Stadion Kanjuruhan, terletak di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur adalah rumah bagi klub sepak bola terkenal Arema FC. Namun, di balik kegembiraan dan semangat sepak bola, stadion ini juga menyimpan kenangan tragis.
Ya, apalagi kalau bukan tragedi terbesar kedua dalam sejarah sepak bola yang terjadi di sana pada tanggal 1 Oktober 2022 yang memakan 135 korban jiwa.
Saat tiba di depan Stadion Kanjuruhan, kita akan melihat megahnya bangunan ini. Stadion ini memiliki kapasitas hingga 30 ribu penonton dan biasanya dipenuhi oleh pendukung fanatik Arema FC, Aremania pada hari pertandingan.
Namun, meskipun suasana luar stadion terlihat mengesankan, di dalam stadion terlihat terbengkalai dengan rumput liar yang menjalar dan fasilitas yang sudah rusak parah.
Masuk ke dalam stadion, suasana akan berubah drastis. Kondisi dalam stadion sungguh memprihatinkan, dengan rumput liar yang menjalar di lapangan dan sarana prasarana yang dibiarkan rusak.
Hal ini tak terlepas dari kenangan tragis dari Tragedi Kanjuruhan yang menggantung di udara, mengingatkan kita akan harga yang harus dibayar oleh sepak bola.
Gate 13 adalah gerbang yang memiliki makna khusus bagi Aremania. Di sini, suasana mencekam dengan banyaknya foto-foto korban dan tumpukan bunga yang disusun layaknya kuburan.
Ini adalah tempat di mana pendukung datang untuk berziarah bahkan menitihkan air mata dalam mengenang tragedi tersebut. Suasana di Gate 13 mengingatkan kita akan duka besar dalam dunia sepak bola.
Di luar Stadion Kanjuruhan, area sekitarnya ternyata telah kembali berfungsi sebagai pusat kuliner dan hiburan. Pendukung dan pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan lezat berupa kedai makanan dan street food.
Selain itu, ada juga permainan anak di Stadion Kanjuruhan pada saat malam hari yang tak ubahnya pasar malam. Meskipun kenangan tragis tetap dalam ingatan, beberapa sudut Stadion Kanjuruhan adalah tempat di mana semangat tetap hidup.
Mengunjungi Stadion Kanjuruhan adalah pengalaman yang mencampur aduk emosi. Sambil mengenang tragedi, pengunjung dapat merasakan suasana yang mendalam di dalam stadion dan di Gate 13.
Meskipun terlihat terbengkalai, di luar stadion, kehidupan berlanjut dengan pusat kuliner dan hiburan yang menghibur hati. Stadion Kanjuruhan bukan hanya tempat untuk pertandingan sepak bola, tetapi juga simbol duka dan semangat yang tak tergoyahkan dalam dunia sepak bola Indonesia.
Baca Juga
-
4 Menu Sarapan Favorit Mahasiswa Jatinangor: Murah, Cepat, Mengenyangkan
-
Bandros, Solusi Praktis Menamatkan Kota Bandung dalam Sehari
-
Menyusuri Jejak Dakwah Islam di Galeri Rasulullah Masjid Raya Al Jabbar
-
Profil 4 Kampus yang Menasbihkan Jatinangor sebagai Kota Pendidikan
-
Warung Suroboyo, Pelepas Rindu Lalapan Jawa Timuran di Tanah Sunda
Artikel Terkait
-
Berdalih Kesuksesan, Guru Ngaji di Malang Cabuli 4 Siswanya Selama Tiga Tahun
-
Polisi Ungkap Tak Ada Unsur Pembunuhan di Tragedi Kanjuruhan, Kuasa Hukum Keluarga Korban Merespons
-
Sungai di Kota Malang Kondisinya Mengenaskan, Banyak Sampah dan Baunya Menyengat, Ya Ampuuun!
-
3 Kasus Penggunaan Gas Air Mata Oleh Polisi Melawan Warga, Terbaru di Pulau Rempang
-
Polisi Klaim Gas Air Mata 'Rempang' Kena Pelajar Karena Tertiup Angin, Alissa Wahid: Gak Belajar dari Kanjuruhan?
Ulasan
-
Melalui Film No Other Choise, Park Chan-wook Menelanjangi Kapitalisme
-
Review Film Regretting You: Sebuah Kisah Pengkhianatan dan Cinta yang Rapuh
-
5 Buku Parenting Seru dengan Ilustrasi Menarik untuk Orang Tua Modern
-
Mamaku Hebat: Keteguhan Seorang Ibu di Tengah Keterbatasan
-
Film Animasi Anak Rasa Dewasa! 'The Twist' Tawarkan Humor dan Kritik Sosial
Terkini
-
Ilmu Perempuan Tak Berhenti di Dirinya, tapi Hidup di Generasi Setelahnya!
-
ILLIT Jadi Pengisi Opening Anime 'Tis Time for "Torture," Princess Season 2
-
Kalahkan Demon Slayer, Film Chainsaw Man Cetak Rekor di Rotten Tomatoes
-
4 Lifting Cream dengan Kandungan Peptide, Bikin Wajah Kencang Tanpa Botox
-
Terinspirasi dari Karier sang Ibu, Ternyata Ini Cita-Cita Awal Yura Yunita!