Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Moch Alfa Alfiansyah
BWF World Rangkings. (bwfbadminton.com)

Bulutangkis, sebagai olahraga kebanggaan Indonesia, merupakan sebuah hal yang wajar jika nama atlet Indonesia berada di puncak ranking dunia. Namun sayangnya, hal tersebut nampaknya hanyalah mimpi indah masa lalu.

Nyatanya, kiprah Indonesia di olahraga yang menyumbangkan emas Olimpiade terbanyak ini kini tak segarang dulu.

Mengutip situs resmi Badminton World Federation (BWF), tak banyak atlet bulutangkis Indonesia yang masuk jajaran 10 besar dunia.

Hingga minggu pertama di bulan Februari 2024, BWF World Rankings hanya mencatatkan 6 nama yang berasal dari Indonesia. Berikut rangkumannya.

Dari kategori tunggal putra, Indonesia diwakili oleh Anthony Sinisuka Ginting yang hanya mampu bersaing di peringkat ke-5.

Empat tingkat di bawahnya, terdapat nama Jonatan Christie yang masih tertahan di peringkat ke-9. Kedua atlet tersebut sama-sama mengalami penurunan peringkat dari edisi sebelumnya, yakni Ginting yang turun 1 peringkat dan Jojo yang turun 3 strip.

Di kategori ini, pemain Denmark Viktor Axelsen masih merajai bulutangkis tunggal putra yang diikuti oleh dua atlet Tiongkok, Shi Yu Qi dan Li Shi Feng.

Tak berbeda jauh, di kategori ganda putri, Indonesia diwakili oleh Gregoria Mariska Tunjung yang seorang diri bertengger di peringkat 7 dunia.

Jorji masih belum mampu bersaing dengan atlet beken macam An Se Young dari Korea Selatan, Chen Yu Fei dari Tiongkok, dan Tai Tzu Ying dari Taipei yang memimpin kategori ini.

Di sektor ganda putra, rupanya atlet Indonesia juga masih belum mampu berbicara banyak. Di sektor yang pernah jadi favorit ini, terdapat dua pasang atlet Indonesia, yakni Fajar Alfian-Muhammad Rian Ardiyanto dan Muhammad Shohibul Fikri-Bagas Maulana yang berturut-turut terdampar di peringkat 7 dan 9 dunia.

Keduanya masih kalah jauh dengan pasangan asal India, Satwiksairaj Rankireddy-Chirang Shetty yang duduk nyaman di puncak dibuntuti oleh pasangan asal Tiongkok, Liang Wei Keng-Wang Chang, dan Kang Min Hyuk-Seo Seung jae dari Korea Selatan.

Cuma jadi pelengkap, mungkin ungkapan itu yang cocok untuk menggambarkan peringkat Indonesia di kategori ganda putri.

Bagaimana tidak, di sektor ini, hanya ada satu pasang perwakilan Merah Putih, yakni Apriyani Rahayu-Siti Fadia Silva Ramadhanti yang belum mampu berbicara banyak di peringkat 9 dunia.

Lagi-lagi, sektor ini didominasi oleh pebulutangkis asal Tiongkok dan Korea Selatan, yakni Chen Qing Chen-Jia Yi Fan, Baek Ha Na-Lee So He, dan Kim So Yeong-Kong Hee Yong.

Puncak ke-“ngenesan” Indonesia ada di sektor ganda campuran yang didalamnya tak ada satu pun muda-mudi dari bumi pertiwi.

Indonesia masih kalah saing dengan pasangan ganda campuran dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Denmark, Hongkong, dan bahkan Malaysia. Zheng Si Wei-Huang Ya Qiong dari Tiongkok menguasi sektor ini, dibayangi oleh pasangan asal Jepang, Yuta Watanabe-Arisa Higashino dan Seo Seung Jae-Chae Yu Jung dari Korea Selatan. 

Nampaknya, ranking dunia di atas menunjukkan bahwa bulutangkis Indonesia masih tertidur dan belum mampu bersaing di level teratas dunia.

Hal tersebut cukup ironis, karena dulunya Indonesia merupakan salah satu negara dengan prestasi bulutangkis terbaik. Semoga Indonesia segera bangkit dan kembali berjaya, ya. Siapa atlet bulutangkis favoritmu?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Moch Alfa Alfiansyah