Sudah menjadi kewajiban bagi para orang tua yang sudah memiliki anak, untuk mengasuh dan mendidiknya dengan baik. Mendidik yang baik di sini misalnya tanpa diwarnai dengan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun bentuk kekerasan lainnya misalnya berupa ucapan yang buruk atau bentakan yang bisa menyebabkan anak menjadi trauma.
Ada penjelasan menarik dalam buku “Mengasuh dan Mendidik Buah Hati tanpa Kekerasan”, bila ditinjau dari sudut pandang ilmu psikologi, kekerasan yang digunakan untuk mengasuh dan mendidik anak ternyata berdampak negatif pada anak. Dampak negatif itu merupakan perwujudan dari reaksi anak akibat kekerasan orang tua. Dampak psikologis ketika anak terlalu sering mendapat kekerasan dari orangtuanya antara lain: rasa benci, dendam, memberontak dan perasaan trauma.
Karena sering kali mendapat kekerasan dari orang tua maka anak memendam rasa kebencian pada oarng tua. Ciri-ciri yang tampak ialah anak menjadi jarang berbicara dengan orang tua, bila orang tua mendekatinya maka ia berusaha untuk menghindar (Mengasuh & Mendidik Buah Hati tanpa Kekerasan, hlm. 6).
BACA JUGA: 4 Rekomendasi Kafe di Lumajang, Suasana Cozy dan Estetik!
Trauma juga akan dirasakan pada anak yang kerap mendapatkan kekerasan dari ayah dan ibunya. Dalam buku terbitan Elex Media Komputindo ini diungkap, bila kekerasan itu sudah terlalu menyakitkan, baik itu fisik atau mental, maka anak akan mengalami trauma. Trauma ini awalnya karena rasa takut yang begitu mencekat sehingga anak menjadi pendiam, suka menyendiri, dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Ditinjau dari sudut pandang biologis, anak akan menanggapi kekerasan tersebut sebagai ancaman. Maka otak akan berlaku defensif bila ia sedang dalam tekanan atau ancaman. Saat itulah adanya peningkatan aliran darah menuju otak sebab otak adalah pusat pertahanan diri. Sedangkan bagian otak yang menjadi pusat pemikiran akan menjadi penurunan aliran darah (Mengasuh & Mendidik Buah Hati Tanpa Kekerasan, hlm. 10).
Sangat menarik membaca buku yang disusun oleh tim Beranda Agency (organisasi para penulis yang berdomisili di Yogyakarta) ini. Buku ini mengulas berbagai permasalahan yang sering kali terjadi pada anak, yang membuat orang tua menghukum anak dengan kekerasan, dampak kekerasan, ulasan mengenai beberapa faktor yang melatarbelakangi orang tua melakukan kekerasan, tips mengasuh dan mendidik anak tanpa kekerasan, serta tinjauan teoritis di bagian akhir. Sebuah buku yang layak dibaca oleh para orang tua. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Tag
Baca Juga
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
-
Ulasan Buku Jadilah Pribadi Optimistis, Lebih Semangat Mengarungi Kehidupan
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
Artikel Terkait
-
Anak Ungkap Reaksi Hotman Paris Saat Usir Aspri Sang Ayah di Acara Pernikahannya
-
Apa Itu Menisbatkan Anak? Dibahas di Tengah Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil
-
Ketika Siswi Populer Ditemukan Meninggal dalam Novel They All Had A Reason
-
Inilah 4 Hari Baik untuk Membelikan Anak Motor Menurut Primbon Jawa
-
Anggota Protokoler Kapolri Minta Maaf usai Toyor dan Ancam Jurnalis ANTARA di Semarang!
Ulasan
-
Review Anime Acro Trip, Perjalanan Aneh dan Kocak di Dunia Pahlawan Super
-
Ulasan Film The Monkey, Penuh Adegan Semburan Darah dan Bubur Daging Manusia
-
Ketika Siswi Populer Ditemukan Meninggal dalam Novel They All Had A Reason
-
Menikmati Hidangan Istimewa dan Kuah Gurih di Sup Tunjang Pertama Pekanbaru
-
Film Pabrik Gula: Ketika Buruh Musiman Berhadapan dengan Misteri Dua Waktu
Terkini
-
Apresiasi Kinerja Timnas Indonesia U-17, Erick Thohir: Perjuangan Belum Selesai!
-
Laga Melawan Yaman dan Kontra Strategi Nova Arianto yang Berjalan dengan Mulus
-
Pencinta Fantasi Merapat, Inilah 4 Rekomendasi Anime dengan Protagonis Elf
-
Ganda Muda Pelatnas Debut di BAC 2025, Jafar/Felisha Ingin Bermain Maksimal
-
Gaya Chic hingga Edgy, 4 Ide Outfit ala Seulgi RED VELVET yang Wajib Dicoba