Festival Sumonar yang digelar setiap tahun sejak 2019 di Yogyakarta menjadi agenda seni menarik untuk diikuti. Berkesempatan mampir di Sumonar tahun 2023 yang bertajuk Being As Such di Museum Affandi ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagiku.
Berikut 5 alasan aku enggak nyesel mampir ke Sumonar 2023 di Museum Affandi.
1. Tahu Ada Museum Affandi di Yogyakarta
Bagi orang awam seperti aku mungkin hanya tahu Affandi seorang maestro seni lukis dari pelajaran SMP. Tak pernah terpikirkan bahwa ada museum khusus untuk karya Affandi.
Terlebih kalau kita bukan orang asal Daerah Istimewa Yogyakarta. Berkat Jogja Video Mapping Project, sekarang jadi tahu kalau ada Museum Affandi yang berdiri di kota gudeg ini.
2. Hubungan Maestro Seni Affandi dan S. Sudjojono
Pameran video mapping enggak cuma menampilkan karya Affandi saja tetapi juga lukisan milik S.Sudjono. Ternyata dua maestro seni ini memiliki hubungan dekat.
Kendati dekat tetapi mereka memiliki banyak perbedaan khususnya dalam aspek ideologi pemikiran. Sudjojono dikenal memiliki karakter ideologis-nasionalis, sedangkan Affandi merupakan pelukis yang mempunyai karakter ideologos-kosmologis.
Adapun persamaan Affandi dan Sudjojono yakni keduanya merupakan aset seni budaya Indonesia. Mereka memiliki tempat yang sangat baik di wilayah wacana hingga di pasar seni rupa internasional.
3. Menikmati Karya Dua Maestro Seni Lukis dengan Cara Berbeda
Melalui Sumonar 2023 kita bisa menikmati karya Affandi dan S. Sudjojono dalam kolaborasi video mapping dan seni cahaya. Menurutku, cara ini ampuh untuk menarik anak muda untuk mengenal karya seni lokal.
Mereka juga bisa mengekpresikan diri dengan mengambil potret bersama video mapping lukisan dua maestro tersebut.
4. Punya Pengalaman Unik Dilukis Affandi
Lewat instalasi interaktif yang digagas oleh seniman Ismoyo Adhi dan Krisnawanto, aku jadi memiliki pengalaman dilukis oleh Affandi dengan teknik khasnya plothot. Cukup berdiri di depan layar yang telah disediakan, lalu menunggu beberapa detik akan muncul lukisan wajah kita.
5. Menonton Live Performance
Selesai melihat pameran video mapping lukisan dari dua maestro jangan langsung pulang. Pasalnya, ada live performance dari beberapa seniman dan musisi elektronik yang bisa ditonton di sana.
Baca Juga
-
Keputusan Kontroversial Ubisoft terhadap Prince of Persia: The Lost Crown
-
Jadi Detektif, Yuri SNSD Ungkap Latihan Demi Peran di Parole Examiner Lee
-
3 Series Indonesia Tayang November 2024, Seru dan Menegangkan!
-
Duka di Balik Komedi, Ulasan Novel Capslok: Capster Anjlok
-
3 Produk Wardah Crystal Secret Mengandung Arbutin Ampuh Samarkan Noda Hitam
Artikel Terkait
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
-
Waspada! Sesar Opak Aktif, Ini Daerah di Jogja yang Dilaluinya
-
Komunitas GERKATIN DIY: Perjuangan Inklusi dan Kesehatan Mental Teman Tuli
-
Seni Tato di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta: Antara Ekspresi Diri dan Stigma
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
Ulasan
-
Duka di Balik Komedi, Ulasan Novel Capslok: Capster Anjlok
-
Ulasan Novel Persona: Kisah Remaja dalam Menghadapi Ekspektasi Sosial
-
Ulasan Buku High Value Woman: Menjadi Perempuan Berprinsip dan Percaya Diri
-
Perspektif Penyakit dan Perawatan dalam Buku "How to Tell When We Will Die"
-
Ulasan Film Forbidden Dream, Kisah Sejarah Dua Pemimpi Hebat Era Joseon
Terkini
-
Keputusan Kontroversial Ubisoft terhadap Prince of Persia: The Lost Crown
-
Jadi Detektif, Yuri SNSD Ungkap Latihan Demi Peran di Parole Examiner Lee
-
3 Series Indonesia Tayang November 2024, Seru dan Menegangkan!
-
3 Produk Wardah Crystal Secret Mengandung Arbutin Ampuh Samarkan Noda Hitam
-
Winger Jepang Kritik Pedas Kualitas Rumput GBK: Lapangan Tidak Rata