“Wigati” adalah salah satu novel yang membuat saya nostalgia dengan masa kuliah dulu. Mengambil latar pesantren dengan sudut bercerita dari seorang santri melempar ingatan saya saat berada di mahad dulu.
Awalnya, saya mengira buku ini mengisahkan tentang sejarah. Namun seperti kata orang ‘jangan menilai buku dari covernya’, tapi ternyata saya salah.
Karya Khilma Anis setebal 276 halaman ini mengangkat kisah keris dengan beberapa kalimat yang menggunakan Bahasa Jawa. Sehingga kesan kedaerahannya kental sekali. Bagi saya ini tidak masalah karena saya memahami tata bahasa jawa. Namun bagi orang yang tidak paham bahasa daerah yang satu ini tentu kurang nyaman karena harus bolak-balik glosarium.
Alih-alih bahasanya, yang membuat saya tidak terlalu tertarik dengan buku bersampul hijau ini adalah sejarah (keris)nya. Meski awalnya saya mengira ini membosankan, tapi ternyata bab demi babnya cukup pendek sehingga membuat kegiatan membaca ini terasa ringan. Bahkan rasanya ingin terus membalik halaman hingga selesai karena penasaran.
Khilma Anis mampu menyuguhkan sesuatu yang unik dalam buku ini sehingga perpaduan sejarah keris, dinamika pesantren, persahabatan dan kisah asmara, membuat “Wigati” terasa begitu manis.
Sebagai penulis yang pernah mencoba menulis novel sejarah, rasanya sulit sekali untuk menyatukan sejarah keris dengan cerita pesantren. Namun Khilma Aris mampu mengeksekusinya dengan baik.
“Wigati” dikemas dengan begitu rapih. Kalimat-kalimatnya mengalir, mudah dipahami, dan mengena. Sehingga sudut pandang seorang santri biasa, dan budaya pondok yang masih begitu sederhana sungguh terasa ketika membaca kisah ini. Cerita dan adegannya pun sangat dekat dengan kegiatan sehari hari, begitu natural dan terkesan nyata. Sehingga seperti yang saya katakana di awal, rasanya seperti mengenang saat di mahad dulu.
Tak luput pula kisah cinta sebagai bumbu dan pengetahuan yang membuat cerita ini semakin menantang untuk diselesaikan.
Jika kalian menyukai fiksi sejarah dengan latar jawa, saya rasa “Wigati” adalah pilihan yang tepat untuk menemani waktu luangmu. Tertarik untuk membaca buku kedua Khilma Anis ini?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Galau Brutal, Joshua SEVENTEEN Tak Ingin Ditinggal Doi di 'Love Is Gone'
-
Posisi di Futsal, Saat Semua Punya Peluang untuk Unjuk Gigi di Lapangan
-
Teknik Dasar Futsal, Hal yang Harus Kamu Punya untuk Raih Dukungan Satu Tribun
-
Posisi Menentukan Prestasi, Bedah Formasi Futsal saat Berlaga di Lapangan
-
Bestie di Kehidupan Malam, Ini Sinopsis dan Jadwal Tayang Film 'Project Y'
Artikel Terkait
-
Jokowi Teken Keppres Masa Jabat Pimpinan KPK Jadi Lima Tahun, Novel Baswedan Malah Ragu
-
Ulasan Novel 'Love, Hate, and Hocus Pocus': Terperangkap Kutukan Pernikahan
-
Murka Dituding Sogok Pesantren Agar Dukung Prabowo-Gibran, Gus Miftah Sampai Bilang Begini
-
Keabsurdan Cewek Tukang Beser dalam Novel Makhluk Tuhan Paling Katrok!
-
Laskar Santri Target 80% Warga Nahdliyin Dukung Anies-Cak Imin
Ulasan
-
Menilik Dakwah dalam Balutan Fiksi Religi di Novel Harapan di Atas Sajadah
-
Ulasan Novel Akad: Romansa Pesantren yang Manis, Kocak, dan Sarat Makna
-
Pernah Bayangin Hidup Jadi Hewan? 3 Novel China Ini Bahas Reinkarnasi Unik
-
Review Film Believe: Kobaran Cinta Tanah Air
-
Novel The Hen Who Dreamed She Could Fly: Arti Tujuan Hidup dari Seekor Ayam
Terkini
-
Galau Brutal, Joshua SEVENTEEN Tak Ingin Ditinggal Doi di 'Love Is Gone'
-
Biar Makin Jago Main, Yuk Kenali Dulu DNA Asli Futsal!
-
Stray Kids Umumkan Comeback Sekaligus Bagikan Trailer Album Baru 'KARMA'
-
Gaji UMR, Inflasi Gila-gilaan: Mimpi Kemapanan Generasi Z yang Terjegal
-
Kembali Jumpa Irak dan Arab Saudi, Ini Kata Gelandang Timnas, Beckham Putra