
Mau baca novel yang bikin mewek, saya sangat sarankan baca novel "Dia Adalah Kakakku" karya Tere Liye ini! Bahkan sejak dalam bacaan blurb dari novel ini, saya sudah jatuh cinta. Cuplikan-cuplikan blurb itu, bisa kamu baca di bawah ini:
“Buat apa kamu memikirkan apa yang dipikirkan orang lain? Buat apa kamu mencemaskan apa yang akan dinilai orang lain? Kekhawatiran dan kecemasan sejatinya mungkin tidak pernah ada.”
Tentang seorang kakak yang mengorbankan apa pun agar adik-adiknya bisa sekolah. Tentang rasa sabar dan penerimaan. Tentang keluarga yang penuh perjuangan.
Dulu, sekarang, hingga kapan pun, dia adalah kakakku.
Ulasan buku "Dia Adalah Kakakku"
Laisa adalah kakak yang sangat menyayangi adik-adiknya. Saya sangat suka dengan tokoh Laisa karena dia gadis pekerja keras. Laisa memiliki empat adik bernama Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta.
Saya pun juga suka dengan adik-adiknya, terutama Dalimunte, yang sangat perhatian dan cerdas. Yashinta adik paling bungsu sangat penurut, sementara Ikanuri dan Wibisana sangat nakal pada adiknya.
Dikisahkan, keluarga yang terdiri dari lima anggota, yaitu Mamak Lainuri, Laisa dan ke empat adiknya tinggal di Lembah Lehambay yang tempatnya sangat terpencil, sempurna dikepung hutan belantara.
Satu-satunya akses dari kota kecamatan ke lembah hanya jalanan bebatuan selebar tiga meter, harapan tumbuhan di ladang bisa tumbuh hanya di saat musim penghujan, sekolah dasar pun seadanya, intinya penduduk lembah terbiasa hidup dengan segala keterbatasan.
Kakak Laisa putus sekolah sejak kelas empat SD karena mengalah demi adiknya Dalimunte yang sudah ingin ke jenjang SD agar bisa sekolah, Mamak Lainuri awalnya melarang. Namun, Kak Laisa ingin tetap berhenti. Berpikir lagi pula dirinya perempuan, buat apa sekolah tinggi-tinggi?
Dalimunte adalah anak laki-laki dan harus sekolah. Jadi dia tetap tak melanjutkan sekolah dan memilih membantu Mamak di ladang untuk biaya sekolah adik-adiknya. Dia tak pernah menyesali keputusannya, dia sangat tulus, rela bekerja keras terpanggang matahari di kebun jagung.
Bapak mereka sudah meninggal sejak adik-adiknya masih kecil. Bapak pernah berpesan pada Laisa untuk menjaga adik-adiknya.
Digambarkan, Laisa berkulit hitam dan berambut gimbal, sangat berbeda dengan mereka yang berkulit cerah dan berambut lurus.
"Kerja keras! Kerja keras! Kerja keras!" Kalimat itulah yang selalu dikatakannya kepada adik-adiknya.
Novel "Dia Adalah Kakakku" menyentuh sekali dan juga menginspirasi, saya sangat rekomendasi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film 100 Yards: Konflik Dua Murid, dan Seratus Yard Kehormatan
-
Ulasan Novel The Little Prince: Persahabatan Antara Pilot dan Pangeran Kecil
-
Film Jumbo 10 Juta Penonton: Sebuah Mimpi yang Kini Jadi Kenyataan!
-
Menjalani Hidup dengan Hati Ikhlas dalam Buku Ubah Lelah Jadi Lillah
-
Review Film Exterritorial: Ketika Konsulat Jadi Sarang Konspirasi!
Terkini
-
5 Anime Isekai Terbalik Wajib Ditonton, Terbaru Nihon e Youkoso Elf-san
-
5 Karakter Terkuat One Piece yang Tidak Pernah Terlihat Bertarung, Siapa?
-
AFF Cup U-23: Bisa Jadi Ajang Pemanasan Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Asia U-23
-
GEF SGP Gandeng Universitas Ghent untuk Bangun Indonesia Berkelanjutan
-
Hampir 30 Tahun Dinanti, Happy Gilmore 2 Akhirnya Bakal Rilis Juli 2025