Kematian adalah sesuatu hal yang pasti. Tak ada seorang pun yang bisa mengelak dari kematian, sebagai jalan takdir yang sudah ditetapkan Tuhan kepada setiap orang.
Namun, pada beberapa peristiwa, kematian terjadi bukan karena kehendak Tuhan, melainkan karena upaya bunuh diri. Sang pelaku mengambil alih hak prerogatif milik Tuhan tersebut, karena berpikir bunuh diri adalah cara terbaik untuk terbebas dari tekanan, dari permasalahan hidup yang tak memiliki jalan keluar.
Para pelaku bunuh diri tidak melihat dampak yang ditinggalkan akibat perbuatan mereka. Ada orang tua yang harus berjuang untuk tak terus terpuruk dalam kesedihan.
Ada sanak saudara yang harus menutup kuping dari cemooh dan rasa penasaran orang-orang. Ada sahabat yang merasa bersalah, karena tak mampu menjadi tempat berkeluh kesah, hingga teman baiknya mengakhiri hidupnya.
Ada kisah yang menggugah dalam buku I Was Here - Aku Pernah di Sini, karya dari Gayle Forman, ketika seorang gadis berusaha mencari kebenaran di balik kematian sahabatnya karena bunuh diri. Berikut akan saya sarikan kisahnya untuk kalian, para pembaca. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya.
Kisah bermula ketika Cody menerima surel dari sahabatnya, Megan atau Meg. Dalam surel tersebut, yang telah diatur Meg agar terkirim satu hari setelah kematiannya, Meg mengatakan bahwa ia telah mengakhiri hidupnya, bahwa itu sudah lama dipikirkannya dan merupakan keputusannya sendiri.
Salinan surel yang sama juga ia kirimkan untuk keluarga dan kantor polisi Tacoma, disertai penjelasan di motel apa dan kamar berapa ia berada, racun jenis apa yang ia tenggak, dan bagaimana cara menangani jasadnya dengan baik.
Cody meyakini, jika Meg bukanlah tipe orang yang berpikiran untuk bunuh diri hanya karena mempunyai masalah. Pasti ada sesuatu atau seseorang yang mendorong gadis itu untuk melakukannya.
Berbekal laptop warisan Meg yang diberikan kepadanya oleh orang tua Meg, Cody lalu mulai menyelidiki kematian sahabatnya tersebut.
Ketika memeriksa surel-surel Meg, Cody menemukan bahwa sahabatnya itu bergabung dalam suatu forum bernama Solusi Final, yaitu sebuah forum yang mendukung anggota-anggotanya untuk melakukan bunuh diri.
Surel-surel Meg di dalam forum tersebut, yang berisikan keinginannya untuk bunuh diri, secara kontinyu ditanggapi oleh akun pengguna bernama All_BS.
Belakangan Cody mengetahui bahwa akun tersebut bertindak selaku mentor, yang mengarahkan Meg untuk melaksanakan niatnya bunuh diri.
Cody lalu masuk ke forum yang sama agar dapat terhubung dengan All_BS. Ia memasang umpan dengan mengirimkan surel ke forum, berpura-pura berkeinginan untuk bunuh diri.
Ketika All_BS memakan umpan yang Cody berikan, lantas apa langkah gadis itu berikutnya? Bahaya apa yang tengah menghadang Cody, setelah ia mengetahui jati diri All_BS?
Kalian dapat menemukan jawabannya dalam novel terbitan Gramedia Pustaka Utama (2016) ini. Niscaya, banyak pelajaran hidup yang akan sangat sayang untuk dilewatkan. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Baca Juga
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Novel Jodoh di Tangan Aplikasi, Mengejar Jodoh Sampai ke Aplikasi
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
-
Novel Kenangan Kematian (Sparkling Cyanide), Misteri Dua Pembunuhan Beracun
Artikel Terkait
-
Buku Kereta Malam Menuju Harlok: Kisah Anak-Anak Panti yang Mengharukan
-
Ulasan Novel 'Aroma Karsa' Karya Dee Lestari, Kisah Unik dan Kompleks
-
Ditemukan Tergantung di Pintu Rumah, Misteri Kematian Gadis di Cianjur Akhirnya Terungkap
-
Walk The Line, Menyelami Kehidupan Seorang Pengasuh Anak Autis
-
Jadi Tersangka Kasus Kematian Ibu-Anak di Subang, Mimin Hanya Wajib Lapor: Semoga Cepat Terungkap
Ulasan
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
-
4 Kegiatan Seru yang Bisa Kamu Lakukan di Jabal Magnet!
-
Novel Ice Flower: Belajar Hangat dari Dunia yang Dingin
-
Novel Dia yang Lebih Pantas Menjagamu: Belajar Menjaga Hati dan Batasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
Terkini
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!