Buku "Homo Deus" karya Yuval Noah Harari membawa pembaca pada perjalanan eksplorasi yang mendalam terkait masa depan manusia setelah evolusi yang diuraikan dalam buku sebelumnya yaitu, "Sapiens".
Penulis menggambarkan potensi perubahan drastis yang mungkin terjadi di era modern ini, terutama terkait perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan rekayasa genetika.
Dalam buku ini, Harari mengungkapkan pergeseran fokus dari masalah klasik seperti kelaparan, penyakit menular, dan perang menuju tantangan baru. Misalnya, ia mencatat bahwa jumlah kematian akibat obesitas saat ini melampaui yang disebabkan oleh kelaparan, dan kasus bunuh diri menjadi sorotan penting dalam kajian realitas kontemporer.
Seiring kemajuan teknologi dan bidang kesehatan, umur harapan hidup manusia meningkat, dan kini lebih banyak yang meninggal karena penuaan daripada akibat penyakit menular.
Harari dengan tajam memperhatikan perubahan dinamika ini, yang menciptakan pemahaman baru akan apa yang sekarang dianggap sebagai ancaman utama terhadap kelangsungan hidup.
Pentingnya penemuan teknologi, seperti kecerdasan buatan, tidak hanya memengaruhi aspek kesehatan fisik manusia, tetapi juga merubah dinamika hubungan manusia dengan hewan.
Harari mencatat bagaimana manusia kini memainkan peran yang mirip dengan Tuhan, dengan keputusan tentang melindungi atau membantai hewan-hewan tertentu.
Buku ini juga menggambarkan potensi masa depan, di mana manusia mengabaikan norma dan etika, dan kehilangan kendali atas dirinya.
Dalam kemajuan ilmu pengetahuannya, manusia mungkin menjadi sombong, mendominasi dunia, dan bahkan merasa lebih unggul daripada Tuhan.
Kelebihan buku ini terletak pada kemampuan Harari menyajikan fakta-fakta yang menarik dan relevan secara jelas. Ia berhasil membawa pembaca masuk ke dalam dunianya yang penuh pemikiran mendalam mengenai arah masa depan manusia.
Namun, kekurangan buku ini terletak pada penggunaan istilah-istilah teknis yang mungkin tidak familiar bagi para pembaca. Hal ini dapat menciptakan hambatan pemahaman dan mengurangi daya tarik buku bagi mereka yang tidak terbiasa dengan kosakata khusus dalam bidang tersebut.
Secara keseluruhan, buku "Homo Deus" adalah karya yang mampu membuat pembacanya berpikir, mempertanyakan paradigma hidup, dan membuka diskusi mengenai masa depan umat manusia.
Meskipun tantangannya dalam pemahaman istilah teknis, buku ini tetap memberikan wawasan mendalam tentang dinamika perubahan yang kita alami di era ini.
Baca Juga
-
Review Series Beauty Newby, Adaptasi Minimalis tentang Penerimaan Jati Diri
-
Ulasan Lagu LUCY Snooze: Sebuah Pelukan Hangat di Tengah Penatnya Dunia
-
Review Film A Man and A Woman, Kisah Cinta Terlarang yang Menguras Emosi
-
Berdamai dengan Perasaan Sendiri Lewat Lagu Taeyeon Bertajuk Rain
-
Warung Nayamul: Kuliner Khas Jawa dengan Konsep Prasmanan yang Nyaman
Artikel Terkait
Ulasan
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
Terkini
-
Rekap Perempat Final Indonesia Open 2025: Dua Wakil Indonesia ke Semifinal
-
7 Film Animasi Keluarga yang Seru dan Menghangatkan Hati di Disney+ Hotstar
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3