Bagi Masyarakat sekitar Yogyakarta, Pantai Parangkusumo jauh mempunyai nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan Parangtritis. Banyak hal-hal yang bersifat mistis ada di pantai ini.
Secara letak, Pantai Parangkusumo bersebelahan dengan Pantai Parangtritis. Sehingga kalau kita berjalan ke arah timur, kita sudah masuk wilayah Pantai Parangtritis, tidak ada pagar yang memisahkan.
Keberadaan mistis yang ada di Pantai Parangkusumo sangat berkaitan erat dengan Keraton Yogyakarta. Berbagai ritual penting termasuk labuhan dilakukan di pantai ini. Sehingga pada tanggal 1 Sura atau Muharram, pantai ini menjadi pusat kegiatan ritual kraton.
Bagi masyarakat umum kegiatan ritual secara perorangan ataupun kelompok pun kerap terjadi. Biasanya mereka melakukan kegiatan tersebut pada malam Selasa Kliwon ataupun Jumat Kliwon. Ritual yang dilakukan pun beragam.
Satu situs yang paling menarik di Pantai Parangkusumo adalah Batu Cepuri. Menurut Widodo, salah seorang juru kunci Cepuri diyakini sebagai pintu masuk ke Keraton Kidul.
“Cepuri Parangkusumo itu dipercaya sebagai pintu gerbang menuju Keraton Kidul,” ungkap Widodo. Keraton Kidul adalah sebutan untuk istana Ratu Kidul.
Dalam keyakinan Masyarakat Yogyakarta, Batu Cepuri adalah tempat pertemuan antara Panembahan Senopati, raja pertama Kerajaan Mataram Islam dengan Ratu Kidul. Batu sebelah utara yang lebih besar merupakan tempat duduk Ratu Kidul, sedangkan batu sebelah Selatan tempat duduk Panembahan Senopati.
Cepuri Parangkusumo sendiri adalah bangunan berwujud pagar keliling yang berwarna putih. Di dalamnya terdapat 2 gundukan batu. Batu hitam yang besar dinamakan Selo Ageng, sedangkan yang kecil dinamakan Selo Sengker. Kedua batu itu dinamakan Watu Gilang oleh Masyarakat setempat.
Panembahan Senopati yang saat itu masih bernama Danang Sutawijaya tengah semedi untuk menambah kesaktiannya.
Dalam situasi tersebut, secara mendadak terjadi badai yang merusak pantai. Hal ini mendorong keluarnya Ratu Kidul. Singkat cerita terjadi dialog antara keduanya, hingga tercipta sebuah ‘kontrak politik’ dengan Ratu Kidul. Kontrak itu adalah kontrak pendirian Kerajaan Mataram Islam.
Kejadian inilah yang menjadi cikal bakal munculnya batu Cepuri tersebut. Berkaitan dengan kesakralan tempat tersebut, maka tidak mengherankan kerap tercium bau kemenyan atau bunga di sekitar tempat tersebut. Kemenyan dan bunga tersebut digunakan saat oranf-orang melakukan ritual.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Sama-sama Bertanding Malam Ini, Timnas Indonesia dengan Malaysia Beda Level
-
Gigit Jari! Indonesia Open 2025 Buktikan Bulutangkis Indonesia Merosot Tajam?
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
3 Hal yang Membuat Prestasi Timnas Indonesia U-17 Layak Mendapat Apresiasi
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
Artikel Terkait
-
5 Potret Kebersamaan Kahiyang Ayu Dengan Anak-Anak, Lebih Pilih Jadi Ibu Rumah Tangga Dibandingkan Politik
-
5 Potret Terkini Panembahan Al Nahyan Anak Kahiyang Ayu, Ketua Medan Makin Lucu dan Menggemaskan!
-
Diikuti 10 Ribu Orang, Tari Montro Kolosal di Bantul Pecahkan Rekor MURI
-
Momen Panembahan Al Nahyan Mengawal Presiden Jokowi Saat Main ke Mall di Medan Bikin Gemas
-
Dua Peramal Ini Sebut Video Syur Mirip Rebecca Asli, Masih Ada Lanjutannya
Ulasan
-
Goa Lalay, Pesona Area Tambang yang Disulap Jadi Tempat Wisata Kekinian
-
Menelusuri Makna Sindiran Halus Lewat Lagu Billie Eilish Bertajuk Bad Guy
-
Taman Wisata Lembah Wilis, Rasakan Sensasi Berenang dengan View Alam yang Cantik
-
Ulasan Novel I Will Blossom Anyway: Antara Keluarga dan Kebebasan Diri
-
Cerita Tentang Kutukan Keluarga dan Sihir Tua di Novel a Pinch of Magic
Terkini
-
4 Tampilan Sederhana Joy Red Velvet untuk Ide Gaya Harianmu
-
Karel Mainaky Ungkap Evaluasi Pasangan Apri/Febi, Ada Progres Positif
-
Sinopsis The First Night with the Duke, Bertemu Taecyeon di Dunia Novel
-
Piala Presiden 2025 Gunakan Formula Berbeda, Momentum Cari Bintang Baru?
-
4 Inspirasi Gaya Harian Manly ala Kai EXO yang Simpel tapi Menawan!