Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Poster Film Indigo (IMDb)

"Indigo: What Do You See?" adalah film horor Indonesia tahun 2023 yang rilis 19 Oktober, dan disutradarai oleh Rocky Soraya. Film ini merupakan hasil produksi dari Hitmaker Studios dan Legacy Pictures, serta diperankan oleh Amanda Manopo, Aliando Syarief, Nicole Rossi, dan Sarah Wijayanto.

Cerita film ini mengikuti perjalanan seorang gadis bernama Zora (Amanda Manopo) dan adiknya, Ninda (Nicole Rossi). Diketahui adiknya memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal gaib dan tak kasat mata di sekitar mereka. 

Suatu hari, Zora tiba-tiba mengalami pengalaman supranatural yang membingungkan, yang juga dialami oleh adiknya. Zora akhirnya mencari bantuan dari paranormal bernama Sekar (Sarah Wijayanto) untuk mengatasi teror yang berasal dari makhluk gaib.

Pertemuan dengan Sekar membawa Zora pada sebuah fakta: bahwa dirinya juga memiliki kemampuan indigo sejak kecil, yang selama ini telah disembunyikan oleh orang tuanya. 

Hal apa yang membuat teror makhluk gaib baru muncul di kala Zora dan adiknya dewasa? Jawabannya ada pada kisah masa lalu keluarga mereka. 

Pada awalnya, sempat skeptis pada film ini karena agak mirip dengan film lain yang juga disutradarai oleh Rocky Soraya, "Film Mata Batin," yang memiliki tema serupa tentang gadis yang menyadari kemampuan indigo saat sudah dewasa.

Ini jadi terkesan, filmnya nggak begitu istimewa dan nggak membawa sesuatu yang baru. Namun, ketika  mengabaikan persamaan tersebut, "Indigo" ternyata cukup menghibur dan menarik perhatian penonton.

Amanda Manopo dan Aliando Syarief, yang sebelumnya dikenal melalui sinetron, memberikan penampilan yang segar di layar lebar.

Sarah Wijayanto juga tampil bagus dalam perannya sebagai paranormal, lebih hidup, dibandingkan perannya yang serupa dalam film-film sebelumnya.

Akting para cast memang meyakinkan, tetapi naskahnya agak mirip dengan film buatan Rocky Soraya sebelumnya, kendatipun alur cerita terstruktur dengan baik.

Minimal, sensasi menonton film ini, cukup membuatku merasa terhubung dengan setiap karakter, meskipun tetap saja kurang puas oleh kemiripan tema dari "Film Mata Batin".

"Indigo" bisa dibilang sebagai film horor yang ‘mau bercerita’ bukan sekadar film horor yang ‘memperlihatkan’ adegan semata di layar lebar.

Plotnya berhasil membangun ketegangan secara perlahan tapi pasti, dan menampilkan efek CGI yang impresif untuk standar film horor lokal, memberikan kesan mewah.

Musik latar yang megah juga berhasil menggugah emosi penonton. Hanya saja, kali ini, Rocky Soraya kesannya mengurangi adegan gore untuk film terbarunya. Dia biasa bikin film horor sadis, tetapi nggak dengan "Indigo".

Seharusnya, kalaupun ingin mengurangi intensitas kesadisan suatu adegan, se-nggaknya ada improvisasi atau sesuatu yang baru dari filmnya, bukan malah mengurangi sesuatu yang sudah menjadi ciri khas: horor dengan gore dan kemewahan dalam film. 

Selain itu, ada beberapa aspek yang mengganggu, seperti trailer film yang sudah mengungkap seluruh alur cerita, sehingga nggak ada kejutan yang berarti saat menonton.

Beberapa jumpscare juga terasa kurang tepat guna dan terkesan repetitif, meskipun hal ini mungkin dapat dimaklumi karena kehadiran jumpscare merupakan unsur umum dalam film horor. Selain itu, set-up ketegangan terasa cukup lama karena dominasi unsur drama dalam sejam pertama film. 

Dengan demikian, skor film Indigo: 6,5/10. Skor ini untuk penampakan salah satu hantunya yang terbilang unik, tapi juga untuk pengurangan efek gore tanpa menyuguhkan sesuatu yang baru kepada penonton. 

Film ini masih tayang untuk beberapa minggu ke depan. Semoga ulasan ini jadi referensi dalam menentukan minat menonton film horor. Selamat menonton.

Athar Farha