Perjamuan Iblis, tampil sebagai penambah film horor bulan November, memulai debutnya di layar lebar seluruh Indonesia pada Kamis, 16 November 2023. Dalam durasi singkat 115 menit.
Dibuat oleh Kenny Gulardi, yang juga nggak hanya mengarahkan tetapi juga menulis skenario, film ini merupakan titik awal ambisius setelah sejumlah film pendeknya, juga setelah dirinya banyak mengkritik film para sineas.
Inspirasi film ini, menurut sutradaranya, diambil dari karya seniman besar, Leonardo Da Vinci, berjudul "Perjamuan Terakhir" (1498). Lokasi pengambilan gambar sebagian besar terpaku di Sukabumi, Jawa Barat. Kenny Gulardi menggaet deretan bintang: Putri Ayudya, Fandy Christian, Jordan Omar, dan Epy Kusnandar.
Kala (Putri Ayudya) dan Radit (Fandy Christian) menikmati kehidupan bahagia bersama putra tunggal mereka, Bima (Jordan Omar). Namun, kebahagiaan itu berubah saat kembali ke rumah keluarga Radit. Bunuh diri misterius ibu Radit memicu teror supranatural yang menyerang Bima. Kala dan Radit memutuskan meninggalkan rumah itu untuk melindungi Bima, tetapi nyatanya, mereka pergi hanya untuk memulai mimpi buruk yang lebih dalam. Rahasia kelam seputar kematian nenek dan kebangkitan kekuatan setan terungkap, memaksa keluarga dalam pertempuran ngeri melawan yang nggak terlihat.
Ulasan:
Film Perjamuan Iblis, karya dari sutradara yang dulunya tukang kritik film, kelihatan seperti, dia mencoba membuktikan kapabilitasnya dalam dunia perfilman.
Sutradara ini mengusung pendekatan yang jarang ada di dalam film horor lainnya. Filmnya seperti, dicoba untuk, menghindari scene ketegangan dan adegan jumpscare pada pembukaan fase awal-awal durasi. Seolah-olah, film ini diciptakan untuk menonjolkan perbedaannya dari film horor kebanyakan. Namun, pendekatan ini secara nggak langsung mengingatkan diriku pada salah satu film horor yang tayang lebaran kemarin.
Sejujurnya, setengah jam pertama film ini digunakan dengan baik untuk membangun cerita di era 90-an, fokus pada karakter-karakter dan pengembangannya, serta mencoba menciptakan atmosfer misterius dengan menebar scene yang bikin penonton bertanya-tanya.
Sayangnya, itu nggak berlangsung baik menuju pertengahan hingga puncak konflik film. Beberapa kekurangan yang mencolok: adanya plot hole yang bikin pusing dan keenggaklogisan dalam alur cerita biki gemas. Judul film "Perjamuan Iblis" terasa menyesatkan, karena nggak ada yang namanya ‘perjamuan dengan iblis’. Entah mengapa harus pakai judul itu, terlalu maksa.
Eh, iya. Jordan Omar dan Putri Ayudya mampu tampil mengesankan dalam aktingnya, tetapi karakter lainnya, kendatipun bagus, tapi nggak terlalu memikat perhatian, seolah-seolah beberapa pemain nggak cukup meyakinkan. Minimal itu yang terlihat dan kurasakan sebagai penonton.
Visual film juga terlalu gelap, sebuah kebiasaan yang sering ditemui dalam film horor. Meskipun ada upaya untuk menciptakan tone yang misterius, penggunaan warna yang redup terasa berlebihan. Kehadiran beberapa dialog yang sulit didengar serta scene horor yang biasa saja, cukup mengirim sinyal negatif pada pengalaman menontonku.
Film ini seakan-akan runtuh begitu saja oleh keenggaklogisan dan plot hole, yang padahal paruh awal telah dibangun dengan pondasi baik, Meski demikian, film ini masih lebih baik ketimbang film sejenis yang sama-sama menggunakan kata (iblis) yang lebih dulu tayang beberapa minggu lalu. Skor dariku 4,5/10. Ini merupakan pembuktian bahwa membuat film nggak mudah, ketimbang mengkritik film, seperti yang sang sutradara lakukan dulu. Sebagai penonton, impresi yang dihasilkan nggak sebanding dengan harapan. Buat yang kepo, tonton saja!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
Artikel Terkait
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Review Film Hotel Pula, Ketika Trauma Perang Memengaruhi Kehidupan Seseorang
-
Review Novel 'Iyan Bukan Anak Tengah', Ketika Anak Merasa Tidak Diprioritaskan
-
Review Film Gladiator II, Tekad Lucius Bangun Ulang Kejayaan Roma
-
Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tanggapi Permohonan JR Alexander Marwata: KPK Itu Silent Profession
Ulasan
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
Terkini
-
Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
-
Pilihan Hidup Sendiri: Ketika Anak Muda Memutuskan Tidak Menikah, Salahkah?
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
3 Rekomendasi Film Kolaborasi Memukau Ryan Gosling dan Emma Stone
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Garuda Belum Pernah Menang?