Setelah "Alice in Borderland" dan "One Piece," satu manga kembali diadaptasi ke versi live action, berjudul "Yu Yu Hakusho."
Seri live action "Yu Yu Hakusho" diangkat dari manga berjudul sama karya Yoshihiro Togashi yang terbit pada tahun 1990-1994, dan versi anime-nya dibuat dua tahun setelah manga tersebut diterbitkan.
Yu Yu Hakusho versi live action disutradarai oleh Sho Tsukikawa yang sebelumnya menggarap film "My Little Monster" (2018), dan naskahnya ditulis oleh Tatsuro Mishima yang mengerjakan "Zom 100: Bucket List of the Dead" dan "City Hunter."
Sejumlah aktor muda Jepang seperti Takumi Kitamura, Jun Shison, Kanata Hongo, dan Shuhei Uesugi membintangi seri berdurasi 5 episode ini.
Sinopsis Yu Yu Hakusho bercerita tentang Yusuke Urameshi (Takumi Kitamura), seorang remaja SMA yang terpilih menjadi Detektif Astral dengan tugas memerangi iblis yang mengancam Bumi.
Yusuke, yang terkenal sebagai berandal di sekolah, sebenarnya memiliki hati yang baik dan sering membela korban perundungan. Hanya teman masa kecilnya, Keiko Yukimura (Sei Shiraishi), dan ibunya yang benar-benar mengenal sifat asli Yusuke.
Kisah semakin menarik dengan kemunculan musuh bebuyutan Yusuke, Kazuma Kuwabara (Shuhei Uesugi), yang selalu berusaha menantangnya dalam pertarungan tetapi selalu kalah.
Suatu hari, Yusuke menyelamatkan nyawa seorang anak dari kecelakaan mobil dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Ia menjadi arwah dan menyaksikan tubuhnya yang sekarat. Tiba-tiba, Botan (Kotone Furukawa) muncul dan membawanya ke Dunia Arwah, ia bertemu dengan Koenma (Keita Machida).
Koenma menjelaskan bahwa tindakan heroik Yusuke menyelamatkan anak itu tak terduga, sehingga ia tidak dapat menuju neraka atau surga. Yusuke diberi kesempatan kedua untuk hidup dengan satu syarat: menjadi Detektif Astral.
Setelah pertimbangan yang matang, terutama setelah melihat orang-orang yang ditinggalkannya, Yusuke menerima tawaran tersebut.
Ia kembali ke Bumi dengan misi memerangi iblis yang mengancam dunia manusia, dan di sepanjang perjalanannya, ia membentuk ikatan dengan sahabat-sahabat baru, termasuk mantan musuhnya, Kuwabara, Kuruma (Jun Shison), dan Hiei (Kanata Hongo).
Bersama-sama, Yusuke dan sahabatnya menghadapi tantangan besar, terutama dari musuh utama mereka, Toguro Tua (Kenichi Takito) dan Toguro Muda (Go Ayano).
Sebagai penonton yang tidak membaca manga atau mengikuti versi anime, saya bisa menikmati cerita dan alurnya tanpa kebingungan.
Selain itu, kostum dan riasan di seri ini juga nyaman di mata, meski ditampilkan dalam warna-warna cerah.
Penampilan akting para pemain secara keseluruhan dalam series ini cukup meyakinkan karena mampu memperlihatkan adegan komikal dan emosional yang pas.
Penggunaan visual efek-nya juga terbilang rapi dan meyakinkan, terutama di beberapa bagian seperti 'serangga iblis' atau lubang besar tengah kota. Sementara bagian lain masih cukup kasar, namun tidak terasa mengganggu.
Hal paling seru dari live action ini adalah bagian laga yang disajikan lewat intensitas tinggi, pergerakan kamera yang asyik berpadu dengan practical effect dan visual efek.
Hal yang mengganjal dari Yu Yu Hakusho, bagi saya, adalah jumlah episode yang hanya 5 dengan panjang masing-masing antara 40 sampai 50 menit.
Kurangnya durasi ini berdampak pada beberapa hal yang membuat live action ini terasa tergesa-gesa. Sebagai contoh, ikatan antara Yusuke dan sang pelatih harusnya memiliki dampak emosional, namun keterbatasan waktu membuat hubungan tersebut terasa kurang mendalam. Atau mengapa Koenma selalu ngemut dot bayi tidak dijelaskan sehingga terkesan jadi bumbu atau ditujukan bagi yang membaca manga-nya saja.
Skor untuk Yu Yu Hakusho, 78/100. Seri live action ini menawarkan tontonan yang menghibur, bahkan bagi yang tidak akrab dengan versi originalnya. Adegan aksi dan efek visual yang cukup meyakinkan, memberikan nilai tambah dan membuat betah bagi penonton menyaksikannya.
Serial live action Yu Yu Hakusho tayang di Netflix mulai 14 Desember 2023.
Baca Juga
-
Ulasan Film 'The Zone of Interest', Potret Ganda sang Penjahat Perang
-
Rekomendasi 3 Sinema Mancanegara Buat Penggemar Film 'Siksa Kubur', Berani Nonton?
-
Ulasan Film The Night Eats the World, Kisah Sepi Penyintas Serangan Zombie
-
Review Anime 'Parasyte', Kompleksitas Hubungan Manusia dan Alien
-
Review Film Dokumenter 'Amy', Pergulatan di Balik Ketenaran Amy Winehouse
Artikel Terkait
-
Review Anime 'My Dress-Up Darling', Kisah Unik Wakana di Dunia Cosplay
-
Ulasan Anime Deadman Wonderland, Ujian Ekstrem di Penjara Maut
-
Review Film Losmen Melati, Kisah Para Pelancong yang Menginap Berujung Maut
-
Game GTA Sudah Bisa Dimainkan di Android, Berikut Link Download Resminya
-
Walau Sibuk Kampanye, Anies Masih Bisa Nonton Anime Attack on Titan: Saya Ikuti dari Episode Pertama
Ulasan
-
Drama Diaspora Indonesia dalam Film Ali & Ratu Ratu Queens, Penuh Makna!
-
Ulasan Novel The Butcher's Daughter: Kisah Anak Pedagang Daging di London
-
Buku I'm Not Lazy. I'm On Energy Saving Mode; Pelukan untuk Diri yang Kelelahan
-
The Blanket Cats: Novel Cozy yang Sayangnya Kurang Menyentuh
-
Saat "Bumi Cinta" Naik Layar: Mampukah MD Pictures Menjaga Magisnya?
Terkini
-
Mengenang Diogo Jota, Ternyata sang Pemain Pernah Bertarung dengan Penggawa Garuda
-
4 Cleanser Lokal Kandungan Glycerin, Rahasia Kulit Kenyal dan Terhidrasi!
-
Tips Menguasai Teknik Dasar Futsal: Kunci Bermain Efektif di Lapangan Kecil
-
Lebih Dekat Mengenal Futsal, Lapangan Kecil Penuh Strategi
-
Mauro Zijlstra Selangkah Lagi Bela Indonesia, Naturalisasi Hampir Rampung?