Stoikisme adalah sebuah filosofi kuno yang menekankan pada pentingnya hidup selaras dengan alam dan mengembangkan karakter yang baik. Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan dan ketenangan batin tidak bergantung pada faktor-faktor eksternal, melainkan pada kemampuan kita untuk mengendalikan pikiran dan emosi kita sendiri.
Aliran stoikisme memandang manusia sebagai makhluk yang mudah dikendalikan oleh emosi, terutama emosi negatif. Manusia cenderung akan mudah marah, galau, stres, takut, ketika suatu hal tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkannya. Emosi negatif seperti itu pada akhirnya dapat menghancurkan manusia, termasuk membuat mereka lupa akan hal-hal baik yang telah terjadi dalam hidupnya.
Pada dasarnya, semua hal yang terjadi dalam kehidupan manusia itu bersifat netral. Pandangan manusialah yang membuat suatu hal menjadi positif atau negatif.
Meskipun stoikisme sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, namun aliran ini masih relevan dan bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari zaman sekarang. Alasannya adalah karena dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, tekanan hidup yang semakin tinggi, serta keinginan untuk hidup yang lebih bermakna.
Mengutip dari Halodoc, beberapa manfaat yang kita dapatkan bagi kesehatan mental apabila menerapkan filosofi stoikisme, yaitu:
- Membantu memahami apa yang dapat dan tidak dapat kita kendalikan. Dengan begitu, kita dapat melepaskan diri dari hal-hal yang bisa membuat kita stres dan frustasi.
- Membantu mengelola emosi dan stres dengan baik. Dengan begitu, kita akan lebih bisa menerima keadaan dan tidak terlalu khawatir dengan hal-hal yang tidak dapat kita ubah.
- Membantu menjalani hidup dengan fokus pada saat ini. Dengan begitu, kita dapat lebih tenang dan damai dalam menghadapi berbagai tantangan. Kita juga tidak perlu khawatir dengan masa depan yang tidak pasti, atau menyesali masa lalu.
- Membantu menerima keadaan apa adanya, baik yang baik maupun buruk. Jika kita percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita memiliki tujuan, maka kita akan melihat sesuatu tersebut sebagai pelajaran berharga yang bisa membantu kita untuk berkembang.
Berikutnya adalah cara-cara menerapkan stoikisme dalam kehidupan sehari-hari, melansir dari Orami.
1. Menyadari Bahwa Manusia itu Terbatas
Banyak orang terlalu fokus pada hal-hal yang tidak dapat mereka ubah dalam diri mereka, seperti warna kulit, bentuk tubuh, dan tanah kelahiran. Tidak peduli seberapa keras usaha kita untuk mengubahnya, orang yang membenci tetap akan membenci.
Kita tidak bisa mengendalikan opini orang lain atau hasil dari suatu kejadian. Namun, kita dapat mengendalikan emosi dan pikiran kita dalam menanggapi hal-hal tersebut.
2. Punya Penilaian terhadap Diri Sendiri
Penilaian terhadap diri sendiri harus didasarkan pada penilaian yang objektif dan realistis. Penilaian yang terlalu positif dapat membuat kita menjadi sombong dan angkuh, sedangkan penilaian yang terlalu negatif dapat membuat kita menjadi pesimis dan tidak percaya diri.
Penilaian terhadap diri sendiri juga harus bersifat dinamis. Kita harus terus-menerus mengevaluasi diri sendiri dan menyesuaikan penilaian kita seiring dengan perkembangan diri kita.
3. Hidup Sesuai dengan Alam
Alam adalah representasi dari tatanan alam semesta, yang berjalan dengan hukum alam yang tidak dapat diubah. Dengan hidup selaras dengan alam, kita dapat menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, baik yang baik maupun yang buruk. Alhasil, kita akan dapat menemukan kedamaian dan ketenangan dalam hidup.
4. Jangan Memperumit Masalah
Aliran stoikisme mengajarkan kita untuk menyederhanakan suatu masalah. Hidup memang tidak selalu indah dan penuh warna. Ada kalanya kita jatuh dan terluka. Lebih baik hindari memperumit masalah karena itu hanya akan menambah penderitaan kita saja.
5. Amor Fati: Cintai Segala Sesuatu yang Terjadi
Aliran stoikisme mengajarkan kita bahwa kehidupan tidak hanya berputar pada diri kita saja. Jika kita mengharapkan semesta memenuhi semua keinginan kita, maka yang kita dapatkan adalah kekecewaan. Namun, dengan kita menerima segala yang diberikan alam semesta, maka hidup kita akan jauh lebih tenang dan bahagia.
Nah, itulah beberapa cara yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup kita lebih bahagia. Jadi, bagaimana? Apakah kamu siap menjalani hidup yang lebih bahagia dengan berpegang pada aliran stoikisme ini?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
5 Alasan Film Monster Pabrik Rambut Wajib Masuk Daftar Tontonan Kamu
-
Stray Kids Rilis Album Jepang Bertajuk GIANT: Balasan Elegan Terhadap Hinaan HYBE?
-
Segera Tayang! Jin BTS Hadir dengan Vlog Series Terbaru Bertajuk 'RUN JIN'
-
5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Doctor Doom, Peran Baru Downey Jr di MCU
-
Mengungkap Realita Hidup Idol K-Pop: Ketidakstabilan Pendapatan Para Idol
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Menemukan Kebahagiaan Sejati dari Buku Bahagia Itu Sederhana Karya Sir John
-
Harapan Hidup Indonesia Vs Singapura: Beda 13 Tahun, Apa Penyebabnya?
-
Warga Bisa Cek Udara Jakarta, Pemprov Sediakan Data Real-Time dari 31 Stasiun Pemantau
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
Ulasan
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!