkes dangdut. Tak jarang mereka juga sering terlibat perkelahian dan adu jotos dengan penonton orkes dangdut lain yang merasa tersenggol atau disenggol.
Lodi bersama teman-temannya juga kerapkali menonton film berisi adegan cabul hingga menjelang malam di rumah Ari bilamana orangtuanya bertugas di luar. Dan sebagai puncaknya, usai menonton adegan pembangkit birahi tersebut, mereka melemaskan otot kelaki-lakian dan melepaskan ketegangan di dalam kamar mandi.
Adegan seterusnya, setelah menonton orkes, Yos dan Ari mengajak Lodi ke tempat para lonte beraksi. Mereka ingin merayakan atas kehilangan keperjakaan Lodi.
Padahal Lodi merupakan siswa yang semula rajin belajar dan tekun beribadah. Ia hidup di tengah-tengah keluarga yang taat agama. Tak jarang ibunya selalu menyuruh Lodi untuk menunaikan salat dan belajar. Tetapi, ia selalu kabur dari rumah saat diperintah untuk belajar dan salat.
Kadang pula, ketika Lodi sudah mengumpulkan segenap pikiran untuk konsentrasi mengerjakan tugas sekolah, tiba-tiba teman-temannya datang mengajak Lodi untuk keluar, joget dan mabuk, hingga pulang larut malam dalam kondisi teler.
Kartika Catur Pelita melalui novel ini seakan ingin menunjukkan bahwa kendati pun hidup di tengah-tengah keluarga yang taat agama, namun sangat mudah berbalik arah dan terlena dengan pergaulan lingkungan yang kurang mapan. Dari novel ini juga penulis menyampaikan bagaimana orang tua harusnya bersikap menghadapi anak yang lebih memilih menghabiskan banyak waktu bersama teman daripada bersama orang tua.
Selamat membaca!
Baca Juga
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
-
Akibat Tidak Mau Mendengarkan Nasihat dalam Buku Rumah Tua di dalam Hutan
Artikel Terkait
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Ulasan Novel Hantu di Rumah Kos, Banyak Logika Janggal yang Bikin Galfok
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
Ulasan
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Salaryman's Club: Anime Sports Kombinasi Olahraga dan Kehidupan Kantoran
Terkini
-
3 Produk The Originote Ukuran Jumbo, Ada Micellar Water dan Sunscreen Spray
-
Raih Piala di MAMA Awards 2024, Pidato RIIZE Bikin Nangis Penggemar
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?
-
Gagal Ikuti Tim Putra, Timnas Futsal Putri Raih Juara ke-3 di Ajang AFF Cup
-
Berhak Pakai Nomor 1, Jorge Martin Pilih Ganti atau Tidak?