Film "Di Ambang Kematian" diadaptasi dari kisah nyata yang sempat viral dalam sebuah thread di Twitter, @jeropoint (sekarang platform tersebut berganti nama menjadi X). MVP Pictures memutuskan untuk membawa kisah Di Ambang Kematian ke layar lebar dengan Azhar Kinoi Lubis sebagai sutradara dan Erwanto Alpha Dullah sebagai penulis naskah.
Sinopsis Film
Berkisah tentang keluarga kecil yang terjebak dalam praktik pesugihan. Keluarga ini terdiri dari Bapak Suyatno (Teuku Rifnu Wikana), Ibu (Kinaryosih), Yoga (Wafda Saifan), dan Nadia (Taskya Namya). Suatu ketika Nadia dan Yoga tanpa sengaja memergoki sang Bapak membawa karung, yang rupanya berisi kepala kambing. Pada tahun 2002, Ibu tewas secara tragis.
Setelah kejadian itu, teror makhluk halus mulai mengganggu Nadia dan Yoga, sementara Kakak mereka mengalami gangguan kesehatan. Semua ini terkait dengan ritual rahasia yang dilakukan sang Bapak, dan seluruh keluarga terpaksa tunduk padanya. Yoga dan Nadia curiga, Bapak terlibat dalam pesugihan yang meminta tumbal setiap 10 tahun.
Ulasan Film
Salah satu aspek yang patut diapresiasi dari film horor ini adalah tempo ceritanya yang nggak bertele-tele. Dengan durasi yang padat, kurang lebih 97 menit, film ini berhasil mempertahankan perhatian penonton sepanjang film.
Film ini langsung memberikan penonton adegan mengerikan ketika Sang Ibu meninggal dengan cara merendam kepalanya dalam air mendidih. Adegan ini sukses membuat penonton merasa ngeri dan bersemangat untuk lanjut menonton karena penasaran mengapa bisa begitu.
Seluruh pemain dalam film ini memberikan penampilan yang solid dan seimbang, tanpa ada yang tampak berlebihan. Teuku Rifnu Wikana berperan sebagai Bapak dengan begitu meyakinkan sehingga penonton merasa bahkan bisa memahami alasan di balik perbuatannya yang terlibat dalam pesugihan.
Namun, ada beberapa catatan yang mungkin bisa menjadi perbaikan untuk film ini. Salah satunya adalah penggunaan visual yang terlalu gelap, yang membuat sebagian penonton merasa nggak nyaman.
Selain itu, beberapa efek CGI tampak agak kasar, meskipun film ini nggak banyak bergantung pada efek visual, ada beberapa adegan yang membutuhkan efek CGI yang terlihat kurang matang.
Dari sudut pandang moral, film ini memberikan pesan yang kuat tentang risiko dan kerugian yang dialami oleh seseorang yang bersekutu dengan iblis demi materi. Film ini dengan tegas menunjukkan bahwa praktik pesugihan seperti itu bukanlah jalan keluar yang baik dan dapat mengakibatkan tragedi besar di dunia nyata.
Film "Di Ambang Kematian" masih tayang di bioskop hingga saat ini. Film ini cukup layak mendapatkan skor 7/10. Jumlah penontonnya terus meningkat dan hampir mencapai 3 juta penonton.
Semoga bisa tercapai, karena hingga ulasan ini dibuat, filmnya sudah tembus 2,8 juta lebih penonton. Hal ini adalah pencapaian yang mengesankan untuk perfilman Indonesia.
Rasanya aku cukup menyesal baru berkesempatan menontonnya, tetapi dengan ulasan ini, tentu saja jadi sebuah rekomendasi buatmu sebelum film ini turun layar. Yuk, buruan ke bioskop!
Baca Juga
-
Drama Religi yang Menguras Emosi, Film Air Mata Mualaf Wajib Ditonton
-
Prekuel The Conjuring Resmi Digarap! Siap Bongkar Asal Usul Setan?
-
Review Film Shutter: Ada Setan di Foto yang Meneror Lewat Dosa Masa Lalu
-
Review Film She Walks in Darkness: Misi Gelap di Balik Pengkhianatan
-
Tatkala Abadi Nan Jaya Jadi Fenomena Global
Artikel Terkait
-
Harta Habis Diperas, Ternyata Aktor Petualangan Sherina Ini Nikahi Perempuan 19 Tahun
-
10 Drama Korea Terbaru yang Tayang di Bulan November 2023, Banjir Bintang Korea Ternama
-
Alasan Nicholas Saputra Ogah Fomo Ngonten Bukan Masalah Privasi Ternyata Gegara Ini
-
Bioskop CGV Surabaya, Di Mana Lokasinya?
-
Review Film Indigo: What Do You See?, Rahasia Gelap Keluarga
Ulasan
-
Ulasan Novel My Darling Dreadful Thing, Cerita Horor di Rumah Tua Beckman
-
Review Film Maju Serem Mundur Horor: Sajian Tawa dan Horor dalam Satu Paket
-
Novel Stranger, Kisah Emosional Anak dan Ayah dari Dunia Kriminal
-
Reading Slump? 5 Rekomendasi Graphic Book ini Bisa Kembalikan Minat Bacamu
-
Potret Kekerasan Ibu-Anak dalam Novel 'Bunda, Aku Nggak Suka Dipukul'
Terkini
-
7 Rekomendasi Lipstik Lokal dengan Warna Intens untuk Bold Makeup Look
-
Timnas U-17 Dapat Lebih Banyak Dukungan Suporter daripada Senior, Kok Bisa?
-
10 Tahun 'Reply 1988': Ryu Jun Yeol Sempat Absen, Akhirnya Muncul di Acara Spesial
-
Dua Bulan Aman, Aura Kartu Kuning Justin Hubner Akhirnya Muncul Lagi!
-
Demi Mental Health Anak, Masayu Anastasia dan Lembu Kompak Meski Berpisah