Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sam Edy
Gambar Buku 'Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian' (DocPribadi/ Sam Edy)

Sebagaimana telah kita pahami bersama, hidup ini tentu diwarnai dengan suka dan duka. Kadang ada saat-saat di mana kita mengalami beragam hal yang membahagiakan. Terkadang juga mengalami kejadian yang membuat kita bersedih hati. 

Kunci agar kita dapat menjalani hidup ini dengan legawa, tenang, dan tetap bahagia adalah dengan cara tidak berlebih-lebihan saat menyikapi suka dan duka tersebut. 

Kita juga bisa memahami bahwa dalam menjalani hidup, tentunya kita butuh bantuan sesama. Kadang kita butuh hadirnya seseorang untuk membantu memecahkan persoalan kita.

Kadang orang lain yang datang kepada kita untuk meminta bantuan pada kita. Begitulah hidup, harus saling bantu-membantu dalam hal kebaikan.

Hal yang perlu dipahami bersama, pada saat-saat tertentu setiap orang butuh waktu untuk sendiri. Me time, istilahnya. Dalam kesendirian itulah kita bisa merenungi hidup yang selama ini telah dijalani.

Dalam kesendirian itu, kita juga bisa melakukan hobi yang selama ini mungkin tak kita lakukan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.

Intinya saat me time tersebut, ada banyak hal positif yang bisa kita kerjakan dan membuat kita lebih bahagia dan bersemangat melanjutkan hidup.

Desi Anwar dalam bukuApa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian’ (The Art of Solitude) terbitan Gramedia (2020) berpendapat, kesendirian adalah waktu yang tepat untuk menilai kembali hubungan antar-manusia yang sejati dan penting bagi kita.

BACA JUGA: Wigati, Novel Sejarah yang Memadukan Pesantren dan Keris

Oleh karenanya, orang-orang yang kita hargai menerima penghargaan yang layak mereka terima sesuai dengan waktu, perhatian, dan prioritas kita. Inilah orang-orang yang membuat kita sedih atau prihatin seandainya kita kehilangan mereka. 

Saat sedang sendiri, cobalah untuk mengingat siapa saja orang-orang yang layak untuk selalu berada dekat kita dan siapa saja orang-orang yang kehadirannya justru membuat kita merasa kesal atau marah karena sikap dan ucapannya yang menyebalkan, atau hal-hal lainnya.

Pertahankan orang-orang yang memberi kontribusi positif bagi kehidupan kita, sekecil apa pun itu. Dan jangan biarkan orang-orang toksik atau yang memberi aura negatif masuk terlalu jauh ke dalam hidup kita. 

Buku karya Desi Anwar ini berisi kumpulan renungan dan pikiran acak yang ditangkap penulis selama masa pandemi.

Di buku ini ia mencoba menunjukkan bahwa kesendirian bukanlah siksaan atau penderitaan yang harus ditakuti dan dihindari. Apabila dinikmati secara utuh, kesendirian menjadi seni yang mencerahkan sekaligus menyembuhkan. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Sam Edy