Meghan Quinn kembali dengan sebuah komedi romantis segar berjudul "Till Summer Do Us Part", sebuah kisah yang memadukan humor absurd, romansa palsu, dan perjalanan emosional seorang perempuan yang mencoba menemukan kembali dirinya sendiri setelah perceraian. Dikenal sebagai penulis dengan gaya ringan, penuh dialog jenaka dan karakter quirky, Quinn sekali lagi membuktikan kepiawaiannya dalam mengemas tema klasik seperti “fake marriage” menjadi sesuatu yang tetap segar dan menyentuh.
Tokoh utama novel ini adalah Scottie Price, seorang perempuan 29 tahun yang baru saja memulai pekerjaan barunya di perusahaan media di New York. Di tengah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang penuh pasangan suami-istri bahagia, Scottie spontan berbohong bahwa ia telah menikah.
Masalah muncul saat kebohongannya membuatnya “didaftarkan” untuk mengikuti retret pernikahan musim panas bersama pasangan lainnya. Demi menyelamatkan wajah dan pekerjaannya, Scottie meminta bantuan Wilder Wells, kakak dari sahabatnya untuk berpura-pura menjadi suaminya selama seminggu penuh di kamp pasangan tersebut.
Kisah mulai berkembang saat keduanya harus menghabiskan delapan hari penuh sebagai pasangan pura-pura, berbagi kamar, berpartisipasi dalam berbagai aktivitas pasangan, dan tentu saja menyembunyikan identitas mereka dari para peserta kamp dan pihak perusahaan.
Camp pernikahan ini menjadi latar absurd yang penuh kekonyolan, ada permainan membangun kepercayaan diri, konseling kelompok, lomba pasangan, dan bahkan sesi terapi yang dipimpin oleh suami bos Scottie sendiri. Semua ini menciptakan banyak momen komedi yang memancing tawa, tetapi juga perlahan membuka celah bagi perkembangan emosional antara Scottie dan Wilder.
Scottie adalah karakter yang relatable, seorang wanita mandiri namun rapuh, yang merasa tidak cukup baik setelah pernikahannya gagal. Ia membawa luka dan keraguan terhadap cinta dan kemampuan dirinya sendiri. Wilder, di sisi lain, adalah pria charming yang penuh kejutan. Meski pada awalnya terlihat santai dan penuh canda, ia ternyata memiliki kedalaman emosional yang tak terduga. Seiring waktu, hubungan mereka berkembang dari sekadar akting menjadi sesuatu yang lebih tulus. Mereka saling mengungkap ketakutan, mimpi, dan luka yang belum pulih, hingga akhirnya menyadari bahwa kedekatan mereka bukan lagi permainan.
Salah satu kekuatan utama novel ini adalah penggunaan narasi bergantian antara Scottie dan Wilder. Pembaca diajak memahami konflik batin masing-masing tokoh secara intim. Hal ini membuat kisah romansa mereka terasa lebih hidup dan emosional. Meghan Quinn juga sangat mahir membangun chemistry antara keduanya melalui dialog yang tajam dan interaksi yang menggemaskan, namun tetap realistis.
Meski tema “pernikahan pura-pura” bukanlah hal baru dalam genre rom-com, Quinn berhasil menyajikannya dengan pendekatan unik. Alih-alih hanya berfokus pada daya tarik fisik atau konflik eksternal, "Till Summer Do Us Part" justru lebih menekankan pada proses penyembuhan batin. Di balik segala humor dan kelucuan, tersimpan pesan yang kuat bahwa mencintai orang lain harus dimulai dengan mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Scottie tidak hanya menemukan cinta baru, tapi juga keberanian untuk mengakui bahwa dirinya layak dicintai.
Gaya penulisan Quinn seperti biasa ringan, cepat, dan penuh warna. Ia tidak ragu menyisipkan humor vulgar yang mungkin tidak cocok untuk semua orang, namun bagi pembaca yang menikmati gaya slapstick dan banter cepat, hal ini menjadi nilai tambah. Quinn juga sukses memanfaatkan latar kamp pernikahan sebagai tempat berkembangnya dinamika tokoh bukan hanya sebagai gimmick, tetapi sebagai arena untuk refleksi dan transformasi.
Di sisi lain, sebagian pembaca mungkin merasa beberapa bagian terlalu panjang, atau bahwa situasi “fake marriage” ini agak tidak masuk akal dalam dunia nyata. Namun, jika pembaca siap menerima premisnya sebagai bagian dari hiburan, maka seluruh cerita ini berjalan dengan sangat memuaskan. Akhir cerita pun ditutup dengan manis, tanpa terburu-buru, dan memberikan rasa lega serta harapan bagi pembaca.
Secara keseluruhan, "Till Summer Do Us Part" adalah novel romansa komedi yang berhasil menyuguhkan perpaduan antara humor, romansa, dan tema penyembuhan pribadi dengan sangat baik. Meghan Quinn mengajak kita tertawa, terhibur, dan pada saat yang sama menyentuh hati melalui tokoh-tokohnya yang penuh semangat dan emosional.
Identitas Buku
Judul: Till Summer Do Us Part
Penulis: Meghan Quinn
Penerbit: Bloom Books
Tanggal Terbit: 3 Juni 2025
Tebal: 432 Halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel Outlier: Penerimaan Diri di Tengah Luka Lama
-
Ulasan Novel The Friend Zone: Pilihan Sulit Antara Cinta dan Mimpi
-
Ulasan Novel Where Loyalty Lies: Perjalanan Menemukan Jati Diri
-
Ulasan Novel Icing on the Murder: Rahasia Gelap di Balik Kue Pengantin
-
Ulasan Novel Mrs Spy: Perempuan Biasa dengan Misi Mematikan
Artikel Terkait
Ulasan
-
Party Tanpa Alkohol! Kafe Kopi Nurul Nopal Buktiin Seru Nggak Butuh Bir
-
Pecah! Begini Keseruan Manhwa All I Want is A Dream Home Yang Amboi Banget!
-
Review Film Air Mata di Ujung Sajadah 2: Sekuel yang Menguras Air Mata
-
Review Film She Walks in Darkness: Misi Gelap di Balik Pengkhianatan
-
Murah tapi Ngebut! Ini 7 HP Xiaomi dan Poco 2025 yang Paling Worth It
Terkini
-
Aksi Nyata Sobat Bumi UNY, Wujud Kepedulian Mahasiswa untuk Desa dan Alam
-
Sea Games 2025: Tak Pasti Diperkuat Pemain Diaspora, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia U-23?
-
Rekap Hylo Open 2025 Day 3: Wakil Indonesia Mulai Berguguran, Sisa Lima!
-
Dari Seram ke Seksual: Pergeseran Makna Kostum Halloween
-
Daftar 21 Pemain Skuad Timnas U-17 untuk Piala Dunia, Ada Nama Tak Terduga!