Kembali dengan rutinitas menonton film. Ini salah satu film yang kutonton maraton saking penasaran dan nggak mau kena spoiler.
Film horor Indonesia "Sijjin", 9 November 2023 resmi tayang di Bioskop. Film yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu, merupakan adaptasi dari film Turki dengan judul yang sama tahun 2014. Diproduksi oleh Rapi Films, film ini menampilkan Anggika Bölsterli, Niken Anjani, dan Ibrahim Risyad sebagai pemeran utama. Dengan durasi film 100 menit, agaknya kisahnya cukup padat dan menitikberatkan pada konfliknya.
"Film Sijjin" bercerita tentang Irma, yang terobsesi oleh cinta kepada sepupunya: Galang. Singkat cerita karena nggak bisa mendapatkannya, Irma memutuskan untuk menggunakan jalur supranatural agar bisa menjadi satu-satunya perempuan dalam hidup Galang.
Meski Galang sudah berkeluarga dengan istri dan anak, Irma nggak bisa menerima keadaan tersebut dan mendatangi seorang dukun. Dengan doa dan permohonan Irma, sang dukun mengirim santet pada istri Galang melalui serangkaian teror selama lima malam. Teror tersebut mencakup kejadian mengerikan seperti kesurupan, gangguan mistis, hingga percobaan bunuh diri, yang mengakibatkan kematian di rumah Galang.
Ironisnya, teror yang dimulai untuk memenangkan cinta Galang malah berbalik menyerang Irma sendiri. Keputusasaan dan obsesinya membawanya ke ujung kehancuran.
Ulasan:
Dalam gelombang film horor yang terus menerus, terkadang sulit untuk menemukan sesuatu yang benar-benar mencolok di tengah kebosanan. Sijjin, meskipun cukup berbeda dari deretan horor lainnya, menurutku, sudah memasuki wilayah yang mendekati kejenuhan. Namun, biar bagaimanapun, filmnya pantas diapresiasi karena masih layak untuk ditonton dan dinikmati.
Rasa penasaranku yang terpicu oleh trailer film ini ternyata nggak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan saat menontonnya. Film horor adaptasi dari Film Siccin, menurutku, Sijjin lebih unggul dan berhasil memberikan sentuhan sedikit inovasi, meskipun ceritanya terasa kurang istimewa. Padahal, plot film ini terjalin dengan rapi, hanya saja motivasi konfliknya kurang mendalam. Jadi, mau dibilang oke, tetapi masih ada kurangnya.
Sebuah catatan kritis: Jelas banget bahwa setiap karakter nggak begitu terang latar belakang ceritanya. Jadi kesannya, karakter-karakter di dalam film, jadi kurang terhubung dengan penonton. Efek visual, seperti salah satu tokoh yang makan beling, menurutku, terlihat aneh dan kurang logis, meskipun dalam dunia film horor, eksplorasi konsep yang nggak konvensional sering kali diterima.
Meskipun ada kekurangan, masih ada kok sisi positif film ini. Pengalaman melihat adegan sadis dan brutal, dengan naskah yang nggak menggurui menjadi nilai tambah. Namun, mengingat bahwa film ini mungkin akan dilupakan, maka skor filmnya 6/10.
Baca Juga
-
Evil Does Not Exist, Menelanjangi Judul Film yang Terasa Gugatan Hamaguchi
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Nggak Semudah Itu Jadi Ibu
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
-
Kala Romansa Musikal Melenggang di Busan International Film Festival
Artikel Terkait
-
Isu Sosial dan Patriarki dalam Film 'Perempuan Tanah Jahanam'
-
5 Rekomendasi Film dan Series Ibrahim Risyad, 'Sijjin' Terbaru
-
Ulasan Film When Evil Lurks, Teror Mengerikan dari Kasus Kerasukan
-
Stani Arifasti, MC Kondang dari Yogyakarta yang Mulai Banjir Tawaran Akting
-
Teuku Rassya Akhirnya Bintang Film Horor Berjudul Syirik
Ulasan
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan
-
Ali Band dan Perayaan Musik Dansa dari Timur Tengah ke Jakarta
Terkini
-
4 Ide Daily Outfit Simpel ala V BTS, Bikin Gaya Keren Maksimal!
-
Hanya Bermain Imbang, Laga Lawan Lebanon Ternyata Dilingkupi Satu Fakta yang Tak Banyak Orang Tahu!
-
FMD 2025: Meski Unggul Dalam 3 Modal Ini, Skuat Garuda Urung Kalahkan Lebanon
-
Dito Ariotedjo Dicopot, Program Strategis Kemenpora di Ujung Tanduk?
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak