Semasa perang dunia II banyak mendorong pengembangan teknologi kemiliteran yang tentunya dipergunakan untuk meraih kemenangan dalam setiap pertempuran di kedua belah pihak. Baik pihak blok poros pimpinan Jerman dan blok sekutu pimpinan Amerika Serikat berlomba-lomba menciptakan berbagai macam teknologi paling mutakhir yang digunakan untuk kepentingan peperangan.
Salah satu teknologi mutakhir yang mulai dikembangkan saat perang dunia ke-2 adalah teknologi pesawat bertenaga jet. Apabila pihak Jerman memiliki pesawat jet tempur Messerschmitt Me 262 sebagai pesawat jet pertama yang masuk layanan dalam perang dunia II. Maka, di sisi sekutu memiliki Gloster Meteor yang menjadi pesawat jet tempur pertama yang memasuki layanan di perang dunia ke-2.
Pengembangannya Dimulai Sebelum Pecahnya Perang Dunia II
Pengembangan jet tempur Gloster Meteor sejatinya dimulai jauh sebelum meletusnya perang dunia II. Menyadur dari buku “The Jet Race and the Second World War”, pengembangan jet tempur ini merupakan kolaborasi antara perusahaan Gloster Aircarft Company dengan perusahaan Power Jets Ltd. yang dimiliki oleh Frank Whittle di tahun 1936.
Namun, sejatinya asal muasal pengembangan mesin jet ini diprakarsai oleh Frank Whittle yang sedang mengembangkan prorpulsi mesin jet sejak tahun 1931. Meskipun, saat itu proposalnya ditolak oleh pemerintah Britania Raya karena dianggap kurang efektif.
Pengembangan pesawat prototype yang nantinya akan menjadi Gloster Meteor baru mulai mencapai titik terang pada kurun waktu 1937 hingga 1939 dengan didukung oleh pemerintah. Pesawat ini mulai dibuat versi prototypenya di tahun 1941 hingga melakukan uji coba terbang pada kurun waktu 1942 hingga 1943. Jet ini kemudian resmi memasuki layanan militer Britania Raya pada tahun 1944 atau setahun jelang berakhirnya perang dunia II.
Dipergunakan Hingga Dekade 1980-an
Berbeda seperti saingganya dari blok sentral, yakni Messerschmitt Me 262 yang harus berakhir masa dinas militernya pada dekade 1950-an. Gloster Meteor baru dipensiunkan dalam dinas militer pada dekade 1980-an. Melansir dari buku “Warplanes of the Second World War, Vol. 2”, pesawat jet tempur Gloster Meteor ditenagai oleh sepasang mesin turbojet Rolls-Royce Derwent 8 yang mampu menerbangkan pesawat ini dengan kecepatan 970 km/jam dan memiliki jarak jangkauan hingga 900 km.
Pesawat yang dioperasikan oleh 1 orang pilot ini dipersenjatai oleh 4 senapan mesin kaliber 20 mm Hispano Mk.V sebagai sistem persenjataan internal. Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi dengan 2 harpoints yang mampu membawa 2 pod roket un-guided dan juga bom dengan berat total sekitar 800 kg atau masing-masing sayap dapat membawa sekitar 200 kg bom.
Jet tempur ini digunakan oleh banyak negara, terutama negara-negara berhaluan blok sekutu saat perang dunia II. Pasca perang dunia 2 berakhir, pesawat ini diketahui dioperasikan oleh Belanda, Belgia, Argentina, Australia, Israel, Mesir, Prancis dan beberapa negara lainnya.
Meskipun lahir saat perang dunia II, namun pesawat ini lebih sering turun dalam konflik semasa perang dingin, seperti Pemberontakan di Argentina pada dekade 1950-an, Perang Korea, Perang Aljazair, Konflik Arab-Israel dan pengamanan perbatasan di Prancis.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?
-
Belum Dilirik STY untuk AFF Cup 2024, Apakah Jens Raven Tak Masuk Kriteria?
-
Sudah Dapatkan Ole Romeny, PSSI Rupanya Masih Berburu Striker Keturunan
Artikel Terkait
-
Mengapa Bentuk Bundar? Ini Kisah Menarik di Balik Bentuk Setir Mobil yang Jarang Diketahui
-
Infiltrasi PKI Membelah PGRI, Sejarah Gelap Para Guru Pengabdi Negeri
-
Cek Fakta: Benarkah Presiden Prabowo Mewacanakan Wajib Militer bagi Anak Muda?
-
Akun X Wikipedia Bagikan Cerita Firaun Akhenaten yang Pernah Pindahkan Ibu Kota, Warganet: Kok Mirip Sama...
-
V BTS Dituduh Dapat Perlakuan Istimewa Saat Wajib Militer, Pihak Kementerian Sampai Buka Suara
Ulasan
-
Ulasan Novel If You Need Me, Cerita Cinta Palsu yang Jadi Nyata
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
Terkini
-
3 Sheet Mask yang Mengandung Ceramide, Ampuh Merawat Kesehatan Skin Barrier
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali