Salah satu persoalan serius yang melanda kota-kota besar seperti Jakarta, adalah kemacetan yang parah. Hal ini sangat bisa dimaklumi, sebab orang-orang di zaman sekarang lebih senang bepergian dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.
Saat ini orang-orang enggan menggunakan transportasi umum karena banyak sebab yang melatarbelakanginya. Misalnya, kurang efisien dan tidak bisa tepat waktu, kadang terlalu lama menunggu angkutan datang, penuh sesak penumpang, dan lain sebagainya. Belum lagi, minimnya keberadaan transportasi itu sendiri, termasuk minimnya kendaraan umum yang bisa tiba sampai di depan lokasi tempat tujuan.
Maka, jangan heran bila orang-orang lebih memilih membeli kendaraan pribadi untuk digunakan keperluan sehari-hari. Karena dianggap lebih efisien, mudah, dan murah. Namun, dampak buruknya, banyaknya kendaraan yang lalu lalang di jalan kerap membuat kemacetan. Terlebih jalanan di kota-kota besar.
Keberadaan kendaraan saat ini dari waktu ke waktu semakin membeludak di berbagai daerah. Lihat saja, anak-anak sekolah kini banyak yang lebih senang mengendarai sepeda motor saat berangkat sekolah. Belum lagi mereka, para karyawan, orang-orang kantoran, guru, juga lebih nyaman berkendara dengan kendaraan pribadi.
Maka, jangan heran bila pemandangan jalan raya di pagi hari tampak begitu padat oleh mereka yang hendak berangkat ke sekolah, kampus, atau ke tempat kerja masing-masing. Di titik-titik tertentu, kemacetan kerap tak terelakkan. Pemandangan serupa juga terjadi ketika jam pulang sekolah atau pulang kerja.
Dalam buku ‘Revolusi Transportasi, #RevoluTrans’ karya Bambang Susantono dijelaskan bahwa tata kota memang sangat berperan menciptakan ruang bertransportasi. Namun, apabila struktur sudah tak memungkinkan ditata ulang, bagaimana cara membenahi transportasi? Ketidakseimbangan tata ruang dan pesatnya pembangunan di berbagai sudut kawasan secara logis menjadi penyebab memadatnya kendaraan, yang kemudian berimbas pada kemacetan panjang. Inilah kenyataan yang akhirnya memaksa penduduk Jakarta “betah” pada kemacetan.
Pertumbuhan kendaraan bermotor sangat perlu dicermati, karena terus “memakan” kebutuhan bakar bakar di perkotaan sebesar 8% sampai 30% PDRB kota, dan tak jarang sebesar APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Belum lagi masalah keselamatan. Sepanjang tahun tingkat kecelakaan di jalan raya masih terus meningkat, baik dalam jumlah maupun tingkat keparahannya (hlm. 6).
Melalui buku ‘Revolusi Transportasi, #RevoluTrans’ (penerbit Gramedia) Bambang Susantono ingin membuka cakrawala Revolusi Transportasi di Indonesia dan juga di kota-kota lain di dunia. Penulis berharap buku ini menjadi awal diskusi bersama, agar transformasi transportasi nantinya tidak hanya menjadi ranah pemerintah, tetapi juga menjadi tugas mulia setiap penggunanya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Tag
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Buku 'Karyawan pun Berhak Kaya', Menambah Penghasilan dengan Berwirausaha
-
Proyek Polder di TB Simatupang Bikin Macet, Dishub DKI Minta Warga Cari Jalan Lain Hingga 15 Desember
-
Ulasan Buku 'Kesuksesan Autentik', Meniti Jalan Sukses dan Makna Hidup
-
Mengajak Anak Gemar Membaca Lewat Buku 'Reading Parenting'
-
Novel Dan Hujan Pun Berhenti, Kisah Mengharukan Hubungan Toksik Anak-Orang Tua
Ulasan
-
Imbas Ulah Lembaga Sensor, Kenikmatan Nonton Film The Red Envelope Jadi Hilang
-
Wisata Air Terjun Lapopu, Disebut-sebut Tertinggi di Sumba
-
Review Lagu Wide Awake: Ajakan Bertahan Saat Dunia Terasa Sedang Runtuh
-
Kisah Anak Pengungsi dari Suriah dalam Novel The Boys at the Back of The Class
-
Manhwa I Became A Tyrant's Chambermaid: Lika-Liku Komedi Bareng Putra Mahkota
Terkini
-
Bad Hair Day? Nggak Lagi! Intip 5 Gaya Rambut Simpel ala Go Min Si
-
Bukan Luffy, Oda Ungkap Karakter Ini Paling Dekat dengan Harta One Piece
-
Sinopsis Mungkin Kita Perlu Waktu, Upaya Sebuah Keluarga Lewati Duka
-
Chappell Roan Lepas Harapan Terbaik Melalui Bait Lagu Good Luck, Babe!
-
7 Drama China Kostum yang Dibintangi Member Rocket Girls 101