Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Fathorrozi 🖊️
Buku Kepemimpinan Pendidikan Islam Perspektif Aqaid Lima Puluh (Dok.Pribadi/Fathorrozi)

Kendati pun berjubel buku-buku terkait kepemimpinan yang telah ditulis oleh pakar kepemimpinan, tetapi buku Kepemimpinan Pendidikan Islam Perspektif Aqaid Lima Puluh ini menempati posisi khusus di hati pembaca.

Bagaimana tidak, buku yang ditulis oleh dosen pembimbing tesis saya saat menempuh program Pascasarjana di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Dr. Abd. Muhith, S.Ag., M.Pd.I. ini, memiliki suguhan yang berbeda, lantaran sarat dengan referensi kitab klasik, di samping konsep dasar kepemimpinan secara konvensional.

BACA JUGA: Ulasan Buku 'Cashflow Quadrant', Panduan Mencapai Kebebasan Keuangan

Hadirnya buku yang baru terbit pada Agustus 2023 ini, ditulis berdasarkan ide para pakar, pengalaman penulis langsung di lapangan, serta kecanggihan informasi teknologi. Sangat layak jika buku ini dijadikan rujukan akademik dan tambahan wawasan bagi pembaca yang ingin menyelami ilmu tentang kepemimpinan, khususnya kepemimpinan yang didasarkan pada perspektif aqaid lima puluh.

Konsep aqidah lima puluh merupakan konsep teologi ahlussunnah terkait dengan hukum akal yang terdiri dari wajib menurut akal, mustahil menurut akal, dan jaiz menurut akal.

Mengenai wajib menurut akal, setiap hal yang wajib bagi Allah dan rasul (dalam analisis konteks kepemimpinan) wajib diteladani oleh seorang pemimpin.

BACA JUGA: Belajar Memanusiakan dari Seekor Hewan Lewat Buku "Anjing Hachiko dan Hilangnya Kemanusiaan Kita"

Sebagian sifat yang wajib bagi Allah Swt berjumlah dua puluh. Sifat-sifat tersebut adalah Dahulu, Kekal, Berbeda dengan makhluk secara keseluruhan, Berdiri sendiri, Esa, Hidup, Kuasa, Berkehendak, Mengetahui segala sesuatu, Mengetahui, Melihat, Berfirman, Maha Kuasa, Maha berkehendak, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Hidup, Maha melihat, Maha berfirman.

Sedangkan sifat yang wajib bagi para utusan adalah jujur, amanah, menyampaikan, dan cerdas.

Maka, dalam konteks kepemimpinan, seorang pemimpin harus dapat mewujudkan ide kreatif, inovatif, dan produktif, menjadi teladan dalam pelaksaan ide tersebut, melakukan ide kreatif dengan kekuatan sendiri tanpa tergantung dengan pihak lain, melaksanakan ide kreatif tersebut secara kontinu dan konsisten, kebulatan tekad untuk melakukan ide tersebut, memiliki kekuatan yang utuh, memiliki visi yang jelas, memiliki pijakan teori yang kongkret, dinamis dan lain sebagainya.

Banyak sekali pembahasan penting yang tersaji dalam buku terbitan Bildung Nusantara Yogyakarta ini. Salah satunya mengenai urgensi kepemimpinan pendidikan, konsep kepeminpinan pendidikan, sifat pemimpin, strategi kepemimpinan, model kepemimpinan, risiko sebagai pemimpin, tantangan seorang pemimpin, penyebab kegagalan dalam kepemimpinan, dan lain seterusnya.

Sebagai manusia biasa, pemimpin tidak akan selalu benar dan dipuji terus-terusan oleh bawahan. Maka dari itu, terkadang ada kalanya seorang pemimpin mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan kepemimpinan bisa bervariasi dan kompleks tergantung pada situasi dan konteksnya.

Secara internal yang sering menjadi penyebab kegagalan kepemimpinan meliputi kurangnya keterampilan kepemimpinan, ketidakmampuan mengelola konflik, dan kurangnya komunikasi yang efektif.

Sementara faktor eksternal yang menjadi penyebab kegagalan seorang pemimpin, berupa perubahan di lingkungan bisnis, adanya tantangan dan persaingan, serta ketidakstabilan politik atau sosial.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Fathorrozi 🖊️