Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Athar Farha
Foto Janin Iblis Neraka (Instagram/@janiniblisneraka)

Kembali memenuhi layar bioskop bulan Oktober tanggal 23 tahun 2023, Film Janin Iblis Neraka disutradarai oleh Joko Nugroho dengan durasi sekitar 81 menit. Joko Nugroho nggak hanya memegang kendali sutradara, tetapi juga merangkap sebagai penulis naskah bersama Wahyu Nugroho dan Fajar Syuderajat.

Film ini menandai penampilan keempat Joko Nugroho sebagai sutradara. Namun spesialnya, film ini merupakan debutnya dalam menyutradarai film horor. Dengan klasifikasi Lembaga Sensor Film Indonesia untuk penonton berusia 17 tahun ke atas, Janin Iblis Neraka kukira bakal menyajikan sesuatu yang menjanjikan, eh, ternyata zonk!

Janin Iblis Neraka dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris terkenal Indonesia: Samuel Rizal dan Aliyah Faizah, serta Oce Permatasari, Birgi Putri, dan Yama Carlos.

Kisah dimulai dengan pasangan muda, Randika (diperankan oleh Samuel Rizal) dan Ranti (diperankan oleh Aliyah Faizah), yang baru saja pindah ke rumah baru yang mereka beli bersama. Sejak tinggal di sana, Ranti mengalami mimpi aneh yang seolah memberikan petunjuk dalam kehidupan nyata, ditambah dengan berbagai peristiwa nggak biasa.

Dari munculnya kucing hitam misterius hingga kedatangan Galang, seorang pria yang membawa aura kurang beruntung, kejadian nggak terduga terus berlangsung. Puncaknya terjadi saat Ranti mengumumkan kehamilannya. Namun, kebingungan muncul karena Randika menunjukkan perasaan negatif terhadap kelahiran bayi.

Rupanya, ada kehadiran makhluk astral yang haus keturunan, dengan dukungan antek-anteknya berwujud manusia, berkolaborasi untuk menggoyahkan kedamaian dalam hubungan Randika dan Ranti.

Ulasan

Samuel Rizal sekali lagi mengemban peran suami dalam film terbarunya, seperti yang telah kita saksikan dalam beberapa proyek sebelumnya, di mana karakternya kerap digambarkan sebagai sosok bermasalah atau sibuk mengurus pekerjaannya di kantor.

Menariknya, ini adalah film ketiganya yang rilis pada tahun 2023. Meskipun demikian, muncul pertanyaan yang nggak terelakkan, mengapa dia memilih untuk bermain dalam film dengan naskah yang terasa begitu lemah? Sebuah poin tanda besar yang membuat diriku berpikir negatif.

Kekesalan penonton semakin meningkat dengan penampilan karakter perempuan penggoda yang aktingnya terlihat sangat datar dan nggak meyakinkan. Kritik juga ditujukan pada elemen-elemen tak terduga dalam cerita yang terasa aneh dan terkadang sulit dipahami. Keberadaan pembantu yang tiba-tiba mendaftar pekerjaan, itu menambah kerancuan plot yang terkesan serba mendadak, sehingga membuat cerita terasa sangat tiba-tiba.

Film ini tampak terbebani oleh durasi yang pendek, yang memberikan kesan bahwa naskahnya terasa terbatas dan plot ceritanya nggak dieksplorasi secara memadai. Akan tetapi, ada penonton, termasuk diriku, yang merasa film seharusnya bisa lebih singkat dari durasi 81 menit, mengingat banyaknya adegan yang nggak berdampak, kurang relevan dan mengganggu.

Bahkan penampakan setan dalam film ini kurang menakutkan, dan momen jumpscare cenderung mudah ditebak. Semua hal ini menimbulkan kesan bahwa film ini mungkin lebih cocok ditonton di televisi daripada di layar lebar bioskop.

Dengan penuh kekecewaan dan subjektif, aku memberikan skor 2/10 sebagai penilaian akhir filmnya. Harapannya, sutradara dan tim produksi dapat menerima pendapat subjektif ini sebagai umpan balik konstruktif, mengingat tiket bioskop sudah dibayar oleh penonton buat menonton film ini. Terima kasih dan selamat menonton!

Athar Farha