Akhir-akhir ini, fenomena istilah toxic semakin merajalela dalam percakapan sehari-hari dan mendominasi berbagai platform media sosial.
Istilah ini berasal dari bahasa Inggris yang berarti racun, dan digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi di mana seseorang atau lingkungan dianggap tidak sehat, terutama dalam konteks hubungan interpersonal, baik itu ranah percintaan maupun pertemanan.
Seseorang yang bersifat toxic cenderung menciptakan suasana yang tidak sehat, meracuni hubungan, dan memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan fisik dan mental individu.
Mereka seringkali menunjukkan kecenderungan untuk menilai orang lain secara negatif, sulit merasakan kebahagiaan, dan terperangkap dalam pola pikir yang pesimis.
Tak jarang, hubungan yang terjalin dengan individu toksik dapat berujung pada masalah serius, bahkan bisa menjadi pemicu terjadinya depresi.
Untuk membantu orang memahami dan mengidentifikasi tanda-tanda orang yang mungkin memiliki sifat toxic di sekitar mereka, buku "Tetap Waras di Tengah Orang Toksik" karya Dr. Tim Cantopher hadir sebagai panduan yang berharga.
Buku setebal 296 halaman ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam terkait lingkungan yang toxic, tetapi juga menyajikan berbagai tips praktis untuk menjauhi dari orang-orang atau situasi yang dapat merugikan, dengan harapan menciptakan kehidupan yang lebih damai, tenang, dan berkualitas.
Kelebihan dari buku ini mencakup penjelasan yang sangat rinci mengenai berbagai tipe orang toxic yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Dr. Tim Cantopher tidak hanya memaparkan cara mengidentifikasi orang-orang tersebut, tetapi juga memberikan panduan konkret tentang bagaimana kita dapat menghadapi mereka.
Secara sederhana, buku ini berfungsi sebagai panduan praktis untuk mengelola hubungan dengan individu yang cenderung egois.
Buku ini tidak hanya menguraikan materi dengan detail, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai tips bermanfaat, termasuk strategi memperbaiki diri sendiri jika kita menyadari adanya sifat toxic dalam diri kita sendiri. Gaya narasi yang mudah dipahami membuat materi yang kompleks menjadi lebih mudah diakses oleh pembaca.
Namun, tidak dapat diabaikan bahwa buku ini memiliki kekurangan, terutama dalam hal pengulangan materi yang cukup banyak. Pengulangan tersebut meskipun menguatkan poin-poin utama, dapat terasa melelahkan bagi pembaca yang mencari variasi dalam narasi.
Meski begitu, buku ini tetap menjadi sebuah sumber wawasan bagi mereka yang ingin mendalami pemahaman dan penenangan terhadap hubungan dengan individu toksik dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
-
Ulasan Buku The Art of Stoicism, Misi Pencarian Makna tentang Kehidupan
-
Fenomena Job Hugging, Tanda Loyalitas atau Karier Stagnan?
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Buku Walau Jomblo Tetap Produktif: Menjadi Single Berkualitas dan Berprestasi
-
Kontroversial dan Bikin Naik Darah! Film Ozora Sukses Mengaduk Emosi
-
Ulasan Buku "What i Ate in One Year", Kuliner Dunia Yang Menakjubkan
-
Review Film Now You See Me: Now You Don't, Kritik Tajam ke Dunia Korup
-
Perjuangan Melawan Kemiskinan dan Tradisi Kaku dalam Novel Bertajuk Kemarau
Terkini
-
Anime Kaguya-sama: Love Is War Siap Hadirkan Episode Spesial di Akhir Tahun
-
Meski Sudah Berpisah, Erika Carlina Tetap Rayakan Ulang Tahun DJ Bravy
-
Getaran Bumi Terasa, Toph Beifong Akhirnya Muncul di Teaser Avatar Season 2!
-
Teknologi 5G: Mengubah Cara Kita Berkomunikasi dan Berinteraksi
-
Kabar Putus dengan Dearly Joshua Mencuat, Ari Lasso Umumkan Hiatus Medsos?