Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rie Kusuma
Ilustrasi buku Hujan, Hujan, Hujan (Doc. Ipusnas)

Setiap nasihat yang diberikan orang tua pada anak-anaknya pasti bertujuan baik. Melalui nasihat yang diberikan, orang tua ingin melindungi anak mereka dari hal-hal buruk yang bisa saja terjadi.

Orang tua tentunya memiliki pengalaman yang lebih banyak dari anak-anak mereka, sehingga para orang tua ingin membagikan pengalaman tersebut dalam bentuk nasihat.

Namun, sering kali sang anak mengabaikan nasihat atau petuah yang disampaikan orang tua. Mereka merasa lebih tahu dan mampu menjaga diri mereka sendiri, tanpa perlu menjalankan nasihat orang tua mereka.

Tentang anak-anak yang kerap abai akan nasihat orang tua, ada sebuah cerita dari buku Hujan, Hujan, Hujan yang niscaya memberikan banyak pembelajaran kepada kita. Begini kisahnya.

Ulasan Buku Hujan, Hujan, Hujan

Suatu hari Ibu dan Bapak Bebek ingin menonton Opera Nyanyian Kodok di kolam seberang. Mereka menasihati anak-anaknya: Daniel, Debby, dan Dini, untuk tidak keluar rumah tanpa sepatu bot dan jas hujan, karena tampaknya cuaca di luar sebentar lagi akan hujan.

Tak lama sesudah kepergian Ibu dan Bapak Bebek, hujan benar-benar turun. Ketiga bersaudara tersebut kegirangan dan Debby, si anak tengah, mengajak kedua saudaranya untuk main di kolam. Ketiga anak bebek itu lalu memakai jas hujan dan sepatu bot sebelum pergi ke kolam. Mereka bermain di sana sampai lupa waktu.

Satu jam kemudian, Ibu dan Bapak Bebek tiba. Mereka lalu mengajak anak-anaknya pulang. Keluarga bebek tersebut lalu berjalan beriringan menuju rumah. Dini yang berada di barisan paling belakang tampak bernyanyi-nyanyi riang.

Tiba-tiba, seekor kodok melompat di depan Dini, memotong barisan. Dini lalu ikut melompat-lompat mengikuti sang kodok, sampai tanpa sadar ia sudah meninggalkan barisan.

Dini tidak menyadari ketika sepatu botnya terlepas saat ia melompat-lompat. Jas hujannya pun tersangkut di semak, ketika ia terus mengikuti kodok yang semakin jauh melompat. Sampai lama sesudahnya, Dini baru tersadar bahwa ia sudah tersesat. Ia menangis sambil memanggili kedua orang tuanya.

Lantas, bagaimana nasib Dini selanjutnya? Tanpa jas hujan dan sepatu bot, dapatkah Dini bertahan di tengah hujan deras? Apakah ia bisa bertemu kembali dengan Ibu dan Bapak Bebek?

Kalian bisa menemukan akhir kisahnya di buku Hujan, Hujan, Hujan karya dari Kak Clara Ng dalam seri Berbagi Cerita, Berbagi Cinta. Semoga dengan membacanya kalian memperoleh hikmah tentang pentingnya untuk menuruti nasihat orang tua.

Rie Kusuma