Buku ‘Sumpah Pemuda: Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia’ yang ditulis oleh Keith Foulcher merupakan sebuah buku yang menggali lebih dalam tentang salah satu momen paling penting dalam sejarah Indonesia, yakni Sumpah Pemuda.
Dalam buku ini, Foulcher membahas proses pembentukan dan makna dari Sumpah Pemuda sebagai simbol kebangkitan nasional Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah peristiwa bersejarah yang terjadi pada 27-28 Oktober 1928. Pada tanggal ini, pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai etnis dan latar belakang berkumpul dan bersumpah untuk bersatu dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.
Sumpah Pemuda menjadi tonggak bersejarah yang mengarah pada pergerakan nasional Indonesia dan, pada akhirnya, kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Identitas Buku
Judul: SUMPAH PEMUDA: Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia
Dimensi: 13 × 19 × 1 cm
Penulis: Keith Foulcher
Penerbit: Komunitas Bambu
Penerjemah: Daniel Situmorang, Iskandar P. Nugraha
Tahun Terbit: 2021
Ketebalan Buku: 132 hlm
Buku ini mengupas betapa pentingnya Sumpah Pemuda sebagai simbol persatuan dalam keragaman etnis, bahasa, dan budaya di Indonesia.
Keith Foulcher menjelaskan bagaimana Sumpah Pemuda tidak hanya menjadi manifesto politik, tetapi juga sebuah pernyataan identitas nasional yang kuat.
Simbol ini menciptakan dasar untuk mempersatukan masyarakat Indonesia di bawah satu bendera dan bahasa, dan merayakan kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa ini.
Salah satu aspek yang menarik dalam buku ini adalah penelitian mendalam Foulcher mengenai bagaimana Sumpah Pemuda terbentuk.
Ia membahas peran tokoh-tokoh kunci dalam pergerakan ini, seperti Mohammad Yamin, Soegondo Djojopuspito, Amir Syarifuddin, dan tokoh lainnya yang memainkan peran penting dalam merumuskan teks Sumpah Pemuda.
Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika politik dan persaingan yang terjadi di antara pemuda dan peran pemimpin muda dalam memandu gerakan ini.
Foulcher juga membahas konteks sosial dan politik yang melatarbelakangi pembentukan Sumpah Pemuda.
Dia menggambarkan bagaimana perasaan nasionalisme berkembang dalam masyarakat Indonesia pada saat itu, dan bagaimana pemuda-pemuda tersebut merasa tertindas dan ingin mengambil alih nasib bangsanya sendiri.
Buku ini membantu para pembaca memahami perjuangan dan semangat yang ada di balik Sumpah Pemuda.
Buku ini juga membahas evolusi makna Sumpah Pemuda sejak diciptakan hingga masa kini. Foulcher menunjukkan bahwa Sumpah Pemuda tetap menjadi simbol penting persatuan dan nasionalisme Indonesia. Ini juga telah diadopsi dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pendidikan, politik, dan budaya.
Buku ini mengilustrasikan bagaimana Sumpah Pemuda telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda Indonesia, untuk berperan aktif dalam membangun negara mereka.
Simbol ini juga memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran nasional di Indonesia, mempromosikan keragaman budaya, dan memperkuat persatuan di antara berbagai kelompok masyarakat.
Buku ‘Sumpah Pemuda: Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia’ karya Keith Foulcher adalah sumber berharga untuk memahami pentingnya Sumpah Pemuda dalam sejarah Indonesia.
Foulcher merinci bagaimana Sumpah Pemuda membantu membentuk nasionalisme Indonesia, serta bagaimana simbol ini terus berperan dalam mempersatukan masyarakat Indonesia.
Buku ini tidak hanya menyajikan sejarah Sumpah Pemuda, tetapi juga menggali makna mendalam di baliknya. Buku yang pas untuk baca saat ini juga supaya relate dengan momen Hari Sumpah Pemuda hari ini.
Tag
Baca Juga
-
Ulasan Buku Revolusi Pengharapan, Dinamika Psikologis Masyarakat Kapitalis
-
4 Rekomendasi Toko Buku Bekas di Instagram, Lawas namun Tetap Berkualitas
-
Ulasan Buku Hidup Itu Mudah Jangan Dibuat Susah, dari Kesederhanaan Menuju Kebahagiaan
-
Merekonstruksi Sejarah Palestina Lewat Buku 'Siapa Orang Asli Palestina?'
-
Penderitaan Seorang Ibu di Tengah Gejolak Revolusi, Ulasan Novel 'Ibu'
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Sejarah dan Makna Ketupat: Tradisi Lebaran yang Kaya Filosofi
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Novel 1984 karya George Orwell: Kengerian Dunia Totalitarian
-
Review Novel 'Perjalanan Menuju Pulang': Pulang Tak Selalu Soal Rumah
Ulasan
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 2, Kekuatan Esper Bukanlah Segalanya
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial
-
Ulasan Film Split: Memahami Gangguan Kepribadian Ganda (DID)
Terkini
-
Dilema Tristan Gooijer: PSSI Ngebet Naturalisasi, tetapi Sang Pemain Cedera
-
Rilis Foto Pembacaan Naskah, Ini 5 Pemeran Drama Labor Attorney Noh Moo Jin
-
Selain Donatur Dilarang Ngatur: Apakah Pria Harus Kaya untuk Dicintai?
-
Indonesia Krisis Inovasi: Mengapa Riset Selalu Jadi Korban?
-
Sinopsis Film Streaming, Mengulas Kasus Kriminal yang Belum Terpecahkan